Wagub Banten soal Kepsek SMAN 1 Cimarga Dipolisikan Diduga Tampar Murid: Saya Bersyukur Ada yang Lapor

5 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Wakil Gubernur Banten Achmad Dimyati Natakusumah angkat bicara soal polemik yang menimpa Kepsek SMAN 1 Cimarga DP. Pemprov Banten menonaktifkan DP karena dianggap membuat kondisi sekolah tidak kondusif.

DP juga dilaporkan ke Polisi lantaran dituduh menampar murid berinisial ILP yang ketahuan merokok. Dimyati menghormati proses hukum yang berjalan.

“Malah saya bersyukur kalau ada yang lapor-lapor. Sehingga saya tinggal, ya saya terima kasih nanti ada kepolisian yang membantu saya mana yang baik, yang benar dan tidak,” ungkap Dimyati, Selasa (14/10/2025).

Menurutnya, pendekatan hukum lebih baik dibandingkan pihak yang bertikai menggunakan pendekatan emosional. “Boleh. Kan itu hukum. Daripada dia saling bunuh, daripada tawuran,” singkatnya.

Dimyati berjanji akan memberikan bantuan hukum kepada kepala sekolah yang dipolisikan. Menurutnya, itu sudah menjadi kewajiban Pemprov Banten.

“Pasti. Kan proses hukum di kami, belum sampai ke pidana kan. Soalnya orang tua ini sudah melaporkan ke polresnya,” ucapnya.

Menurutnya, jika proses ini berlanjut ke pemeriksaan ranah pidana, Pemprov Banten bakal memberikan bantuan.

“Oh iya, belum sampai ke pidana. Pidana kan di pengadilan.”

Alasan Nonaktifkan Kepala Sekolah

Dimyati Natakusuma mengungkap alasan menonaktifkan Kepala SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, DP yang menampar siswa ketahuan merokok di sekolah. Dia menyebut, DP tidak mampu membuat lingkungan sekolah kondusif.

"Kalau dia tidak bisa membuat nyaman, tenteram, damai, membuat kondusif, berarti kepala sekolahnya enggak benar. Saya minta segera nonaktifkan kepala sekolah ini dalam proses," katanya.

Dia menekankan bahwa kepala sekolah memegang peran penting sebagai pemimpin lingkungan pendidikan. Ketika terjadi kegaduhan atau kekerasan, kepala sekolah harus bertanggung jawab.

"Apa pun, apa pun hal-hal itu, tetap kepala sekolahnya kita sanksi dulu," tegasnya.

 Saat ini, Pemprov Banten masih menyelidiki kasus dugaan penamparan oleh Kepala SMAN 1 Cimarga terhadap siswa yang ketahuan merokok di sekolah. 

Hasil investigasi akan menjadi dasar langkah lanjutan, termasuk kemungkinan rehabilitasi nama baik kepala sekolah jika terbukti tidak bersalah.

"Kalau kepala sekolah ini enggak salah, ya kita perbaiki, rehabilitasi," jelasnya.

Polemik Kepsek Tampar Siswa Hingga Mogok Belajar

Sekitar ratusan murid mogok belajar pada Senin (13/10/2015). Akibatnya 19 ruang kelas kosong. Aksi ini buntut dari dugaan kekerasan yang dilakukan Kepala Sekolah berinisial DP kepada muridnya ILP.

Di depan pintu gerbang, terbentang spanduk yang diduga ditulis para murid "Kami Tidak Akan Sekolah, Sebelum Kepsek Dilengserkan," tulisnya.

Kepala Sekolah disebut-sebut menampar ILP karena ketahuan merokok. Tidak terima anaknya di tempeleng dan ditendang, orangtua murid kemudian membuat laporan ke Polres Lebak dengan harapan kepala sekolah diproses hukum.

Setelah mendapat kabar anaknya mendapat kekerasan di sekolah, ibunda korban langsung membuat laporan ke polisi. Dia tidak terima kepala sekolah melakukan kekerasan terhadap anaknya yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah.

"Saya enggak puas, enggak ridho sampai anak saya ditampar, saya pingin ke jalur hukum pokoknya," kata ibunda pelajar tersebut.

Pengakuan Murid yang Ditampar

Siswa yang ditampar Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, DF, IL akhirnya buka suara. Dia mengakui merokok di kantin belakang sekolah. Setelah ketahuan merokok, dia ditegur oleh oleh kepala sekolah dan disuruh mencari puntung rokok yang sudah dihisapnya.

"Saya di belakang warung ngerokok, enggak ada ketemu kepala sekolah, otomatis kaget, lari, buang rokok, terus rokoknya disuruh cari sama kepala sekolah, tapi enggak ketemu, bohong kata kepala sekolah," ujarnya, Selasa, (14/10/2025).

Kesal karena melihat kelakuan muridnya yang merokok di kantin belakang sekolah, Kepsek SMAN 1 Cimarga menendang dirinya.

"Enggak lama kepala sekolah emosi, terus saya ditendang sekali, di kaki," terangnya.

Dia kemudian diajak masuk ke ruangan Bimbingan Konseling (BK). Di sana, dia ditampar bagian pipinya oleh kepsek.

Setelah menampar, lanjut dia, Kepsek SMAN 1 Cimarga menangis karena menahan emosi. Setelah itu, dia tidak lagi mendapat kekerasan fisik maupun omongan yang tidak pantas.

"Saya dibawa ke ruangan BK, di situ masih marah lagi, saya ditampar pipi kanan, satu kali sambil emosi, abis itu nangis Bu gurunya. Udah enggak ada lagi (kekerasan fisiknya)," tuturnya.

Kepala Sekolah Membela Diri

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, berinisial DP bercerita perihal dirinya yang disebut memukul murid akibat ketahuan merokok di lingkungan sekolah.

Menurut dia, itu berawal pada Jumat 10 Oktober 2025, di mana saat itu sedang dilakukan Jumat Bersih di lingkungan SMAN 1 Cimarga.

Saat itu, dia pun berkeliling dan menemukan sekelompok siswa yang nongkrong di kantin sekolah sambil merokok.

"Saya enggak tahu dia kaget apa gimana, di tangannya ngebul. (Dia bertanya) ngerokok ya kamu, suara saya kencang. Lari dia, saya kejar," kata dia, Selasa (14/10/2025).

Dia juga membenarkan, bahwa dirinya menampar murid tersebut. Namun, Dini menyebut itu dilakukan refleks lantaran kesal melihat muridnya merokok di lingkungan sekolah.

Dia membantah menendang muridnya tersebut. Melainkan mencubit bagian tubuh belakang siswa tersebut.

"Saya marah sambil gemetar. Saya keplek (tampar) sekali, Namanya perempuan. Terus saya cubit dibelakang," tuturnya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |