Farhan Mau Penerbangan Komersil Bandara Husein Sastranegara Dibuka Lagi: Kalau ke Kertajati Makan Waktu

1 hour ago 1

Liputan6.com, Jakarta Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, berencana mengoperasikan kembali Bandara Husein Sastranegara untuk penerbangan komersil. Khususnya untuk rute penerbangan internasional.

Sejak bandara itu ditutup untuk penerbangan komersil, Bandung terancam kehilangan 800 ribu wisatawan. Kondisi itu menjadi salah satu penghambat kemajuan pariwisata Kota Bandung setiap tahunnya karena aksesibilitas merupakan kunci utama daya tarik pariwisata Bandung.

"Wisatawan tentu lebih nyaman dengan bandara yang dekat pusat kota. Kalau harus ke Kertajati, itu memakan waktu dan biaya lebih. Maka Husein punya nilai strategis," ujarnya ditulis Bandung, Kamis (18/9/2025).

Gencarkan Event

Farhan mengatakan selain memperjuangkan bandara Husein Sastranegara dibuka kembali untuk umum, pemerintah kota juga gencar menggelar berbagai event untuk menjaga kunjungan wisatawan tetap tinggi.

Menurutnya, data kunjungan wisatawan di Bandung melonjak pada triwulan II 2025, terutama setelah sejumlah acara digelar pascaLebaran.

"Dari data, setiap event bisa mendatangkan ribuan wisatawan. Sekitar 70 persen di antaranya dari luar Bandung, dan 40 persen pasti menginap. Itu artinya perputaran ekonomi besar," kata Farhan.

Berbagai Event Gerakkan Ekonomi

Seluruh event tersebut, kata Farhan, bukan sekadar hiburan. Melainkan penggerak ekonomi yang melibatkan berbagai sektor, mulai dari perhotelan, restoran, transportasi, hingga UMKM.

"Orang sering tanya kenapa saya gencar dukung event seperti Pocari Run. Jawabannya jelas, event mendatangkan wisatawan, menciptakan lapangan kerja, dan menghidupkan ekonomi,” papar Farhan.

Pernyataan Farhan ini mendapat dukungan dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat dan para pelaku pariwisata.

Mereka menilai, selain event, pembukaan kembali Bandara Husein untuk rute internasional akan menjadi langkah strategis untuk mengembalikan kejayaan pariwisata Kota Bandung.

Okupansi Hotel di Bandung

Sementara itu Ketua Badan Pimpinan Daerah (BPD) PHRI Jawa Barat, Dodi Ahmad Sofiandi menuturkan, tingkat hunian (okupansi) hotel di Kota Bandung kini berada di atas rata-rata Jawa Barat.

Rerata okupansi di Bandung sebesar 50 persen. Hotel bintang 4–5 di pusat kota bisa 60–65 persen, tapi di pinggiran hanya 30–40 persen. Sementara rerata di Jawa Barat hanya 41 persen. "Bandung lebih tinggi karena banyak kegiatan," jelas Dodi.

Meski demikian Dodi menyebut, dari sisi revenue atau pendapatan, seluruh hotel di Bandung belum sepenuhnya pulih.

Salah satu penyebab utamanya adalah sektor MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang masih belum maksimal pasca-pandemi.

"Secara okupansi tidak drop jauh, tapi revenue memang turun. MICE belum maksimal, meski hotel bintang dua dan tiga sudah mulai bergerak berkat dukungan pemerintah kota," jelas Dodi.

Sedangkan Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Bandung, Arief Bonafianto mengatakan, untuk mendorong sektor pariwisata tetap bergairah, PHRI bersama pelaku usaha hotel dan restoran aktif mendukung berbagai acara di Kota Bandung.

"Kami sering memberi diskon khusus untuk event agar lebih menarik. Ini langkah kecil yang bisa membantu perputaran ekonomi. Tapi tentu kami berharap ada kebijakan yang lebih mendukung dari pemerintah," kata Arief.

Arief mencontohkan, perlunya kelonggaran dalam regulasi, termasuk penyesuaian kewajiban PP1 serta tambahan anggaran untuk kegiatan pariwisata.

"Event-event besar jelas mendatangkan wisatawan, tapi tanpa dukungan anggaran yang memadai, upaya promosi pariwisata tidak bisa maksimal," ujar Arief.

Meski demikian, Arief menyampaikan apresiasinya terhadap Pemkot Bandung yang dinilai cukup aktif menciptakan berbagai kegiatan.

"PHRI siap mendukung penuh, karena kunci pariwisata itu event. Selama event terjaga, okupansi akan ikut terdongkrak," kata Arief.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |