Sejalan Arahan Menkeu Purbaya, OJK Perkuat Deteksi Dini dan Sinergi Berantas Manipulasi Pasar

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan keseriusannya dalam memperketat pengawasan aktivitas perdagangan di pasar modal untuk meminimalkan praktik saham gorengan yang berpotensi merugikan investor ritel.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyatakan bahwa menjaga kepercayaan publik dan integritas pasar modal merupakan hal yang krusial.

“Aspek perlindungan konsumen dan investor serta terjaganya integritas pasar menjadi hal fundamental yang harus menjadi perhatian seluruh pelaku pasar,” ujar Inarno dalam acara Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025 di Main Hall BEI, Jakarta, Jumat (17/10/2025).

Lebih lanjut, Inarno menuturkan bahwa langkah-langkah OJK sejalan dengan arahan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, yang menekankan pentingnya membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal melalui pengawasan agar transaksi berjalan secara wajar, teratur, dan efisien.

“OJK akan terus memperkuat fungsi pengawasan dan deteksi dini terhadap aktivitas yang tidak wajar serta potensi pelanggaran di pasar. Kami juga memperkuat sinergi dengan SRO dan aparat penegak hukum untuk memastikan penegakan disiplin pasar, pemberantasan praktik manipulatif, serta perlindungan optimal bagi investor,” tegasnya.

Ia juga menambahkan bahwa peningkatan literasi keuangan merupakan salah satu kunci untuk melindungi investor ritel dari risiko investasi yang tidak sehat. 

“Literasi kepada masyarakat terus diperluas agar investor memahami bahwa investasi bijak memerlukan pemahaman terhadap risiko, bukan semata mengejar keuntungan cepat,” jelasnya.   

Menkeu Purbaya Bongkar Pemain Saham Gorengan: Sebagian Saya Kenal

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa meminta Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menghukum para pelaku pasar modal yang melakukan praktik manipulatif atau dikenal sebagai “penggorengan saham”.

Ia berharap proses pembersihan pasar modal dari para spekulan pemain saham gorengan tersebut bisa dilakukan dalam waktu satu tahun ke depan.

“Kalau selama setahun bersih-bersih saja, sementara saya bisa lihat saham yang digoreng. Saya kan mengamati pasar saham juga ya, ada yang menggoreng-goreng, sebagian juga saya kenal pemainnya, yang ikut bukan main, yang bukan market maker, tapi yang ikut,” kata Purbaya dalam acara temu media Kementerian Keuangan, di Bogor, Jawa Barat, Jumat.

Menurut dia, penertiban para pelaku “penggoreng saham” penting untuk menjaga minat generasi muda dalam berinvestasi di pasar modal.

Ia khawatir praktik tidak sehat tersebut dapat merusak kepercayaan investor pemula, mengingat sekitar 50 persen investor pasar modal saat ini berasal dari kalangan muda.

“Kalau itu enggak dibersihin sayang. Minat Gen Z atau kalangan muda yang berinvestasi di pasar modal sekarang bisa hilang karena 50 persen anak-anak muda kan. Kalau itu hilang ya sudah pasar modal kita enggak bisa berkembang lagi. Tapi kalau dirapikan maka mereka akan berani masuk ke pasar saham karena mereka akan berpikir bahwa di sana fair game,” ujarnya.

Insentif Fiskal

Lebih lanjut, Menkeu juga membuka peluang pemberian insentif fiskal jika pasar modal bisa lebih bersih dan berintegritas.

Salah satu bentuk insentifnya yang sedang dipertimbangkan adalah pengurangan beban pajak.

Selain itu, Purbaya juga akan merancang sejumlah insentif berupa pengurangan pajak pelaku pasar modal.

"Nanti kita lihat seperti apa, tapi saya bisa dukung itu kalau mereka bekerja lebih keras lagi untuk menjaga integritas pasar modal itu sendiri,” ujarnya pula.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |