Kepanikan di Sekolah Saptosari Saat Ratusan Murid Diduga Keracunan MBG, Kamar Mandi Penuh Siswa Sakit Perut

Liputan6.com, Jakarta Kasus keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) masih terus terjadi di berbagai daerah. Terbaru, ratusan siswa di Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami gejala mual, muntah, dan diare secara bersamaan pada Rabu (29/10/2025) siang.

Kejadian ini diduga kuat akibat keracunan makanan setelah para siswa menyantap menu MBG yang dibagikan pada Selasa (28/10/2025).

Kasus bermula ketika sejumlah siswa SMP Negeri 1 Saptosari mulai mengeluhkan sakit perut sejak Rabu pagi. Keluhan awal seperti mual, muntah, dan buang air besar terus menerus membuat suasana sekolah mendadak panik.

Salah satu siswi, Agista Yuan Ramadani, menceritakan kronologi yang dialaminya. Ia mengaku mulai merasakan sakit perut tak lama setelah menyantap menu MBG pada Selasa siang.

“Waktu sampai di rumah, saya cuma bisa tiduran karena perut rasanya sakit banget. Tapi Rabu paginya tetap berangkat sekolah karena pikir cuma masuk angin,” ujarnya.

Namun, setibanya di sekolah, Agista mendapati beberapa teman sekelasnya juga merasakan hal serupa. Kondisi semakin memburuk saat jam pelajaran kedua berlangsung.

Ia meminta izin ke toilet, tetapi begitu tiba di kamar mandi, ternyata sudah mengantre puluhan siswa lain dengan keluhan yang sama.

Guru dan pihak sekolah yang mengetahui situasi itu langsung berkoordinasi dengan pihak Puskesmas dan RSUD Saptosari. Tak lama berselang, puluhan siswa dibawa menggunakan kendaraan darurat menuju rumah sakit.

Data sementara menunjukkan, di SMPN 1 Saptosari terdapat 186 siswa dari total 420 siswa yang mengalami gejala keracunan. Sementara di SMKN 1 Saptosari, kasusnya lebih parah, yakni 476 siswa dari total 1.154 siswa, termasuk 10 guru yang juga merasakan keluhan serupa. Selain itu, 33 siswa dari SMK tersebut dilaporkan tidak masuk sekolah karena masih menjalani perawatan di rumah masing-masing.

Para korban dirawat di dua lokasi berbeda sebagian besar di RSUD Saptosari, sementara ratusan lainnya ditangani di Puskesmas Saptosari yang juga dipenuhi pasien sejak siang hari.

Kabar ratusan siswa yang keracunan itu segera sampai ke telinga Bupati Gunungkidul, yang langsung mendatangi RSUD Saptosari pada Rabu sore. Dalam kunjungannya, bupati terlihat berbincang dengan sejumlah siswa dan tenaga medis yang tengah memberikan perawatan.

“Saya minta Dinas Kesehatan segera melakukan penyelidikan terkait sumber makanan MBG ini, supaya kejadian serupa tidak terulang,” ujar Bupati usai meninjau lokasi.

Bupati juga menyampaikan rasa prihatin atas peristiwa tersebut dan meminta semua pihak terkait, termasuk penyedia makanan program MBG, untuk bertanggung jawab dan memastikan standar kebersihan makanan terpenuhi.

Dari hasil pemeriksaan awal tim medis, gejala yang dialami para siswa mengarah pada keracunan makanan. Sebagian besar korban mengaku mulai merasa tidak enak badan beberapa jam setelah menyantap menu MBG pada hari sebelumnya.

Hingga Rabu malam, pihak RSUD dan Puskesmas Saptosari masih terus melakukan observasi dan memberikan perawatan intensif bagi siswa yang kondisinya cukup lemah. Dinas Kesehatan Gunungkidul juga telah mengambil sampel makanan dari sisa menu MBG untuk dilakukan uji laboratorium.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, sebagian siswa sudah diperbolehkan pulang setelah kondisi mereka membaik. Namun, petugas medis masih memantau puluhan lainnya yang masih menjalani perawatan di rumah sakit.