Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, pihaknya akan segera bertolak ke Bali untuk berkoordinasi dan mendukung pemerintah daerah dalam penanganan banjir yang melanda wilayah tersebut.
Menurut dia, sejauh ini, informasi yang diterima BNPB, banjir yang terjadi di Bali mengakibatkan dua orang meninggal dunia dan empat korban hilang, dan masih dalam pencarian.
Suharyanto menegaskan, banjir yang terjadi di Bali melanda empat kabupaten/kota yakni Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Gianyar, dan Tabanan.
"Data sementara, tapi kami akan segera masuk ke Bali hari ini untuk memimpin operasi tanggap darurat bersama pemerintah daerah," jelas dia seperti dilansir dari Antara, Rabu (10/9/2025).
Suharyanto memastikan penanganan cepat, termasuk distribusi bantuan logistik dasar segera dilakukan untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak banjir. Adapun yang disiapkan diantaranya, makanan, pakaian, tenda, berikut perlengkapan lain sudah disiapkan.
Dia menuturkan, bersama pemerintah daerah akan dipastikan distribusi bantuan berjalan lancar.
"Asesmen kebutuhan mendesak juga terus dilakukan di lapangan," kata Suharyanto.
Analisis BMKG Penyebab Hujan Ekstrem Bikin Bali Dikepung Banjir
Banjir menerjang sejumlah wilayah di Provinsi Bali. Balai Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menyebutkan, sebagian besar kabupaten kota di Bali mengalami curah hujan lebat hingga ekstrem di atas 150 milimeter per hari, pada periode 9-10 September 2025.
"Dalam tiga hari ke depan masih berpotensi terjadi hujan ringan hingga sedang di sebagian besar wilayah Bali," kata Kepala BBMKG Wilayah III Cahyo Nugroho di Denpasar, Rabu (10/09/2025).
Berdasarkan hasil pantauan, hujan turun sejak Selasa (9/9) di Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, Klungkung dan Karangasem dalam kategori lebat di atas 50 milimeter (mm) per hari hingga kategori ekstrem di atas 150 mm.
Hujan tersebut bahkan berlanjut hingga Rabu pagi ini, hingga menyebabkan bencana hidrometeorologi, di antaranya banjir di sejumlah titik.
Dia menambahkan, dari analisis dinamika atmosfer menunjukkan kondisi ekstrem tersebut dipicu oleh aktif gelombang ekuatorial Rosby yang berdampak memicu pertumbuhan awan konvektif atau awan hujan.Selain itu, ada juga kelembaban udara dalam kategori lembab hingga lapisan 200 milibar (mb) atau hingga 12.000 meter.
"Kondisi itu mendukung pembentukan awan konvektif dengan puncak awan yang tinggi sehingga menimbulkan hujan lebat disertai kilat atau petir," ucapnya.
Titik Banjir
Sementara itu, banjir terjadi di sejumlah titik di Denpasar, di antaranya di permukiman Pura Demak, kemudian kawasan Pasar Badung yang berada dekat aliran Tukad (Sungai) Badung di Denpasar.
Banjir juga melanda permukiman di Dusun Munduk, Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana mengakibatkan satu orang hilang terseret arus banjir yang saat ini masih dalam pencarian.
Bencana alam di Jembrana itu juga berdampak terhadap lalu lintas vital jalur Denpasar-Gilimanuk sehingga menyebabkan kemacetan di sejumlah titik menuju Pelabuhan Gilimanuk.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali juga mendata di Tabanan dan Karangasem juga terjadi pohon tumbang yang menutup akses jalan dan menimpa kabel listrik.
Gelombang Ekuatorial Rossby
Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja Operasional Meteorologi BBMKG Wilayah III Wayan Musteana menuturkan gelombang ekuatorial Rossby memicu terjadinya cuaca buruk di Bali dalam dua hari terakhir.
"Aktifnya gelombang ekuatorial Rossby di wilayah Bali dan sekitarnya mendukung pertumbuhan awan konvektif penyebab hujan lebat," kata Wayan Musteana.
Menurut BBMKG Wilayah III Denpasar, gelombang ekuatorial Rossby atau Rossby Ekuator adalah gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat di sekitar ekuator.
Apabila gelombang itu aktif, lanjutnya, maka dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah yang dilewati.
BBMKG Wilayah III Denpasar juga memperkirakan kondisi tersebut diprediksi terjadi hingga hari ini dan hari berikutnya tren curah hujan diprediksi akan menurun.
Pihaknya juga memperkirakan kondisi musim saat ini di Bali sudah memasuki musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.