Mandiri Sekuritas Ungkap IPO Raksasa di 2026, Lebih Besar dari Lighthouse

1 day ago 6

Liputan6.com, Jakarta - PT Mandiri Sekuritas menyatakan tengah menyiapkan sejumlah perusahaan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia melalui penawaran umum perdana saham (IPO) pada 2026. Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana mengatakan, proses penggarapan sudah mulai berjalan dan akan dimulai sejak awal tahun.

Oki menambahkan, rencana IPO tersebut ditargetkan terealisasi pada paruh pertama tahun depan. Sejumlah perusahaan dengan skala lebih besar dari kategori lighthouse juga disebut masuk dalam pembahasan. 

“Lebih dari lighthouse itu mestinya. Ada yang lebih dari lighthouse. Jadi makanya tahun depan, menurut saya sih lebih bagus,” ungkapnya  kepada wartawan usai menghadiri acara Mandiri Sekuritas Economic and Market Outlook, Selasa (9/12/2025).

Ia menjelaskan, perusahaan-perusahaan yang masuk dalam pipeline IPO berasal dari berbagai sektor dan tidak terbatas pada kategori tertentu. Mandiri Sekuritas, menurutnya, lebih menitikberatkan pada kualitas fundamental serta daya tarik cerita bisnis masing-masing calon emiten.

“Tahun depan ada. Ada beberapa yang kita lagi coba jalanin, tapi mungkin baru mulai awal tahun,” ujar Oki

Oki menyampaikan realisasi IPO tersebut akan dilihat pada tahun depan, namun sudah terdapat beberapa sektor yang masuk rencana. Ia menegaskan, Mandiri Sekuritas tidak membedakan status BUMN maupun non-BUMN, melainkan menitikberatkan pada kekuatan fundamental.

Mandiri Sekuritas Optimistis IHSG Tembus 9.000, Hanya Soal Waktu

Sebelumnya, Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih memiliki potensi untuk melanjutkan penguatan hingga ke level 9.000 pada akhir tahun ini. Menurutnya, pergerakan indeks saat ini menunjukkan tren yang konsisten dengan frekuensi menyentuh level puncak yang cukup tinggi.

“Sekarang kita lihat aja udah berapa kali touch peak-nya. Udah 20 kali. Jadi kalau bisa achieve 9.000, tinggal tunggu waktu saja,” ujar Oki kepada wartawan usai menghadiri acara Mandiri Sekuritas Economic and Market Outlook, Selasa (9/12/2025).

Oki mengungkapkan optimismenya terutama didorong oleh kuatnya partisipasi investor ritel di pasar modal domestik. Ia menilai aktivitas transaksi dari investor ritel terus meningkat dan menjadi penopang utama pergerakan pasar.

“Saya yakin, confident, terutama dengan kekuatan retail saat ini, dengan kondisi pasar modal kita, mungkin itu akan berhasil. cuma masalah waktu sih,” tuturnya.

Lebih lanjut, Oki memaparkan nilai transaksi investor ritel tercatat sangat solid dari hari ke hari. Bahkan, melalui aplikasi Growin by Mandiri Sekuritas, nilai transaksi harian sempat menyentuh Rp 2,6 triliun per hari.

Ia menambahkan, minat investor ritel terhadap pasar modal Indonesia saat ini berada pada level yang sangat tinggi. Dengan valuasi pasar yang masih relatif murah, kondisi tersebut nilainya menjadi momentum yang kuat, baik menjelang akhir tahun ini maupun untuk berlanjut ke tahun depan.

IHSG Cetak Rekor Lagi, Siap-siap Tembus 9.000

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatat rekor tertinggi sepanjang masa dengan ditutup menguat di level 8.710,69. Analis sekaligus founder Republik Investor, Hendra Wardana, menilai capaian tersebut menegaskan kuatnya momentum bullish di pasar domestik yang didukung oleh meningkatnya optimisme global.

Menurut Hendra, penguatan IHSG kali ini didorong oleh likuiditas pasar yang besar dengan nilai transaksi menembus Rp 27 triliun serta minat beli yang merata di berbagai sektor, tercermin dari 402 saham yang ditutup menguat.

“IHSG kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa dengan ditutup menguat ke level 8.710,69, menegaskan bahwa momentum bullish pasar domestik masih sangat kuat di tengah meningkatnya optimisme global,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (9/12/2025).

Ia menambahkan, sentimen positif juga datang dari ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed serta penguatan data perdagangan China, terutama pada kinerja ekspor dan impor yang tumbuh di atas perkiraan.

Kombinasi sentimen tersebut menciptakan suasana risk-on yang mendorong investor kembali mengakumulasi aset berisiko, baik saham berkapitalisasi besar maupun saham siklikal.

Siap-siap Tembus 9.000

Secara teknikal, Hendra menilai IHSG telah menembus area penting 8.600–8.770 sehingga membuka peluang penguatan lanjutan menuju level 9.000 jika mampu bertahan di atas zona tersebut.

Di sisi lain, area support 8.400–8.513 masih menjadi penopang apabila terjadi koreksi jangka pendek, dengan pergerakan indeks yang bersifat broad-based meski terdapat sejumlah saham penggerak dan saham besar yang mengalami tekanan.

“Jika katalis global seperti keputusan suku bunga The Fed dan data ekonomi China berjalan sesuai ekspektasi pasar, peluang IHSG untuk menembus 9.000 bukan hanya memungkinkan, tetapi dapat terjadi lebih cepat dari perkiraan,” kata Hendra.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |