Mengurai Masalah Kepala Sekolah Tampar Murid Ketahuan Merokok hingga Bikin Ratusan Siswa Mogok Belajar

5 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Ratusan murid SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, kompak mogok belajar. Alhasil, 19 ruang kelas di sekolahan tersebut kosong. Aksi serentak ini sebagai bentuk solidaritas usai salah satu siswa berinisial ILP (17) ditampar oleh kepala sekolah berinisial DP, lantaran ketahuan merokok.

Peristiwa bermula di hari Jumat (10/10/2025). DP memergoki ILP merokok di kantin belakang sekolah. Sang kepala sekolah lantas awalnya menegur dengan bahasa kasar.

"Ngerokok di (kantin) belakang, ketahuan kepala sekolah, dan kepala sekolah mengingatkan dengan bahasa 'goblok' yang mungkin biasa di sana," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Banten Luqman, Selasa (14/10/2025).

ILP kemudian kabur dan dikejar oleh DP. Saat ILP ditangkap, Kepala Sekolah sempat menanyai alasannya merokok. Namun karena kesal, dia pun memukul pipi siswa tersebut.

"Tapi ada mengeplak, enggak tahu kencang atau enggak, saya enggak tahu. (Itu) pengakuan dari kepala sekolah," jelas Luqman.

Luqman juga menjelaskan, baik kepala sekolah maupun guru, sudah diberi tahu batasan yang boleh dan tidak dilakukan saat menghukum para murid.

Persoalan ini semakin meluas setelah wali murid ILP tidak terima dengan perlakuan kepala sekolah. Orang tua membuat laporan ke Polres Lebak dengan harapan kepala sekolah diproses hukum.

"Saya enggak puas, enggak rida sampai anak saya ditampar, saya pingin ke jalur hukum pokoknya," kata ibunda pelajar tersebut.

Pengakuan Murid

ILP akhirnya buka suara. Dia mengakui merokok di kantin belakang sekolah. Setelah ketahuan merokok, dia ditegur kepala sekolah dan disuruh mencari puntung rokok yang sudah diisap.

"Saya di belakang warung ngerokok, enggak ada ketemu kepala sekolah, otomatis kaget, lari, buang rokok, terus rokoknya disuruh cari sama kepala sekolah, tapi enggak ketemu, bohong kata kepala sekolah," kata ILP.

Dia mengaku ditendang sekali oleh DP. "Enggak lama kepala sekolah emosi, terus saya ditendang sekali di kaki," terangnya.

ILP kemudian diajak masuk ke ruangan Bimbingan Konseling (BK). Di sana, dia ditampar bagian pipinya oleh kepala sekolah.

Setelah menampar, Kepsek SMAN 1 Cimarga menangis karena menahan emosi. Setelah itu, dia tidak lagi mendapat kekerasan fisik maupun omongan yang tidak pantas.

"Saya dibawa ke ruangan BK, di situ masih marah lagi, saya ditampar pipi kanan, satu kali sambil emosi, abis itu nangis Bu gurunya. Udah enggak ada lagi (kekerasan fisiknya)," tuturnya.

Pengakuan Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga

DP juga angkat suara terkait persoalan ini. Dia awalnya berkeliling ketika di sekolah sedang dilaksanakan Jumat Bersih. Kemudian menemukan sekelompok siswa yang nongkrong di kantin sekolah sambil merokok.

"Saya enggak tahu dia kaget apa gimana, di tangannya ngebul. (Dia bertanya) ngerokok ya kamu, suara saya kencang. Lari dia, saya kejar," kata DP.

Dia membenarkan menampar murid tersebut. Namun, DP menyebut itu dilakukan refleks lantaran kesal melihat muridnya merokok di lingkungan sekolah.

Dia membantah menendang muridnya tersebut. Melainkan mencubit bagian tubuh belakang siswa tersebut.

"Saya marah sambil gemetar. Saya keplek (tampar) sekali, Namanya perempuan. Terus saya cubit dibelakang," tuturnya.

Dia menjelaskan, meski sempat ada aksi mogok, para guru tetap datang ke sekolah untuk menyiapkan manteri pembelajaran.

Selain itu, pihak sekolah beserta komite juga sudah berkomunikasi dengan orang tua murid, di mana seharusnya di hari Selasa (14/10/2025), kegiatan belajar berjalan seperti biasa.

"Semua kerja, kita kan ASN, kemarin juga saya berkoordinasi dengan Wakasek, tolong share di grup, jaga kondusifitas. Ternyata dibelakang layar anak-anak punya cerita sendiri," tuturnya.

Dia menuturkan, mendapat informasi bahwa para siswa dapat tekanan dari pihak luar sehingga memilih mogok belajar.

"Saya sih enggak mau apriori, tapi saya dapat bocoran, ada backing di belakang ini, enggak (murni) lah ini. Semua karena di Bawah tekanan," klaimnya.

Kepala Sekolah Dinonaktifkan

Imbas dari persoalan ini, DP akhirnya dinonaktifkan. Hal ini dibenarkan oleh Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten, Adang Abdurrahman.

"Kami minta semua siswa kembali belajar dan untuk permasalahan kepala sekolah yang dinonaktifkan kini tengah dilakukan pemeriksaan," kata Adang.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banten meminta siswa kembali belajar pada Rabu (15/10/2025). Pemerintah memprioritaskan siswa di SMAN 1 Cimarga kembali mengikuti kegiatan belajar secara normal.

Sementara itu, Ketua Komite Sekolah Kosim Ansori mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan orang tua siswa dan meminta anak-anaknya untuk kembali melakukan KBM di sekolah.

"Kita cukup prihatin dengan kondisi ini. Kami bersama Dindikbud Banten, orang tua siswa dan sekolah berusaha menyelesaikan permasalahan ini. Apalagi kepala sekolah sudah dinonaktifkan," katanya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |