Strategi Unilever Hadapi Persaingan Kosmetik Global

14 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), Benjie Yap, menegaskan kesiapan perusahaan menghadapi potensi masuknya produk kosmetik asal Amerika Serikat.

Benjie menyatakan, langkah terbaik bagi Unilever Indonesia adalah memperkuat faktor yang dapat dikendalikan, yakni keunggulan merek dan kualitas produk.

"Kami ingin memastikan bahwa kami memberikan keunggulan merek yang tak terlupakan, produk-produk yang sangat bagus kepada konsumen Indonesia. Jadi, mengenai produk kecantikan yang bebas tarif, kami memiliki portofolio yang sangat kuat dan dicintai oleh konsumen Indonesia,” ujar Benjie dalam Public Expose, Rabu (15/10/2025).

Ia menambahkan, persaingan dari merek luar negeri tidak menjadi ancaman signifikan selama Unilever terus menghadirkan pengalaman terbaik bagi konsumen lokal.

“Ini adalah cara terbaik untuk dipilih dibandingkan merek lain yang mungkin datang dari negara lain. Dan itulah bagian yang dapat kami kendalikan, dan itulah bagian yang kami terobsesi,” jelasnya.

Menurut Benjie, kekuatan utama Unilever Indonesia terletak pada kedekatan merek dengan konsumen dan kemampuan perusahaan membaca kebutuhan pasar domestik. Dengan portofolio produk kecantikan yang luas, Unilever optimistis tetap menjadi pilihan utama meski pasar dibanjiri produk impor bebas tarif.

Unilever Indonesia Rombak Susunan Direksi

Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan perubahan susunan direksi setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar di Kantor Pusat Unilever Indonesia di BSD, Kabupaten Tangerang, Rabu (15/10/2025).

Dalam keputusan rapat tersebut, Hendri Widiarta ditetapkan sebagai Direktur baru menggantikan Willy Saelan.

Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia, Padwestiana Kristianti, menjelaskan RUPSLB telah menyetujui pengunduran diri Willy Saelan dari jabatannya sebagai Direktur, yang mulai berlaku efektif pada 15 Oktober 2025. Dengan demikian, perseroan resmi menunjuk Hendri Widiarta untuk mengisi posisi tersebut.

"Efektif sejak tanggal 15 Oktober 2025 sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan tahun 2026, di mana usulan ini mengacu berdasarkan Rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan," jelas Willy dalam Public Expose, Rabu (15/10/2025).

Usai RUPSLB, susunan terbaru Dewan Direksi Unilever Indonesia adalah sebagai berikut:

Susunan Direksi Unilever Indonesia

  • Benjie Yap, Presiden Direktur
  • Neeraj Lal, Direktur
  • Alejandro Meinardo Jr Santos Concha, Direktur
  • Vandana Suri, Direktur
  • Enny Hartati Sampurno, Direktur
  • Hendri Widiarta, Direktur

Melansir situs resmi Unilever Indonesia, Hendri Widiarta merupakan warga negara Indonesia dengan pengalaman lebih dari 28 tahun di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) di berbagai sektor industri.

Sepanjang perjalanan kariernya, Hendri telah menempati sejumlah posisi senior di tingkat nasional, regional, maupun global, dengan fokus pada pengembangan budaya organisasi, transformasi bisnis, dan manajemen talenta secara strategis.

Sebelum bergabung dengan Unilever Indonesia, Hendri menjabat sebagai Senior Vice President Human Resources, APAC di B. Braun perusahaan global asal Jerman yang bergerak di bidang perangkat medis dan farmasi dan beroperasi di lebih dari 60 negara. Dalam perannya tersebut, ia memimpin fungsi SDM untuk 17.000 karyawan di kawasan Asia Pasifik dan berperan dalam mengintegrasikan strategi SDM sebagai faktor penting dalam mendukung kinerja bisnis.

Pada awal karier, Hendri juga pernah menduduki jabatan senior di bidang SDM di sejumlah perusahaan terkemuka seperti SC Johnson, RGE Group (APRIL, Pacific Oil & Gas), serta PT Mitra Adiperkasa Tbk, memperlihatkan keahlian kuat dalam pengembangan kapabilitas SDM dan transformasi organisasi.

Alasan Unilever Indonesia Konsisten Bagi Dividen Meski Saham Konsolidasi

Sebelumnya, di tengah fase konsolidasi teknikal dan sentimen pasar yang masih minim katalis positif, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) tetap menunjukkan daya tariknya sebagai emiten dengan komitmen tinggi terhadap pemegang saham.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Perseroan menetapkan pembagian dividen penuh untuk tahun buku 2024 dengan rasio pembayaran sebesar 99,7% dari laba bersih.

Pada 2024, Unilever Indonesia membukukan penjualan bersih sebesar Rp35,1 triliun dan laba bersih sebesar Rp3,4 triliun.

Total dividen yang dibagikan mencapai Rp88 per saham, yang terdiri dari dividen interim sebesar Rp41 per saham senilai Rp1,56 triliun yang telah dibayarkan pada 6 Desember 2024, serta dividen final sebesar Rp47 per saham dengan nilai Rp1,79 triliun yang akan dibagikan paling lambat 2 Juli 2025. Dengan demikian, total dividen yang dibagikan untuk tahun buku 2024 mencapai Rp3,36 triliun.

Kebijakan Dividen

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, menegaskan kebijakan dividen tinggi ini mencerminkan komitmen jangka panjang Perseroan.

“Rasio pembayaran dividen sebesar 99.7% ini menggarisbawahi komitmen kuat kami untuk mengembalikan value kepada para pemegang saham. Rasio pembayaran dividen yang tinggi dan konsisten juga mencerminkan kedisiplinan kami dalam mengalokasikan modal dan keyakinan kami terhadap ketangguhan operasional Perseroan," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (3/6/2025).

“Kami percaya bahwa mempertahankan pembayaran dividen yang tinggi, diimbangi dengan kinerja keuangan jangka panjang, adalah kunci bagi terciptanya value yang berkelanjutan. Kedepannya, kami akan terus berfokus untuk memperkuat fundamental dan mendorong pertumbuhan yang bertanggung jawab, menguntungkan, konsisten, dan kompetitif," ungkap dia.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |