KRYA Klarifikasi Deportasi Komisaris Utama, Operasional Disebut Tetap Normal

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta - PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) menyampaikan klarifikasi resmi terkait pemberitaan mengenai deportasi Komisaris Utama Perseroan, An Shaohong. 

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (10/12/2025) manajemen menyatakan peristiwa tersebut tidak berdampak terhadap kegiatan operasional, kinerja, maupun kelangsungan usaha perusahaan

Perseroan menegaskan struktur manajemen dan operasional tetap berjalan normal. Seluruh aktivitas usaha, termasuk pemenuhan kewajiban kepada pelanggan dan pemegang saham, disebut tetap berlangsung tanpa gangguan

Manajemen juga menyatakan tidak mengetahui perkara hukum yang dihadapi An Shaohong serta menegaskan Perseroan tidak terlibat dalam kasus maupun proses hukum apa pun, baik di Indonesia maupun di Republik Rakyat Tiongkok. 

KRYA menekankan isu yang menimpa komisaris utama tidak memberikan dampak negatif terhadap agenda bisnis perusahaan

Saat ini, KRYA tengah memproses pergantian Komisaris Utama sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perseroan. Informasi lanjutan akan disampaikan melalui keterbukaan informasi apabila terdapat perkembangan material

Direktur Utama KRYA William Teng menyampaikan kondisi operasional Perseroan tetap stabil dan berada dalam kendali manajemen. Ia menambahkan proses penggantian Komisaris Utama dilakukan melalui mekanisme korporasi untuk memastikan keberlanjutan fungsi pengawasan perusahaan

KRYA Akuisisi 51% Saham ECGO, Resmi Masuk ke Bisnis Motor Listrik

PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) resmi masuk ke bisnis motor listrik setelah mengakuisisi 51% saham PT Green City Traffic.

Pendiri sekaligus CEO ECGO, William Teng, yang juga akan menjabat sebagai Presiden Direktur KRYA, mengungkapkan strategi pertumbuhan perusahaan dalam konferensi pers. 

Ia menyebut, ECGO telah membangun ekosistem terintegrasi selama tujuh tahun terakhir, mulai dari desain dan produksi kendaraan, riset serta penyewaan baterai, jaringan stasiun penukaran baterai, hingga platform manajemen digital. Dalam lima tahun ke depan, ECGO menargetkan penjualan kumulatif minimal 1 juta unit motor listrik.

Dalam sesi demo, media melihat langsung kecanggihan platform manajemen dan pengendalian risiko milik ECGO. Sistem ini memungkinkan dealer di seluruh Indonesia menilai kelayakan kredit dan risiko pengemudi secara daring maupun luring, lalu menyewakan motor kepada pengemudi terpilih. 

Dengan tarif sewa mulai Rp39.000 per hari untuk motor dengan dua baterai, pengemudi ojek online bisa mengisi daya di rumah atau menukar baterai di stasiun ECGO, sehingga biaya operasional jauh lebih rendah. 

Pengemudi yang menggunakan motor ECGO tercatat meraih pendapatan tambahan rata-rata Rp1,2 juta per bulan dibandingkan pengguna motor bensin.

Margin Kotor

William Teng menegaskan selain margin kotor hingga 40% dari penjualan motor dan baterai, penyewaan baterai akan menjadi sumber pendapatan jangka panjang yang stabil. 

“Dengan teknologi protokol tertutup, motor ECGO hanya bisa digunakan dengan baterai ECGO, sehingga permintaan penyewaan akan terus ada,” jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Senin (11/8/2025).

Perusahaan juga mendapatkan pemasukan signifikan dari layanan perangkat lunak yang dipakai dealer untuk memantau kendaraan, memproses pembayaran, dan mengelola risiko. 

Rata-rata setiap pengemudi menghasilkan pendapatan bersih Rp1,8 juta per tahun untuk ECGO, sehingga jika dalam lima tahun ada 1 juta pengemudi aktif, potensi pendapatan bersih dari biaya platform bisa mencapai Rp1,8 triliun per tahun.

Permintaan motor ECGO saat ini bahkan melampaui pasokan, dengan lebih dari 70.000 pengemudi sudah masuk daftar tunggu. 

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |