Liputan6.com, Jakarta - Nama Nadiem Makarim mulai menjadi perhatian publik usai dipercaya oleh Jokowi, presiden terpilih kala itu, menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), menggantikan Muhadhir Effendi. Nadiem kemudian dilantik di Istana Negara pada Rabu, 23 Oktober 20219, dan resmi menjadi Mendikbud yang baru.
Nama Nadiem Makarim dikenal sebagai salah satu pengusaha muda sukses di Indonesia. Popularitasnya kian meningkat seiring kesuksesan perusahaan ride-hailing yang didirikannya pada 2010, yakni Gojek.
Dipilihnya Nadiem Makarim menjadi menteri Kebinet Indonesia Maju era Presiden Jokowi bukan hanya ramai menjadi bahan perbincangan di Tanah Air, tapi juga di pemberitaan di luar negeri kala itu. Sejumlah media asing mengangkat isu pelantikannya di Istana Negara.
Melalui artikel berjudul Nadiem Makarim is now Indonesia’s minister of education and culture, sebuah portal teknologi dan berita bisnis terkemuka di China kala itu, kr-asia.com ikut mengangkat isu tersebut.
"Mantan CEO Gojek diharapkan akan menghasilkan terobosan signifikan dalam program pendidikan Indonesia," demikian tulis media itu dalam kalimat pembukanya.
Bloomberg, media seputar bisnis yang berbasis di Amerika juga mengulas isu pengangkatan eks bos Gojek itu dalam artikel bertajuk Jokowi Picks Gojek Founder Makarim as Indonesia Education Minister.
Bloomberg menuliskan bahwa Presiden Indonesia Joko Widodo meluncurkan daftar 38 menteri dan pejabat kabinet dengan salah satu pendiri Gojek, Nadiem Makarim, ditunjuk sebagai menteri pendidikan yang baru.
Dari Singapura, Channel News Asia membuat tulisan dengan judul Indonesia president names Gojek co-founder as education minister.
Masih dari Singapura, situs berita teknologi Tech in Asia juga tak ketinggalan dengan isu tersebut melalui Nadiem Makarim becomes Indonesia’s education minister, retains Gojek stake.
Sedangkan dari Negeri Jiran, Free Malaysia Today, menggunakan judul Gojek founder named Indonesia’s education minister.
Reuters, kantor berita Inggris juga tak mau ketinggalan, mengangkat berita penunjukan Nadiem Makarim melalui pemberitaan bertajuk Indonesia president names Gojek co-founder as education minister.
Lebih Banyak Kontroversi Ketimbang Inovasi
Namun siapa yang sangka, harapan yang begitu besar kepada Nadiem yang dianggap mampu memberikan terobosan besar pada program pendidikan di Indonesia, ternyata tidak membuahkan hasil yang maksimal. Alih-alih menciptakan beragam inovasi di dunia pendidikan, kebijakan Nadiem justru menciptakan kontroversi baru di tengah masyarakat.
Misal tentang penghapusan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Bahasa Indonesia. Hilangnya pendidikan Pancasila hingga menjadi kontroversi berawal dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2021, mengenai Standar Nasional Pendidikan yang diterbitkan Presiden Jokowi. Dalam PP tersebut pendidikan Pancasila hingga Bahasa Indonesia tak lagi tercantum.
Setelah ramai menjadi bahan perbicangan di masyarakat, Nadiem belakangan memutuskan untuk mengembalikan dua mata pelajaran tersebut sesuai dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003 yang meletakkan Pancasila sebagai dasar pendidikan di Indonesia. Masih banyak lagi kebijakannya selama menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Presiden Jokowi yang dinilai kontroversi, sebut saja seperti penghapusan skripsi sebagai syarat kelulusan di perguruan tinggi, menaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT), tidak mewajibkan Pramuka, hingga soal SKB 3 Menteri terkait seragam sekolah, dan masih banyak lagi.
Kini harapan untuk menyongsong perbaikan pendidikan di Indonesia lewat berbagai inovasi teknologi telah pudar. Penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) belakangan malah menetapkan mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim (NAM) itu sebagai tersangka kasus dugaan korupsi laptop chromebook.
Kapuspenkum Kejagung, Anang Supriatna mengatakan, penetapan tersangka Nadiem berdasarkan hasil pemeriksaan saksi dan alat bukti.
"Dari hasil pendalam keterangan saksi-saksi dan alat bukti yang ada sore ini telah menetapkan tersangka baru dengan inisial NAM," ungkap Anang dalam jumpa pers di Kejagung, Jakarta Selatan, Kamis (4/9/2025).