Wall Street Melesat Usai The Fed Gunting Suku Bunga Acuan

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street mendekati rekor tertinggi pada Rabu, 10 Desember 2025. Wall street melesat setelah bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga acuan untuk mendorong pasar tenaga kerja. Selain itu, harapan akan ada pemangkasan suku bunga pada 2026 semakin menguat.

Mengutip CNBC, Kamis (11/12/2025), indeks Dow Jones menguat 497,46 poin atau 1,1 % ke posisi 48.057,75. Indeks S&P 500 melesat 0,7% ke posisi 6.886,68. Indeks S&P 500 hampir mencapai rekor tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada Oktober 2025. Sementara itu, indeks Nasdaq menguat 0,3% menjadi 23.654,16.

Wall street menyukai suku bunga lebih rendah karena dapat mendorong perekonomian dan menaikkan harga investasi meskipun berpotensi memperburuk inflasi.

Mengutip AP, pemangkasan suku bunga pada Rabu sudah banyak diperkirakan dan tidak banyak memengaruhi pasar. Namun, beberapa investor merasa terdorong oleh komentar Ketua Fed Jerome Powell, yang menurut mereka kurang tegas dalam menutup kemungkinan pemangkasan suku bunga pada masa mendatang dibandingkan yang mereka antisipasi.

Powell kembali mengatakan pada Rabu kalau bank sentral berada dalam posisi yang sulit, karena pasar kerja menghadapi tekanan penurunan sementara inflasi secara bersamaan menghadapi tekanan kenaikan. Dengan mencoba memperbaiki salah satu masalah tersebut dengan suku bunga, The Fed biasanya memperburuk masalah lainnya dalam jangka pendek.

Powell juga mengatakan untuk pertama kalinya dalam kampanye penurunan suku bunga ini bahwa suku bunga kembali berada pada posisi di mana suku bunga tidak mendorong inflasi maupun pasar kerja naik atau turun. Hal itu memberi The Fed waktu untuk menahan dan menilai kembali langkah selanjutnya terkait suku bunga seiring dengan masuknya lebih banyak data tentang pasar kerja dan inflasi.

"Kami berada dalam posisi yang baik untuk menunggu dan melihat bagaimana perekonomian berkembang,” kata Powell.

Namun, ia juga mengatakan tidak ada seorang pun di The Fed yang memperkirakan kenaikan suku bunga dalam “skenario dasar” mereka dalam waktu dekat. Jerome Powell juga menghabiskan sebagian besar diskusinya dalam konferensi pers setelah pengumuman suku bunga untuk membahas pasar kerja.

Setelah pemungutan suara untuk penurunan suku bunga pada Rabu, para pejabat The Fed merilis proyeksi tentang di mana mereka melihat suku bunga dana federal berpotensi berakhir pada 2026. Anggota median memperkirakan satu penurunan lagi pada akhir tahun depan, sama seperti tiga bulan sebelumnya.

Proyeksi tersebut sedang diteliti secara cermat karena para pejabat Fed tampaknya sangat terpecah pendapatnya tentang seberapa besar bantuan yang mungkin dibutuhkan ekonomi dari penurunan suku bunga. Dengan inflasi yang tetap berada di atas target 2% Fed, beberapa pejabat mengatakan bahwa inflasi merupakan ancaman yang lebih besar bagi ekonomi daripada pasar kerja.

Dalam pemungutan suara Rabu, dua pejabat Fed menolak penurunan suku bunga 0,25% karena mereka tidak ingin menurunkan suku bunga sekarang. Sementara itu, pejabat ketiga menolak penurunan suku bunga Rabu karena ia menginginkan penurunan yang lebih besar, yaitu setengah poin persentase.

Di pasar obligasi, imbal hasil obligasi pemerintah AS (Treasury yields) menurun seiring meningkatnya harapan akan penurunan suku bunga tambahan pada 2026.

Para pedagang sekarang bertaruh pada peluang 71% bahwa Fed akan menurunkan suku bunga dana federal setidaknya dua kali tahun depan. Angka ini naik dari peluang 64% yang terlihat sesaat sebelum Fed mengumumkan keputusannya, menurut data dari CME Group.

Fed juga mengumumkan program di mana mereka akan membeli obligasi pemerintah AS jangka pendek untuk membantu menjaga agar sistem keuangan tetap berjalan lancar. Ini bukan program skala besar seperti upaya Fed sebelumnya untuk membeli obligasi guna menjaga suku bunga tetap rendah dan merangsang perekonomian, tetapi ini membantu menjaga suku bunga jangka pendek lebih rendah daripada yang seharusnya.

Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun turun menjadi 4,15% dari 4,18% pada Selasa malam. Imbal hasil obligasi dua tahun turun lebih banyak dan merosot menjadi 3,53% dari 3,61%.

Di Wall Street, GE Vernova melonjak 15,6% setelah perusahaan energi tersebut menaikkan perkiraan pendapatannya hingga tahun 2028, menggandakan dividennya, dan meningkatkan program pembelian kembali sahamnya sendiri.

Palantir Technologies bertambah 3,3% setelah mengatakan Angkatan Laut AS akan menggunakan platform kecerdasan buatannya sebagai bagian dari program senilai $448 juta.

Cracker Barrel Old Country Store naik 3,5%. Rantai restoran yang tengah dilanda kontroversi seputar desain logonya melaporkan hasil yang lebih baik untuk kuartal terbaru daripada yang diperkirakan analis, tetapi juga memangkas perkiraan pendapatan untuk tahun fiskal ini, serta untuk ukuran laba yang mendasar.

Di sisi yang merugi di Wall Street adalah GameStop, yang turun 4,3% setelah melaporkan pendapatan yang lebih lemah untuk kuartal terbaru daripada yang diperkirakan analis. Namun, laba pengecer video game tersebut melampaui perkiraan.