Kisah Kemiskinan di Depok: Juru Parkir Pasrah Tinggal di Rumah Rawan Ambruk

23 hours ago 7

Liputan6.com, Depok - Sejumlah rumah tampak berdiri kokoh di Kavling Arafat RT6/12, Cilangkap, Tapos, Depok. Namun di antara rumah-rumah tersebut, terselip satu rumah nyaris ambruk pada bagian atapnya yang luput dari perhatian pemerintah setempat.

Ya, rumah milik Abdul Firman kondisinya cukup memprihatinkan dibandingkan dengan kondisi bangunan rumah di sekitarnya. Liputan6.com mencoba menyambangi rumah Firman.

“Ya, banyak yang datang mengira rumah kami tidak rusak, karena posisinya ada di belakang, sedangkan orang hanya melihat rumah yang ada di depan rumah saya,” ujar Firman saat menyambut kedatangan Liputan6.com, Senin (13/10/2025).

Sambil mempersilakan duduk, Firman menceritakan kondisi rumahnya yang dibelinya beberapa tahun lalu. Kurang lebih 15 tahun lalu, kondisi rumah Firman secara perlahan mulai mengalami kerusakan pada bagian atapnya.

“Kerusakan karena hujan rapuh kan, udah gitu dari hewan liar kayak kucing piaran juga banyak lewat (atap), loncat ke asbes,” terang Firman.

Dari sejumlah faktor alam dan hewan liar, menjadi dalang penyebab kerusakan pada asbes atap rumah Firman. Selain itu, bocoran air hujan melemahkan kayu penyangga atap rumah menjadi rapuh.

“Awalnya rumah ini kan saya beli berupa paviliun, lalu saya kumpulkan uang untuk bagian depan, sehingga menjadi rumah seperti sekarang,” ucap Firman.

Masih teringat di benak Firman, rumah yang ditinggali bersama istri dan empat anaknya mulai mengalami kerusakan parah pada 2020. Satu persatu bagian atap rumah mulai rusak dan mengalami kebocoran.

Bahkan saat hujan, Firman harus berlarian ke rumahnya untuk menyelamatkan sejumlah barang dari air hujan. Mengingat, rumah Firman kerap mengalami kebocoran saat hujan dengan intensitas ringan maupun berat.

“Kalau hujan saya langsung pulang karena teringat rumah yang kerap bocor karena atap rumah bagian atas sudah rusak,” kata pria yang bekerja sebagai juru parkir di sebuah minimarket.

Tabungan Tak Cukup

Firman telah berusaha untuk menyisihkan sebagian uang hasil dari juru parkir. Namun mengingat kebutuhan cukup besar, maka asa untuk memperbaiki rumah harus kalah dengan kejamnya kebutuhan hidup di era modern seperti sekarang.

“Saya sudah coba menyisihkan uang untuk memperbaiki rumah, namun anak butuh sekolah dan makan, jadi uang itu digunakan untuk makan dan sangu anak sekolah,” ungkap Firman.

Liputan6.com melihat dari raut wajah Firman dengan usia yang sudah tidak lagi muda, menyimpan sejumlah asa untuk membahagiakan keluarganya. Namun kerasnya hidup hanya kepasrahan dan upaya yang menguatkan Firman dan keluarganya tinggal dengan kondisi atap rumah yang rusak.

“Kalau hujan, pernah banjir setinggi 10 sentimeter, saya harus buangin air yang menggenangi rumah bersama anak saya yang pria,” tutur Firman.

saat terjadi hujan pada malam hari, Firman dan anak pertamanya yang pria, harus berjibaku membuang air menetes dari atap rumah sampai ke lantai dalam rumah.

“Anak saya yang kecil saya suruh tidur, tiga anak saya lainnya bantuin buangin air pada basah-basahan, lalu istri dan anak saya yang perempuan saya suruh istirahat kasian pasti capek,” kata Firman.

Sejauh mata memandang, Liputan6.com melihat rumah Firman jauh dikatakan layak. Terdapat dua ruangan yang bisa dijadikan kamar dan ruangan lainnya berupa dapur yang bersebelahan dengan kamar mandi.

Untuk kamar, kondisinya sudah tidak layak karena bagian atap kamar telah hancur, serta bagian temboknya terdapat bekas air yang meresap sehingga menimbulkan bercak. Tidak jauh berbeda dengan kondisi dapur dan kamar mandi, sudah tidak layak untuk digunakan.

“Kamar kalau dipakai untuk tidur, khawatir saat hujan malam hari, tiba-tiba ambruk saat hujan, jadi pada kumpul di bagian depan rumah,” kata Firman saat menunjukan sejumlah barang yang menumpuk.

Firman mengaku sudah mengajukan bantuan perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dari Pemerintah Kota Depok. Pengajuan sudah dilakukan pada 2024 sampai 2025 namun tidak bantuan tidak kunjung didapatinya.

“Katanya 2024 dan 2025 sudah tutup, ada lagi 2026 itu pasti lama lagi sedangkan kondisi rumah saya sudah seperti ini,” ujar Firman sambil sesekali merapikan pakaian yang menumpuk.

Firman hanya dapat pasrah dan dukungan dari anak dan istri menjadi penguat Firman bertahan di rumah yang mengalami kerusakan mencapai 80 persen.

“Kekuatannya hanya doa dan puasa yang dijalani anak dan istri saya, itu kekuatan saya sekarang,” terang Firman.

Firman mengaku, beberapa hari lalu kondisi rumahnya sempat dilihat langsung Lurah Cilangkap, Galih Catur Prasatya. Bahkan, lurah dan Camat setempat berjanji akan berusaha melaporkan kondisi rumah Firman kepada dinas terkait untuk segera dilakukan perbaikan.

“Semoga saja Pemerintah Kota Depok dapat membantu warganya yang perlu mendapatkan bantuan, salah satunya seperti saya,” tutur Firman.

Kata Lurah Cilangkap

Liputan6.com berusaha menemui Lurah Cilangkap, Galih Catur Prasatya di kantornya yang berjarak beberapa ratus meter dari rumah milik Firman.

Galih mengatakan, kondisi rumah Firman sudah dilaporkannya langsung kepada Wali Kota Depok, Supian Suri. Bahkan Galih datang ke rumah Firman untuk melihat langsung dan mendokumentasikan kondisi rumah, usai dilaporkan dari Karang Taruna Cilangkap.

“Sudah saya laporkan, ya memang kondisinya sudah mengkhawatirkan untuk ditinggali,” ujar Galih yang menjabat Lurah Cilangkap sejak beberapa bulan lalu.

Galih melihat kondisi rumah Firman layak untuk mendapatkan bantuan perbaikan dari Pemerintah Kota Depok. Namun Galih belum mengetahui pastis sumber dana bantuan perbaikan rumah milik Firman.

“Untuk sumber dana kami belum mengetahui jelas, namun saya selaku Lurah sudah melakukan koordinasi dan memberikan laporan kepada Camat dan Wali Kota Depok. Alhamdulillah sudah ada respon (Wali Kota Depok),” pungkas Galih.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |