Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada periode 23-26 Juni 2025. Analis menilai, koreksi IHSG tersebut didorong sentimen global terutama kondisi geopolitik di Timur Tengah.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (27/6/2025), IHSG turun 0,14% ke posisi 6.897,40 pada pekan ini. Penurunan IHSG ini lebih kecil dibandingkan pekan lalu. Saat itu, IHSG anjlok 3,6% ke posisi 6.907,13.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan, IHSG melemah 0,14% dan masih didominasi oleh tekanan jual, tetapi koreksinya masih tertahan oleh Moving Average (MA)20 weekly. Herditya mengatakan, pergerakan IHSG didorong sejumlah faktor. Pertama, Konflik Timur Tengah yang saat ini dapat dikatakan relatif mereda. Kedua, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat, sehingga selama pekan ini Rupiah cenderung menguat.
“Ketiga, melemahnya harga komoditas dunia, dari minyak mentah dan emas seiring dengan meredanya konflik,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Kapitalisasi pasar turun tipis 0,01% menjadi Rp 12.098 triliun dari pekan lalu Rp 12.099 triliun. Rata-rata frekuensi transaksi harian anjlok 8,68% menjadi 1,19 juta kali transaksi dari 1,30 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Kemudian rata-rata volume transaksi harian bursa anjlok 9,3% menjadi 22,13 miliar saham dari 24,41 miliar saham pada pekan lalu.
Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian BEI anjlok 12,35% menjadi Rp 13,15 triliun dari Rp 15 triliun pada pekan sebelumnya. Selama sepekan, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 112,61 miliar. Aksi jual saham ini lebih kecil dari pekan lalu yang mencapai Rp 4,51 triliun.
IHSG Turun 3,6% Pekan Ini 16-20 Juni 2025, Berikut Penyebabnya
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meninggalkan posisi selama sepekan, tepatnya pada 16-20 Juni 2025. IHSG turun selama sepekan didorong sentimen global.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (21/6/2025), IHSG turun 3,61% ke posisi 6.907,13. Kondisi ini berbeda dari pekan lalu. IHSG bertambah 0,74% ke posisi 7.166,06.
IHSG yang turun tajam ini bukan tanpa alasan. Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana memaparkan, penyebab IHSG turun 3,61% yang juga diikuti tekanan jual selama sepekan. IHSG yang merosot itu dipicu sejumlah faktor. Pertama, memanasnya konflik geopolitik di Timur Tengah. Kedua, kenaikan harga komoditas minyak mentah. Ketiga, langkah bank sentral yang menahan suku bunga acuan mulai dari Bank Indonesia, the Federal Reserve (the Fed), hingga Bank Sentral China.
"Keempat, the Fed yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS menjadi 1,4%,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Selama sepekan investor asing juga melakukan aksi jual saham yang signifikan sehingga tekan IHSG. Investor asing melakukan aksi jual saham Rp 4,5 triliun.Pada pekan lalu, investor asing masih beli saham Rp 1,30 triliun.
Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian juga lesu selama sepekan. Rata-rata nilai transaksi harian melemah 7,63% menjadi Rp 15,01 triliun dari pekan lalu Rp 16,24 triliun.
Kemudian, rata-rata frekuensi transaksi harian turun 8,15% menjadi 1,31 juta kali transaksi dari 1,42 juta kali transaksi pada pekan lalu. Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian bursa pekan ini susut 13% menjadi 24,41 miliar saham dari 28,05 miliar saham pada pekan sebelumnya
Perubahan Aturan Waran Terstruktur
Pada Mei 2025, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menerbitkan perubahan Peraturan I-P tentang Pencatatan Waran Terstruktur di Bursa.
Salah satu poin penting dari perubahan ini adalah perluasan saham yang dapat dijadikan underlying. Sebelumnya saham yang dijadikan underlying hanya terbatas pada saham-saham dalam indeks IDX30, kini mencakup saham-saham dalam indeks IDX80.
Langkah ini membuka peluang bagi penerbit untuk menghadirkan variasi produk waran terstruktur yang lebih beragam, sekaligus memberikan lebih banyak pilihan instrumen investasi bagi investor di pasar modal. Sampai dengan 20 Juni 2025 sudah terdapat 4 waran terstruktur yang menggunakan saham indeks IDX80 di luar saham indeks IDX30 (EMTK, BRIS, PNLF, dan BRMS).