Liputan6.com, Jakarta Polda Jawa Timur mulai menyelidiki penyebab ambruknya musala di Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo. Hal ini ditandai dengan terbitnya laporan polisi bernomor LP A/4/IX/2025/SPKT Unit Reskrim Polsek Buduran, Polres Sidoarjo.
Pengelola Pondok Pesantren Al Khoziny menghormati proses hukum yang dilakukan kepolisian terkait insiden menewaskan 63 santri.
Kiai Haji Zainal Abidin, selaku perwakilan ponpes sekaligus Ketua Alumni Ponpes Al Khoziny, menyatakan pihak ponpes melalui sejumlah pengacara yang ditunjuk siap mendampingi proses hukum yang dilakukan Kepolisian Daerah Jawa Timur dan pihak terkait lainnya.
"Kami akan terus mengikuti prosedur hukum oleh kepolisian. Terkait siapa saja yang dimintai keterangan, kami sudah menunjuk beberapa pengacara untuk mendampingi proses hukum yang ada," kata Zainal. Demikian dikutip dari Antara, Sabtu (18/10/2025).
Polda Jawa Timur memastikan proses hukum ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, masih terus berjalan. Sejumlah saksi telah diperiksa, dan demi keamanan, bangunan kompleks putra Ponpes Al Khoziny ditutup untuk umum.
Siap Ikut Rekomendasi Ahli
Pihak ponpes juga memastikan wilayah terpasang garis polisi terus dijaga agar tetap steril selama proses penyelidikan dilakukan. Dipastikan, tidak ada satu pun pihak tak berwenang yang bisa memasuki daerah tersebut demi melancarkan seluruh proses hukum.
"Semua sebagai bentuk keterbukaan dan penghormatan terhadap proses hukum yang sedang berjalan," katanya.
Pihak ponpes juga menyerahkan seluruh proses hukum hingga selesai, termasuk penilaian dan investigasi dari para ahli konstruksi. Hal ini untuk membuat terang benderang isu soal kelayakan struktur bangunan musala yang ambruk tersebut.
Jika nantinya para ahli memberikan penilaian dan rekomendasi terkait bangunan lain di sekitar bangunan yang ambruk perlu dibongkar atau diperbaiki, maka ponpes siap melaksanakan sesuai rekomendasi tersebut demi memastikan bangunan ponpes aman dan sesuai ketentuan yang berlaku.
Kegiatan Belajar Mengajar Akan Dimulai Kembali
Pihak Ponpes Al Khoziny juga memastikan kegiatan belajar mengajar segera dimulai kembali setelah musibah ambruknya bangunan musala pada Senin, 29 September 2025.
Zainal menjelaskan para santri dijadwalkan kembali ke pondok pada Jumat malam. Baik santri dari jenjang pendidikan tinggi atau kuliah maupun santri jenjang Madrasah Aliyah (SMA) maupun Madrasah Tsanawiyah (SMP).
Namun demikian, untuk kegiatan-kegiatan sementara dilakukan di luar bangunan utama yang masih menjadi area terlarang bagi umum tersebut. Selain itu, juga dilakukan di Gedung Kuliah 2 Institut Agama Islam Al Khoziny Fakultas Syari'ah, yang pada saat musibah menjadi posko gabungan Basarnas.