Kisah Tragis Angga, Pelajar SMP di Grobogan yang Tewas Disiksa Teman Sekelasnya

6 hours ago 4

Liputan6.com, Grobogan - Dunia pendidikan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, kembali tercoreng dengan mencuatnya kasus bullying di lingkungan sekolah. Angga Bagus Perwira (12), siswa kelas VII SMP Negeri 1 Geyer, Kabupaten Grobogan, dilaporkan tewas di sekolah usai diduga menjadi korban bullying teman-teman sekelasnya.

Peristiwa tragis yang menimpa Angga terjadi pada Sabtu (11/10/2025). Yang mengejutkan, bocah pendiam yang tinggal di Desa Ledokdawan, Geyer Grobogan, ini konon kerap mengalami perundungan verbal dan fisik.

Tewasnya salah satu pelajar di Kabupaten Grobogan di tangan teman temannya sekelas itu, tentu memicu keprihatinan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten setempat.

Kepala Disdik Grobogan, Purnyomo, mengaku prihatin dengan kasus dugaan bullying yang menewaskan siswa kelas VII G, SMPN 1 Geyer.

Atas kasus yang terjadi di lingkungan sekolah ini, pihaknya berharap Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Grobogan menangani perkara ini dengan adil dan profesional.

"Kami sangat prihatin dan menyesalkan kejadian itu bisa terjadi. Ini jadi bahan evaluasi kami supaya hal serupa tidak terulang," ujar Purnyomo kepada wartawan, Selasa (14/10/2025).

Purnyomo pun mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga Angga Bagus Perwira. Selain itu, ia mengharapkan semoga polisi bisa mengungkap tuntas.

Informasi yang diterima Liputan6.com menyebutkan, korban sebelumnya pernah mengalami perundungan teman temannya pada 28 Agustus 2025 lalu. Atas kejadian yang dialami cucunya, nenek Angga bahkan pernah melaporkan ke pihak sekolah. Aduan nenek korban langsung direspon cepat pihak SMPN 1 Geyer, selanjutnya telah dimediasi internal oleh pihak sekolah.

Selama ini, korban tinggal bersama neneknya sejak belasan tahun lalu. Sebab kedua orang tua korban merantau bekerja di Cianjur Jawa Barat.

Hal itu pun dibenarkan oleh Kepala SMPN 1 Geyer, Sukatno saat dikonfirmasi. Pihak guru Bimbingan Konseling (BK) telah melakukan pembinaan kepada pelaku yang juga rekan sekelas korban.

"Guru BK langsung menindaklanjuti dengan memberi bimbingan. Mereka teman satu kelas. Masalah selesai, pelaku sudah minta maaf. Selanjutnya mereka berteman seperti biasa," ujar Sukatno saat ditemui di ruangannya, Senin (13/10/2025).

Kasus perundungan yang menimpa Angga pada Agustus lalu, kata Sukatno, berbeda dengan dugaan bullying hingga membuat korban meninggal. Meskipun rekan satu kelas VII G, namun pelakunya berbeda.

Sukatno mengakui pihak sekolah kecolongan atas peristiwa itu. Namun saat itu dipastikan persoalan telah berakhir damai.

"Beda pelaku dengan yang ini. Kami sangat menyesal dan mohon maaf hal itu bisa terjadi. Kami percayakan penanganan kasus ini kepada kepolisian," tutur Sukatno.

Kasus dugaan penganiayaan yang menewaskan Angga ini, mendorong pihak keluarga menuntut keadilan. Mereka mendesak kepolisian bertindak profesional dalam menangani kasus tersebut.

Sawendra yang juga orang tua korban sangat menyesalkan kejadian yang menimpa anaknya itu. Pria berusia 38 tahun ini mengaku tak habis pikir tidak adanya pengawasan serius dari tenaga pendidik di SMPN 1 Geyer hingga membuat anaknya meninggal dunia.

Menurut Sawendra, kasus bullying verbal dan fisik yang membayangi Angga akhir-akhir ini bahkan sudah pernah dilaporkan ke pihak sekolah setempat.

"Tidak ada kata maaf intinya dan harapannya diproses seadil adilnya. Soalnya nyawa hubungannya ini. Kalau bisa nyawa dibayar nyawa. Tapi hukum kita ikuti aturan yang berlaku. Tapi harus dihukum setuntas-tuntasnya," tukas Sawendra.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Grobogan melalui Kasat Reskrim AKP Rizky Ari Budianto, mengaku masih mendalami kasus meninggalnya Angga yang diduga korban bullying teman-teman sekolahnya.

Tak hanya itu, pihak Penyidik Satreskrim Polres Grobogan juga masih memeriksa sejumlah saksi. Diantaranya teman-teman sekolah korban termasuk para guru SMPN 1 Geyer.

"Masih proses pemeriksaan semua. Saksi yang diperiksa banyak," ucap Rizky.

Satreskrim Polres Grobogan juga menggandeng Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jateng. Tujuannya melakuka autopsi jenazah korban.

Langkah yang ditempuh polisi untuk menindaklanjuti permintaan keluarga korban. Selain itu, untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban.

"Jadi kami harus ekstra hati-hati dan teliti dalam penanganan ini karena melibatkan anak berhadapan hukum," pungkas Rizky.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |