Wall Street Lesu, Bursa Saham Asia Bervariasi Sambut Akhir Pekan

3 weeks ago 21

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik diperdagangkan bervariasi pada perdagangan Jumat (22/8/2025). Pergerakan bursa saham Asia Pasifik itu terjadi seiring investor menanti pidato ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell di simposiun ekonomi tahunan bank sentral. Pidato Jerome Powell dapat memberikan petunjuk mengenai arah suku bunga.

Mengutip CNBC, indeks Kospi di Korea Selatan melonjak 1,22% dan indeks saham Kosdaq menguat 0,94%. Indeks Nikkei 225 di Jepang melemah 0,1% pada pembukaan perdagangan. Indeks Topix naik 0,44%.

Tingkat inflasi inti negara tersebut mendingin menjadi 3,1% pada Juli, turun dari 3,3% pada bulan sebelumnya. Inflasi itu yang tidak termasuk biaya untuk makanan segar, lebih tinggi dari 3% yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Inflasi beras turun menjadi 90,7% pada Juli, setelah dua bulan inflasi melonjak melewati angka 100%.

Indeks acuan Australia S&P/ASX 200 stagnan setelah menembus level 9.000 untuk pertama kalinya pada Kamis.

Indeks CSI 300 China stagnan pada pembukaan, sementara Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,33%.

Kinerja Wall Street

Di wall street, saham-saham merosot pada perdagangan Kamis, 21 Agustus 2025. Indeks S&P 500 melemah dalam lima hari berturut-turut.

Indeks S&P 500 turun 0,4% dan ditutup ke posisi 6.370,17. Indeks Nasdaq tergelincir dan ditutup ke posisi 21.100,31. Indeks Dow Jones merosot 152,81 poin atau 0,34% ke posisi 44.785,50.

Kontrak berjangka dana Fed memperkirakan kemungkinan hampir 74% bank sentral akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan berikutnya pada September, menurut perangkat FedWatch CME.

Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik 21 Agustus 2025

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Kamis, 21 Agustus 2025. Di bursa saham Asia Pasifik, saham Australia menjadi yang teratas dalam perolehan saham, tidak sependapat dengan rekan-rekan utama di wall street yang mengalami penurunan, dipimpin oleh saham teknologi.

Mengutip CNBC, indeks acuan S&P/ASX 200 Australia naik 1,13% dan menutup hari di level tertinggi sepanjang masa, yaitu 9.019,1. Kenaikan dipimpin oleh perusahaan makanan OMG Group, yang melonjak 114,29%, perusahaan percetakan dan teknologi 333D, yang melonjak 55,56%, dan produsen teknologi baterai Janus Electric Holdings , yang naik 46,47%.

Di India, indeks manajer pembelian flash HSBC Composite, yang memberikan gambaran awal kinerja ekonomi sektor swasta, berada di angka 65,2, lebih tinggi dari 61,1 pada Juli dan 60,5 yang diperkirakan oleh Reuters.

Indeks Nikkei Melemah

Pasar India menguat di awal perdagangan dengan indeks acuan Nifty 50 naik 0,21%, sementara indeks BSE Sensex naik 0,35% hingga pukul 13.30 Waktu Standar India (pukul 04.00 ET).

Indeks Nikkei 225 Jepang melemah untuk sesi ketiga berturut-turut dan ditutup melemah 0,65% di level 42.610,17. Pelemahan dipimpin oleh saham Daiichi Sankyo, Socionext, dan Lasertec Corp.

Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas turun 0,52% menjadi 3.082,95.

Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang bertenor 20 tahun naik menjadi 2,645%, setelah mencapai level tertinggi dalam 26 tahun di awal sesi. Imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun naik tipis ke level tertinggi dalam 17 tahun di 1,61%.

Di Korea Selatan, indeks Kospi memangkas kenaikan sebelumnya dan naik 0,37% ke level 3.141,74, sementara indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil stagnan di level 777,24.

Indeks CSI 300 di Tiongkok Daratan naik 0,39% ke level 4.288,07, sementara Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,22% ke level 25.109,43.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |