Teknologi Digital Andal Menjaga Ketahanan Migas Nasional

1 day ago 12

Liputan6.com, Jakarta Sebuah plang setinggi dua meter berisi pemberitahuan “Berbahaya” tegak tertancap di pinggir Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Jambi-Palembang di Desa Tempino, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Plang berkelir merah dan hitam itu memberi berbagai larangan dan tanda bahwa di daerah tersebut merupakan kawasan objek vital nasional.

Di bawah plang itu terpendam jaringan pipa minyak bumi milik Pertamina. Hanya sepelemparan batu dari plang, terlihat separuh badan pipa menyembul ke permukaan tanah di antara semak belukar.

“Sejak kapan jaringan pipa minyak bumi itu ada di sini,” tanya saya kepada seorang bapak penjual toko kelontong di pinggir jalan Desa Tempino, Rabu (22/10/2025).

Tak jauh dari plang tadi, sang bapak menjawab singkat dan meyakinkan. “Sejak saya masih kecil, pipa minyak itu sudah ada di situ,” ujarnya seraya menambahkan, dia tak mengetahui pasti kapan jaringan pipa itu dibangun.

Yang diketahuinya dari cerita yang dia dapat bahwa dahulu desanya pernah berjaya dalam industri minyak.

Memang benar, beberapa daerah di Provinsi Jambi seperti Tempino dan Kenali Asam menjadi daerah sumber minyak. Melalui jaringan pipa tersebut, minyak bumi dari ladang-ladang minyak Jambi dialirkan ke Kilang Plaju, Palembang, Sumatera Selatan. Jika kita melewati Jalinsum bagian timur ini akan jamak menjumpai plang peringatan di pinggir jalan.

Senarai kisah, jaringan pipa minyak bumi yang terpendam di sepanjang Jalinsum Jambi-Palembang memiliki sejarah panjang. Dalam dokumen foto digital Universitas Leiden seksi Koninklijk Instituut voor Taal-, Land-, en Volkenkunde (KITLV) menggambarkan pembangunan jaringan pipa tersebut beriringan dengan pembangunan Jalinsum.

Sejarawan Dedi Arman dalam penelitiannya menyatakan, jaringan pipa tersebut dibangun pada tahun 1935 oleh Nederlandsch Indische Aardolie Maatschappij (NIAM), perusahaan minyak pada masa pemerintahan Hindia Belanda. NIAM membangun pipa sepanjang 275 kilometer dengan biaya pembangunan pipa minyak ketika itu menelan ongkos 3,5 juta gulden.

“Minyak dari Jambi disalurkan melalui pipa ke Kilang Plaju,” kata Dedi Arman dalam penelitiannya yang berjudul Eksploitasi Minyak di Jambi tahun 1922-1948.

Jaringan pipa dengan sejarah panjang dalam industri hulu migas tersebut sampai sekarang masih berkontribusi dalam industri minyak di Sumatera. Pun jaringannya yang rumit dan panjang melewati hutan yang sulit diakses membuat keberadaan pipa jadi sangat rawan.

Kondisi ini berdampak pada kebocoran produksi minyak, baik itu akibat korosi atau aksi pencurian minyak atau illegal tapping. Meski diawasi terus oleh tim patroli, nyatanya aksi penyambungan ilegal itu masih menjadi momok.

Tak patah arang. Kini guna mengatasi momok tersebut, Pertamina EP (PEP) Field Jambi, bagian Pertamina Hulu Rokan Zona 1 terus berinovasi. Dalam satu terakhir, Pertamina EP Field Jambi memasang perangkat teknologi untuk mengamankan produksi.

Teknologi itu bernama Finding Oil Losses (FOL): sistem deteksi kebocoran. Teknologi berbasis Internet of Things (IoT) dan Machine Learning itu mampu mendeteksi kebocoran minyak secara cepat. Melalui teknologi ini juga mampu mengidentifikasi titik lokasi kebocoran.

Teknologi ini dipasang pada titik tertentu. Jika terjadi sesuatu anomali pada jaringan pipa, sistem yang terhubung langsung itu akan memberi sinyal telah terjadi kebocoran. Sehingga kemudian akan memudahkan tim dalam mengambil tindakan cepat dan tepat.

Syahdan, berkat pemasangan teknologi FOL ini, Pertamina EP Field Jambi berhasil mengungkap aksi penyambungan ilegal. Pada Rabu (24/9/2025), Tim Security Obvitnas Pertamina bersama aparat berhasil menggagalkan aksi pencurian minyak di Kilometer 12, Desa Pondok Meja, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi.

Dalam kasus tersebut, petugas menangkap lima orang tersangka. Dari lima tersangka tersebut, dua di antaranya merupakan polisi. Selain menangkap tersangka, petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti di lokasi kejadian.

Barang bukti yang diamankan antara lain selang berdiameter 1 inci sepanjang 50 meter, satu perangkat kran pada titik sambungan, sebuah kendaraan, serta barang pribadi milik pelaku. Selanjutnya, para tersangka beserta barang bukti telah diserahkan kepada Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polsek Mestong untuk ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Pertamina EP Field Jambi, bagian Pertamina Hulu Rokan Zona 1 yang beroperasi di wilayah Jambi, menyatakan terus berkomitmen untuk menjaga serta meningkatkan produksi energi nasional. Selain patroli lapangan, pengamanan produksi energi juga diperkuat dengan pemanfaatan teknologi Finding Oil Losses (FOL).

Dalam keterangan resminya melalui siaran pers General Manager Zona 1 Hari Widodo, menegaskan komitmen Pertamina EP Field Jambi dalam menjaga pasokan energi nasional.

“Kami berkomitmen memastikan kelancaran proses produksi. Setiap persoalan, termasuk praktik illegal tapping, kami tangani secara cepat dan terukur demi menjaga keamanan aset negara serta keberlangsungan pasokan energi bagi masyarakat,” ujar Hari.

Menurut Hari Widodo, aksi illegal tapping bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak serius bagi keselamatan bersama. Selain merugikan negara, praktik ini dapat mencemari dan merusak lingkungan, bahkan memicu insiden berbahaya seperti ledakan dan kebakaran.

“Kami senantiasa mengutamakan aspek keamanan dalam setiap operasional perusahaan yang dilakukan melalui sinergi dengan aparat penegak hukum. Kemudian pemanfaatan teknologi inovatif, yang dikombinasikan dengan pengawasan rutin di lapangan guna mencegah potensi gangguan terhadap proses produksi,” ujar Hari.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |