Pertama Kalinya Istri Diplomat Kemlu Arya Daru Muncul ke Publik, Begini Katanya

2 weeks ago 22

Liputan6.com, Yogya - Istri almarhum Arya Daru Pangayunan, Diplomat Kemlu yang tewas dengan kepala terbungkus di indekosnya, Meta Ayu Puspitantri meminta semua pihak untuk tidak lagi menyebar isu dan memframing suaminya negatif. Mewakili keluarga, dirinya meminta sekali lagi kasus dapat selesai dengan baik, jujur dan transparan.

Untuk pertama kalinya Vita, panggilan Meta Ayu tampil ke publik setelah kematian suaminya yang misterius pada 8 Juli 2025. Bersama ibu kandung dan keduanya mertuanya, Vita menghadiri jumpa pers yang berlangsung pada Sabtu (27/9/2025) petang di Kotagede, Kota Yogyakarta.

“Ada bagian dari kehidupan saya yang hilang setelah kepergian Mas Daru. Beliau sudah menjadi bagian saya sejak kami berusia 10 tahun dari masa SD, SMP, SMA dan menikah. Kami bersahabat, selalu kompak,” katanya memulai speak up.

Dalam menjalani kehidupan bersama, baik masih pacaran sampai menikah. Vita mengaku bagi banyak orang kehidupan mereka datar dan membosankan. Tidak pernah ada konflik dan segala kedataran kehidupan itu bersama dengan kedua anaknya dinilai sangat menyenangkan.

“Mas Daru itu adalah orang yang paling baik yang pernah saya kenal. Bukan karena saya sebagai istrinya. Karena beliau itu adalah pendengar yang baik, beliau sering memberikan solusi, yang itu menenangkan,” tuturnya.

Almarhum Daru juga, menurut Vita, mampu menjaga amarah sehingga dirinya mengaku banyak belajar kesabaran darinya. Daru menurutnya selalu menjaga lisan untuk tidak menyakiti orang lain dan fakta itu tidak akan berubah sampai kapanpun.

Titip Pesan ke Kapolri

Kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo maupun Menteri Luar Negeri Tito Karnavian, Vita hanya bisa berharap serta memohon kasus ini dapat selesai dengan baik, jujur dan transpraran.

“Saya masih percaya, Allah menciptakan hati nurani di dalam hati masing-masing orang. Hakikatnya Allah menciptakan hati nurani di hati masing-masing orang. Saya mewakili diri saya, keluarga dan anak-anak berharap semoga hati nurani tersebut tidak sepenuhnya dihilangkan karena itu berarti menghilangkan apa yang sudah diciptakan Allah,” ucap Vita.

Di akhir pernyataannya, Vita sekali lagi memohon jangan ada lagi kabar-kabar tentang almarhum suaminya Daru dengan framing-framing negatif.

Ibu mertua Daru, Mukitari menjelaskan kenapa baru sekarang putrinya berani tampil ke publik. Baginya penguatan psikologi dan proses penguatan agar Vita tidak lagi bersedih adalah sesuatu yang penting dilakukan.

“Saya sangat shock mengetahu Daru seperti ini. Saya harus membuat anak saya kuat. Saya harus mengingatkan anak saya bahwa almarhum suaminya tidak ingin melihatnya menangis,” katanya.

Baginya, selain sosok yang mampu membuat tertawa banyak orang. Daru adalah sosok yang memperhatikan keluarga dan kebersihan. Menurutnya kebiasaannya adalah selalu membersihkan mobil meski tengah malam agar bisa digunakan keluarganya.

Misteri dan Clue yang Ditinggalkan

Kuasa hukum keluarga almarhum diplomat Arya Daru Pangayunan, Nicholay Aprilindo menyatakan selain amplop coklat berisikan styrofoam dengan tiga simbol. Ada teror-teror lain yang dilakukan pihak bertujuan membuat keluarga takut.

“Pertama adalah teror amplop coklat yang diterima usai tahlil pada 9 Juli pukul 21.00 WIB yang berisikan tiga simbol berupa hati, bintang dan bunga kamboja terbuat dari sterofoam,” kata Nicholay saat mendampingi istri almarhum Daru speak up untuk pertama kalinya pada Sabtu (27/9/2025) di Kotagede, Kota Yogyakarta.

Terror kedua, terjadi pada 27 Juli dimana keluarga mendapati makam almarhum Daru yang ditemukan tewas terlilit lakban di kamarnya di Jakarta Pusat sudah dalam kondisi diacak-acak.

Kemudian pada September ini, keluarga mendapati kembali makam almarhum ditaburi bunga mawar merah yang membentuk garis.

“Itulah beberapa teror yang dialami keluarga. Ini adalah suatu clue atau pesan, yang bagi saya satu pesan dari pihak tertentu pada pihak keluarga istri,orang tua almarhum agar takut,” ucapnya.

Saat ini Nicholay menegaskan pihak keluarga, mulai dari istri, anak, orang tua dan mertua almarhum Daru sudah didatangi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan sudah masuk dalam daftar perlindungan.

Sebagai kuasa hukum pihaknya juga sudah melakukan langkah-langkah hukum dengan menyurati Kapolri yang ditembuskan ke Menteri Luar Negeri, dan beberapa Komisi di DPR RI seperti komisi I, komisi III serta komisi XIII.

Dari Kementerian Luar Negeri, Nicholay menegaskan, pihaknya mendapatkan tanggapan positif. Menurutnya, hal ini wajar karena Kemenlu memiliki kepentingan atas peristiwa misterius meninggalnya satu diplomat muda mereka. Kehadiran pengacara dinilai akan membantu kasus ini segera terungkap.

“Kami juga mendapatkan surat dari Mabes Polri yang mendisposisikan kepada Bareskrim untuk memberikan antesi kepada Polda Metro Jaya untuk menindaklanjuti aduan masyarakat terkait kematian Daru,” terangnya.

Tapi sebagai kuasa hukum, dirinya sangat berharap pengungkapan kasus ini ditangani Mabes Polri agar lebih komprehensif. Dirinya memastikan asistensi itu diberikan Bareskrim Polri.

“Kami melihat segala bukti-bukti harus diungkap seterang cahaya. Kami meyakini dalam peristiwa ini tidak ada kejahatan yang sempurna dan kami sudah melakukan berbagai upaya hukum. Termasuk meminta agar tidak lagi mengkabarkan almarhum dengan framing negatif,” tegasnya.

Nicholay sendiri memaparkan penyebutan kata-kata ‘privasi’ dalam penjelasan kasus kematian misterius Daru sangat mem framing negatif almarhum. Dia juga mengkabarkan, istri dan pihak keluarga besar Daru pada 30 September besok diundang untuk menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi XIII DPR RI yang membidangi Hak Asasi Manusia (HAM).

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |