Dua Wilayah Terparah Dampak Banjir Denpasar, Tinggi Air Capai Atap Rumah

1 month ago 24

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mendata ada 43 titik banjir di Kota Denpasar dengan dua terparah, yaitu kawasan Pasar Badung dan sepanjang aliran Tukad Badung yang berhimpitan dan kawasan Jalan Pura Demak.

Gubernur Bali Wayan Koster turun langsung ke titik-titik terparah banjir di Kota Denpasar, terutama pesisir Sungai Tukad Badung dan Pasar Badung.

Koster meminta Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara mendata kerugian warga, terutama pedagang Pasar Badung dan dua bangunan toko kain yang runtuh di pesisir Tukad Badung.

“Di sini pedagang pasar ada sekitar 200, jadi karena barangnya hanyut dan rusak maka akan diganti rugi, berapa besarnya saya minta Pak Wali Kota untuk menghitung semua, kemudian ada bangunan yang roboh dan rusak itu akan direhabilitasi,” kata Gubernur Wayan Koster.

Diketahui hujan dengan intensitas tinggi selama lebih dari 24 jam di seluruh Bali, terutama Denpasar, mengakibatkan banjir di hampir seluruh wilayah sejak dini hari tadi.

“Ini kan hulunya jauh, panjang ini Tukad Badung, lalu curah hujan memang sangat tinggi dari kemarin selama sehari ya, tentu saja ini menimbulkan masalah banjir,” ucapnya.

Akibat kondisi ini, Koster meminta wali kota mendata, sehingga setelah ditanggulangi dananya, para pedagang dapat kembali berjualan.

“Baik untuk ganti rugi material barang-barang dagangan pedagang dan bangunan yang rusak akan didanai dari bagi APBD Provinsi dan Kota Denpasar. Jadi semuanya akan diganti rugi,” ujar Koster.

Selain mendata kerugian warga, Koster juga meminta fokus menyelamatkan para pedagang dan masyarakat, sebab saat ini masih ada dua orang dinyatakan hilang.

Selanjutnya mengajak seluruh pihak, termasuk TNI, membantu membersihkan jalanan Denpasar sehingga kondisi lebih kondusif dan masyarakat dapat beraktivitas kembali.

Alasan Denpasar Belum Keluarkan Status Bencana

Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar belum mengeluarkan status kebencanaan akibat banjir yang melanda hampir seluruh kota, karena masih memfokuskan mengevakuasi warga terdampak banjir.

Jaya Negara mengatakan saat ini pemerintah masih berfokus pada evakuasi warga yang terjebak di rumah maupun terseret arus sungai.

“Ya tentu sekarang kami belum bisa (menentukan status kebencanaan) karena saya dari jam 4 pagi bersama pak wakil di lapangan, belum menentukan, sekarang kami turun untuk penyelamatan, evakuasi dulu, itu prioritasnya,” kata dia.

Jaya Negara mencatat hingga siang ini setidaknya tiga orang dinyatakan meninggal dunia, dua orang hilang, dan banyak yang telah dievakuasi ke posko pengungsian seperti balai-balai banjar.

“Yang jelas pasti kita akan bahas status darurat bencana karena itu dasar kita untuk mengeluarkan anggaran darurat kebencanaan untuk menanggulangi para korban,” ujarnya.

Dari pemetaan Pemkot Denpasar setidaknya ada tujuh titik banjir terparah yaitu di kawasan Pasar Badung dan sungai Tukad Badung yang berhimpitan, Kertalangu, Padangsambian Kaja, Pura Demak, Sidakarya, Panjer, dan Pemogan di kawasan Taman Pancing.

Wali kota melihat kondisi ini diakibatkan oleh beban di hulu Tukad Badung yang cukup tinggi akibat hujan dengan intensitas tinggi selama lebih dari 24 jam, bahkan ia mengaku selama hidupnya kondisi ini pertama kali terjadi di ibu kota Provinsi Bali itu.

“Jam 2 dini hari sudah tinggi dan sekarang RS Wangaya dalam kondisi darurat, listrik mati, genset tidak bisa hidup, sekarang kami sewa karena meluapnya Tukad Badung tinggi sekali menyebabkan airnya ke Pura Demak, semua sumbernya dari Tukad Badung,” kata dia.

Selain mengevakuasi korban di lokasi-lokasi banjir yang tingginya menyentuh atap rumah warga, Pemkot Denpasar juga mulai mendata korban dan kerusakan salah satunya runtuhnya dua bangunan toko kain di Jalan Sulawesi akibat derasnya sungai Tukad Badung.

“Kami akan siapkan dari dana bencana untuk kerugian pedagang, tidak di sini saja tapi banyak dari Padangsambian ada rumahnya jebol, temboknya jebol, banyak kerugian mobil, kami sekarang minta kades/lurah mendata, kita mendata kerugian yang ditimbulkan di desa-desa, kerugiannya kita akan ganti rugi,” ucap Jaya Negara. Dikutip dari Antara.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |