Liputan6.com, Jakarta PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebesar 10–15% pada tahun 2025 dibandingkan capaian tahun sebelumnya. Fokus utama perusahaan adalah memperkuat arus kas dan memastikan kesehatan keuangan jangka panjang.
"Yang pasti targetnya adalah kita membutuhkan arus kas positif. Saya berharap kita bisa sekitar 10-15 persen naik dari tahun 2024," ujar Direktur PT Eka Sari Lorena Transport Tbk, Rianta Soerbakti dalam paparan publik, Kamis (26/6/2025).
Namun, perusahaan juga menyadari tantangan besar di pasar layanan bus antarkota antarprovinsi (AKAP). Persaingan ketat dengan moda transportasi lain seperti pesawat dan kereta api membuat layanan AKAP berada di posisi ketiga pilihan pelanggan.
Kondisi tersebut mendorong LRNA untuk berhati-hati dalam memetakan rute dan permintaan pasar. Perusahaan akan terus mengevaluasi rute-rute eksisting dan mencari peluang rerouting yang lebih prospektif.
"Kita benar-benar harus menganalisa rute satu per satu dan juga melakukan rerute kembali, dimana permintaan terhadap layanan bis antar kota antar provinsi itu masih potensial," kata Rianta.
Layanan Jarak Pendek Masih Menjanjikan
Meski permintaan untuk rute AKAP dinilai mulai menurun, LRNA masih melihat peluang di layanan jarak pendek. Namun, sektor ini juga rentan terhadap kebijakan pemerintah seperti pemberlakuan work from home (WFH) atau work from anywhere (WFA) yang bisa mengurangi mobilitas masyarakat.
Jika kebijakan WFH terus berlangsung secara masif, maka permintaan terhadap layanan bus jarak pendek akan terdampak cukup signifikan. Hal ini menjadi salah satu risiko eksternal yang terus dipantau oleh manajemen. "Begitu kebijakan itu terus diberlakukan secara masif, maka rute layanan jarak pendek ini akan sangat terganggu," kata Rianta.
Kondisi ini mendorong perusahaan untuk terus adaptif dalam memetakan kebutuhan layanan, baik untuk rute jarak jauh maupun jarak pendek. Analisis berbasis data dan fleksibilitas operasional menjadi kunci untuk tetap kompetitif di tengah dinamika industri transportasi darat.
Strategi Kinerja 2025: Rerute, Rental, dan Momen Musiman
Dalam rangka meningkatkan kinerja di tahun 2025, LRNA menyiapkan strategi rerouting untuk mengoptimalkan rute-rute dengan permintaan tinggi. Selain itu, perusahaan juga akan memperkuat divisi rental bus yang dinilai punya potensi besar.
"Kita akan lihat benar-benar potensi terhadap permintaan antar kota-kota provinsi yang masih kita bisa layani, dan di situlah kita akan pertebal. Di lain pihak kita juga benar-benar akan memperkuat divisi rental," kata Rianta.
Divisi rental menjadi harapan baru bagi LRNA, terutama karena perusahaan tengah mengikuti beberapa tender yang dinilai signifikan. Jika dimenangkan, hal ini berpotensi mendongkrak pendapatan secara substansial. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini kita bisa memenangkan satu atau dua tender yang cukup signifikan dari beberapa perusahaan," tambahnya.
Adapun momen musiman seperti libur sekolah dan Lebaran tetap memberi kontribusi terhadap kinerja, meski tidak sebesar era sebelumnya. Persaingan dengan maskapai penerbangan dan kereta api membuat momentum musiman tidak selalu menjanjikan keunggulan.
"Libur sekolah ini cukup lumayan, cukup baik… Tapi apakah bisa maksimal seperti 10 tahun lalu? Saya rasa mungkin agak sulit," ungkapnya.
Rencana Tambah Armada
Rencana penambahan armada bus baru tahun ini sangat bergantung pada keberhasilan perusahaan dalam memenangkan tender layanan rental. Jika berhasil, LRNA siap melakukan investasi besar-besaran untuk mendukung operasional.
"Kalau kita menang rental kita, kita harus mengadakan penambahan jumlah bus armada yang cukup signifikan," ujar Rianta.
Namun, jumlah investasi yang dibutuhkan belum bisa dipastikan hingga hasil tender diumumkan. Dengan begitu, keputusan investasi akan bersifat adaptif terhadap kondisi aktual dan potensi pendapatan ke depan. Sementara, perseroan enggan membeberkan detail karoseri yang akan menjadi mitra.