Konferensi Pemuda Indonesia untuk Gaza Palestina di Bandung, Dihadiri 580 Peserta dari 162 Organisasi

10 hours ago 4

Liputan6.com, Bandung - Kota Bandung menjadi tuan rumah Konferensi Pemuda Indonesia untuk Gaza Palestina, Sabtu, 12 Juni 2025. Sebanyak 580 peserta dari 162 organisasi tercatat hadir di tempat bersejarah Gedung Merdeka

Kegiatan tersebut menjadi bagian penanda peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA), digagas sebagai momentum untuk menghidupkan kembali semangat Dasa Sila Bandung.

Dalam keterangan persnya, Ketua Pelaksana, Luthfie Maula Alfianto menyampaikan, konferensi ini lahir dari kegelisahan pemuda terhadap situasi kemanusiaan di Gaza.

“Sejak Oktober 2023 kita melihat genosida terus terjadi. Banyak dari kita merasa tak punya kuasa. Tapi sejarah KAA membuktikan negara lemah pun bisa membuat gebrakan. Ini yang ingin kami hidupkan,” katanya.

Luthfie mengungkapkan, konferensi ini merupakan hasil dari empat fase kegiatan, dimulai dari sayembara ide, kurasi, FGD pra-konferensi, hingga puncak konferensi yang menghasilkan tujuh actionable solution untuk mendukung perjuangan Palestina. 

“Konferensi ini bukan akhir, tapi langkah awal menuju aksi nyata,” tegasnya.

Konferensi turut dihadiri Ketua BKSAP DPR RI, Mardani Ali Sera, yang menyebut, DPR RI menjadi rumah perjuangan Palestina. Ia mengapresiasi gerakan pemuda yang dinilai sangat strategis dalam memperkuat solidaritas internasional. 

“Kekuatan pemuda adalah kekuatan perubahan. Kita harus konsisten menyuarakan kebenaran di tengah dunia yang penuh kompromi,” ucapnya.

Bandung dan Solidaritas Internasional

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengatakan, konferensi ini sebagai bukti bahwa Bandung tetap menjadi jantung solidaritas global. 

"Kota Bandung akan terus menjadi kota yang akomodatif terhadap perjuangan kemerdekaan dan perdamaian, termasuk bagi Palestina. Kita tidak akan pernah berhenti menyuarakannya," ujar Farhan. 

Farhan juga menyinggung pentingnya menjaga semangat Dasa Sila Bandung yang menghormati kemerdekaan dan kedaulatan bangsa-bangsa. 

“Istilah merdeka dalam bahasa kita punya makna yang sangat dalam, turunan dari kata Mahardhika dalam bahasa Sanskerta. Itu menunjukkan bahwa kita memahami makna kemerdekaan secara kultural dan historis,” katanya.

Untuk itu, Farhan mengajak para pemuda untuk menjadi pelanjut semangat KAA. 

“Apa yang kita lakukan hari ini adalah bentuk pelunasan janji kepada Palestina. Kita belum benar-benar selesai, selama satu negara sahabat belum merdeka,” ujarnya. “Ini bukan hanya soal mengenang sejarah. Ini soal melanjutkan janji kemerdekaan yang kita buat 70 tahun lalu, dan sampai sekarang belum kita tunaikan kepada Palestina,” ungkap Farhan.

Ia mengingatkan kembali, Bandung dipilih menjadi tuan rumah KAA 1955 karena tekad dan kemampuan untuk menghimpun kekuatan dunia baru pasca-perang dunia.

“Tekad para pendiri bangsa waktu itu bukan tekad kaleng-kaleng. Dan kita, para pemuda hari ini, punya tanggung jawab untuk menjaganya tetap hidup,” ungkapnya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |