Erupsi 5 Gunung Api, Perhatikan Setiap Rekomendasi Badan Geologi

6 hours ago 5

Liputan6.com, Bandung - Dalam dua hari ini, 20-21 Juni 2025, erupsi dilaporkan terjadi di lima gunung api. Masyarakat pun diimbau memperhatikan setiap rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh Badan Geologi.

Pada Jumat, 20 Juni 2025, Badan Geologi melaporkan erupsi yang terjadi di Gunung Raung, Jawa Timur, dan Gunung Ili Lewotolok, Nusa Tenggara Timur. 

Erupsi Gunung Raung, tercatat pada pukul 21:20 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 1.500 m di atas puncak (± 4.832 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah barat. 

Rekaman seismik didominasi tremor menerus dengan amplitudo maksimum 3 mm. Erupsi berlangsung menerus dan teramati sinar api dari cctv.

“Saat ini G. Raung berada pada Status Level II (Waspada),” disampaikan Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid.

Terkait itu, Badan Geologi pun merekomendasikan agar masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendekati pusat erupsi di kawah puncak dengan radius 3 km dan menuruni kaldera serta bermalam di kawasan kawah.

Simak Video Pilihan Ini:

Pemuda Tenggelam di Sungai Pamali Brebes Ditemukan Meninggal

Erupsi Ili Lewotolok

Badan Geologi melaporkan, erupsi Gunung Ili Lewotolok, terjadi pukul 20:53 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 700 m di atas puncak (± 2.123 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah barat. 

“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi ± 2 menit 2 detik,” katanya.

Erupsi disertai dentuman sedang dan lontaran lava pijar ke arah tenggara dan selatan  lk 500 M dari pusat Erupsi Saat ini G. Ili Lewotolok berada pada Status Level II (Waspada).

Wafid, menyampaikan, rekomendasi terhadap masyarakat adalah sebagai berikut:

(1) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian timur puncak/ kawah G. Ili Lewotolok.

(2) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan serta masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 2,5 km pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, dan  mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian, selatan dan tenggara puncak/ kawah G. Ili Lewotolok. 

(3) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan serta masyarakat Desa Amakaka agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral barat sejauh 2,5 km pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, serta  mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava  dari bagian barat puncak/ kawah G. Ili Lewotolok. 

(4) Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar G. Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

(5) Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Ili Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.

Erupsi Lewotobi

Sementara, pada tanggal 21 Juni 2025, Badan Geologi melaporkan kejadian erupsi di tiga gunung api, yakni Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur, Gunung Semeru di Jawa Timur, dan Gunung Dukono di Maluku Utara. 

Erupsi Lewotobi Laki-laki tercatat pukul 00:24 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 m di atas puncak (± 3.584 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah selatan dan barat daya. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 29.6 mm dan durasi sementara ini ± 2 menit 20 detik.

Erupsi disertai suara gemuruh kuat terdengar di Pos PGA Lewotobi laki-laki. Saat ini Gunung Lewotobi Laki-laki berada pada Status Level IV (Awas) dengan rekomendasi:

1.⁠ ⁠Masyarakat di sekitar G. Lewotobi Laki-laki dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 Km dan Sektoral Barat Daya - Timur laut  8 Km dari pusat erupsi G. Lewotobi Laki-laki .

2.⁠ ⁠Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yan tidak jelas sumbernya.

3.⁠ ⁠Masyarakat di sekitar G. Lewotobi Laki-laki mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng jaya, Boru, Nawakote.

4.⁠ ⁠Masyarakat yang terdampak hujan abu G. Lewotobi Laki-laki, memakai masker/penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.

5.⁠ ⁠Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Folres Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Becana Geologi, Badan Geologi di Bandung. 

6.⁠ ⁠Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Satlak PB setempat dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Lewotobi Laki-laki. Untuk informasi lebih jelas dapat mengubungi Pos Pengamatan G. Lewotobi Laki-laki atau mengubungi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral pada nomor telepon 022-7272606.

Erupsi Semeru 

Pada erupsi pukul pukul 09:03 WIB, tinggi kolom abu di Gunung Semeru teramati ± 1.000 m di atas puncak (± 4.676 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi ± 1 menit 55 detik.

Saat ini Gunung Semeru berada pada Status Level II (Waspada) dengan rekomendasi:

1.⁠ ⁠Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.

2.⁠ ⁠Tidak beraktivitas dalam radius 3 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

3.⁠ ⁠Mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Erupsi Dukono 

Sementara itu, Badan Geologi melaporkan, telah terjadi erupsi Gunung Dukono, Maluku Utara pada tanggal 21 Juni 2025 pukul 17:59 WIT dengan tinggi kolom abu teramati ± 1.100 m di atas puncak (± 2.187 m di atas permukaan laut).

Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur. Erupsi ini terekam pada seismogram dengan amplitudo maximum 31 mm dan durasi 65.75 detik.

Saat ini G. Dukono berada pada Status Level II (Waspada) dengan rekomendasi:

(1) Masyarakat di sekitar G. Dukono dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 4 km.

(2) Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap, maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar G. Dukono untuk selalu menyediakan masker/penutup hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |