Liputan6.com, Jakarta - Emiten konstruksi pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) melaporkan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,17 triliun pada kuartal III 2025.
Nilai tersebut meningkat dibandingkan rugi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 3 triliun.
Melansir laporan keuangan Perseroan pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (15/10/2025), penurunan kinerja ini disebabkan oleh melemahnya pendapatan usaha hingga Rp 5,28 triliun per akhir September 2025, dibandingkan Rp 6,78 triliun pada periode sama 2024.
Beban pokok pendapatan perusahaan juga turun menjadi Rp 4,30 triliun dari sebelumnya Rp 5,78 triliun. Dengan demikian, laba kotor Waskita tercatat sebesar Rp 979,9 miliar hingga September 2025, sedikit lebih rendah dibandingkan Rp995,1 miliar pada tahun sebelumnya.
Perusahaan juga mencatat sejumlah beban, di antaranya beban penjualan sebesar Rp 86 miliar, beban umum dan administrasi Rp 1 triliun, beban non-contributing plan Rp 19,08 miliar, beban pajak final Rp95,3 miliar, serta beban lain-lain bersih sebesar Rp 638,8 miliar.
Di sisi lain, Waskita memperoleh pendapatan bunga sebesar Rp 421,4 miliar dan keuntungan selisih kurs bersih Rp 26,9 miliar. Namun, secara keseluruhan, perseroan membukukan rugi sebelum bagian laba entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp 413,2 miliar, padahal pada tahun sebelumnya masih mencatat laba Rp189,8 miliar.
Setelah memperhitungkan beban keuangan sebesar Rp 2,8 triliun dan rugi bersih dari entitas asosiasi serta ventura bersama sebesar Rp 328,3 miliar, total rugi sebelum pajak mencapai Rp 3,57 triliun.
Usai dikurangi beban pajak penghasilan sebesar Rp 3,11 miliar, rugi periode berjalan per September 2025 tercatat sebesar Rp 3,58 triliun. Adapun total aset perseroan menurun menjadi Rp 71,9 triliun dibandingkan posisi akhir 2024 yang mencapai Rp 77,1 triliun.
Emiten WSKT Siapkan Kerjakan Proyek di Arab Saudi
Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Planning and Development Co Ltd (PLADCO) untuk menangkap peluang pengerjaan proyek di Arab Saudi dan negara Timur Tengah lainnya.
Penandatanganan yang dilakukan di Jeddah tersebut bersamaan dengan kunjungan Presiden Prabowo ke Arab Saudi.
"Kerja sama ini menunjukkan Waskita kembali dipercaya oleh perusahaan luar negeri untuk mengerjakan proyek mancanegara. Perseroan dinilai mampu membangun proyek yang sesuai kualitas standar internasional," ujar Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita dalam keterangan resmi, Jumat (4/7/2025).
Melalui kerja sama ini, Waskita bisa kembali mengikuti tender di Arab Saudi, seperti pembangunan bandara, stadion, dan lainnya. Perseroan menargetkan nilai kontrak yang didapat sekitar Rp 1-2 triliun untuk beberapa proyek yang berpotensi dikerjakan bersama.
Saat ini, Waskita sudah mengikuti tender King Salman International Airport (KSIA) Paket Runway 3, dengan potensi raihan nilai kontrak sebesar Rp 970 miliar. Selanjutnya, Perseroan dan PLADCO sedang mengikuti proses tender proyek KSIA Paket Runway 4 dan Paket Enabling Works.
"Waskita memiliki keunggulan dalam pengalaman teknis dan manajemen, sementara PLADCO sebagai perusahaan Arab Saudi mempunyai nilai tambah sebagai entitas lokal. Maka dengan kolaborasi keduanya, diharapkan bisa memberikan peluang kemenangan tender yang lebih besar," jelas Ermy.
Pengalaman Proyek WSKT di Arab Saudi dan Dunia
Nantinya, Waskita juga dapat menjadi subkontraktor untuk mengerjakan proyek di Arab Saudi. Termasuk menjadi mitra yang menyediakan tenaga kerja dan engineering, guna mendukung berbagai pembangunan di sana.
Adapun, Waskita memiliki sejumlah pengalaman mengerjakan proyek berskala internasional. Salah satu yang paling monumental yakni renovasi mataf Ka'bah di Masjidil Haram, Arab Saudi.
Perseroan juga sudah merampungkan pengerjaan King Abdullah Financial District (KAFD), gedung kampus di Universitas King Saud, dan Flyover Bandara International King Abdulaziz di Arab Saudi.
Ada pula pembangunan struktural Burj View di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), peningkatan Jalan Tono-Oesila, Jalan Perbatasan Oecusse, Bandara Suai di Timor Leste, serta Bandara Internasional Presiden Nicolau Lobato (PNLIA) di Timor Leste yang sedang dalam proses pengerjaan.
Kontrak Baru WSKT
Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk meraih Nilai Kontrak Baru (NKB) sebesar Rp1,4 triliun hingga Juni 2025. Mayoritas kontrak Waskita Karya tersebut merupakan proyek gedung, seperti Konstruksi Bangunan Gedung DRPD DIY, Pembangunan RSUD Akhmad Berahim di Kalimantan Utara, serta RSUD Tuan Besar Syarif Idrus di Kalimantan Barat.
Direktur Keuangan Waskita Karya Wiwi Suprihatno mengatakan, sebelum mengambil sebuah proyek, Perseroan telah melakukan mitigasi risiko melalui komite manajemen konstruksi. Langkah itu guna memastikan proyek yang dikelola tidak membebani dari segi keuangan dan rendah risiko.
"Kini Waskita lebih selektif dalam memilih proyek baru. Perseroan berfokus pada proyek berskema monthly payment serta memiliki uang muka," ujar Wiwi dalam keterangan resmi, Kamis (19/6/2025).
Proyek WSKT
Wiwi menyebutkan, sampai Juni 2025 Waskita mengelola 52 proyek yang tersebar di berbagai wilayah pulau di Indonesia. Mulai dari pembangunan gedung, konektivitas, juga sumber daya air seperti bendungan dan irigasi.
"Waskita pun mengelola beberapa proyek strategis, di antaranya LRT Velodrome-Manggarai, Jalan Tol Palembang-Betung, dan Bendungan Jragung," ujar Wiwi.
Baru-baru ini Waskita juga kembali meraih kontrak di Ibu Kota Nusantara (IKN) berupa Peningkatan Jalan Paket D di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) 1B-1C IKN, Kalimantan Timur, dengan nilai proyek tersebut mencapai Rp396,6 miliar.