Akhiri Konflik, Kepala Sekolah dan Siswa SMAN 1 Cimarga Saling Memaafkan

6 hours ago 2

Liputan6.com, Lebak -  Usai ramai jadi bahan perbincangan publik, konfllik yang melibatkan kepala sekolah dan siswa SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, terkait pelanggaran merokok di lingkungan sekolah, akhirnya menemukan babak baru. Kedua pihak sepakat untuk berdamai dan tidak memperpanjang persoalan tersebut.

Pertemuan keduanya terjadi usai dipanggil Gubernur Banten, Andra Soni, yang sempat menonaktifkan Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Cimarga, Dini Pitria.

"Saya senang bisa diundang gubernur buat saling memaafkan saya dengan kepala sekolah, sebenernya juga salah ngerokok di sekolah," ujar Indra, murid SMAN 1 Cimarga, diruang Gubernur Banten, Kota Serang, Rabu (15/10/2025).

Indra sang siswa juga berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari. Kemudian, dia juga mengajak seluruh siswa SMAN 1 Cimarga untuk kembali bersekolah seperti biasa dan menjaga kondusifitas proses belajar mengajar.

"Semoga tidak terulang kembali, saya harapkan tidak ada kejadian seperti saya kembali ke depannya," katanya.

Menurut sang guru sekaligus Kepsek SMAN 1 Cimarga, dia dengan Indra sudah saling memaafkan. Dirinya mengakui khilaf saat menegur siswanya yang merokok di lingkungan sekolah.

Menurutnya, apa yang dilakukan dia sebagai bentuk kasih saya seorang guru kepada siswa, untuk menciptakan kedisplinan.

"Apa yang saya tanamkan untuk mencetak karakter itu. Karena tanpa karakter yang baik, tidak akan dihasilkan sesuatu yang baik," ujar Kepsek SMAN 1 Cimarga, Dini Pitria, di lokasi yang sama, Rabu (15/10/2025).

Dirinya kaget ketika Selasa malam, 14 Oktober 2025 di hubungi oleh Sekda Banten, Deden Apriyandi yang memintanya datang ke kantor Gubernur Banten.

Dirinya mengira akan menerima sanksi atas tindakannya mendisplinkan murid yang merokok dilingkungan sekolah. Namun sebaliknya, Dini dipertemukan dengan Indra dan Andra Soni.

"Malem-malem saya ditelepon Pak Sekda disuruh bertemu Pak Gubernur, pertama kali saya bertemu Pak Sekda dan Pak Gubernur, diajak bincang ringan dan bukan hukuman," jelasnya.

Duduk Perkara

Sebelumnya, ratusan siswa SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, kompak mogok belajar. Alhasil, 19 ruang kelas di sekolahan tersebut kosong. Aksi serentak ini sebagai bentuk solidaritas usai salah satu siswa berinisial ILP (17) ditampar oleh kepala sekolah berinisial DP, lantaran ketahuan merokok.

Peristiwa bermula pada Jumat (10/10/2025). DP memergoki ILP merokok di kantin belakang sekolah. Sang kepala sekolah lantas awalnya menegur dengan bahasa kasar.

"Ngerokok di (kantin) belakang, ketahuan kepala sekolah, dan kepala sekolah mengingatkan dengan bahasa 'goblok' yang mungkin biasa di sana," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Banten Luqman, Selasa (14/10/2025).

ILP kemudian kabur dan dikejar oleh DP. Saat ILP ditangkap, Kepala Sekolah sempat menanyai alasannya merokok. Namun karena kesal, dia pun memukul pipi siswa tersebut.

"Tapi ada mengeplak, enggak tahu kencang atau enggak, saya enggak tahu. (Itu) pengakuan dari kepala sekolah," jelas Luqman.

Luqman juga menjelaskan, baik kepala sekolah maupun guru, sudah diberi tahu batasan yang boleh dan tidak dilakukan saat menghukum para murid.

Persoalan ini semakin meluas setelah wali murid ILP tidak terima dengan perlakuan kepala sekolah. Orang tua membuat laporan ke Polres Lebak dengan harapan kepala sekolah diproses hukum.

"Saya enggak puas, enggak rida sampai anak saya ditampar, saya pingin ke jalur hukum pokoknya," kata ibunda pelajar tersebut.

Pengakuan Siswa

ILP akhirnya buka suara. Dia mengakui merokok di kantin belakang sekolah. Setelah ketahuan merokok, dia ditegur kepala sekolah dan disuruh mencari puntung rokok yang sudah diisap.

"Saya di belakang warung ngerokok, enggak ada ketemu kepala sekolah, otomatis kaget, lari, buang rokok, terus rokoknya disuruh cari sama kepala sekolah, tapi enggak ketemu, bohong kata kepala sekolah," kata ILP.

Dia mengaku ditendang sekali oleh DP. "Enggak lama kepala sekolah emosi, terus saya ditendang sekali di kaki," terangnya.

ILP kemudian diajak masuk ke ruangan Bimbingan Konseling (BK). Di sana, dia ditampar bagian pipinya oleh kepala sekolah.

Setelah menampar, Kepsek SMAN 1 Cimarga menangis karena menahan emosi. Setelah itu, dia tidak lagi mendapat kekerasan fisik maupun omongan yang tidak pantas.

"Saya dibawa ke ruangan BK, di situ masih marah lagi, saya ditampar pipi kanan, satu kali sambil emosi, abis itu nangis Bu gurunya. Udah enggak ada lagi (kekerasan fisiknya)," tuturnya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |