Investor Utama Bakal Serap Sisa Right Issue Saham WIFI

6 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - PT Solusi Sinergi digital Tbk (WIFI) akan melaksanakan penambahan modal melalui pasar modal dengan gelaran aksi korporasi berupa right issue.

Perseroan berencana menerbitkan maksimal 2,94 miliar saham baru setara dengan 55,56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga pelaksanaan HMETD Rp 2.000 per saham, perseroan akan meraup Rp 5,89 triliun dari aksi ini.

Adapun rasio rights issue WIFI ini sebesar 4:5. Artinya setiap pemegang empat saham lama WIFI berhak atas lima HMTED. Dimana satu HMTED berhak untuk membeli satu saham baru WIFI. Bagi yang tidak melaksanakan HMETD, dilusi sampai dengan maksimum sebesar 55,56% dari total porsi kepemilikan saham dari masing-masing pemegang saham pada saat pelaksanaan HMETD.

Dana hasil dari rights issue setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh WIFI untuk melakukan setoran modal kepada entitas anak yaitu PT Jaringan Infra Andalan (JIA). Di mana seluruh dana tersebut kemudian digunakan oleh JIA untuk melakukan setoran modal kepada entitas anaknya yaitu PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE).

Sekitar Rp 5,8 triliun akan digunakan untuk pembangunan jaringan Fiber To The Home (FTTH) untuk 5 juta homepass yang berlokasi di Jawa. Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja IJE.

Manajemen PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) menegaskan pemegang saham utamanya, PT Investasi Sukses Bersama akan menjadi pembeli siaga dalam aksi rights issue. Direktur Solusi Sinergi Digital Shannedy Ong mengatakan walaupun tak tertulis dalam prospektus, pemegang saham utama WIFI akan membeli sisa rights issue yang tak terserap.

“Kami berharap investor dapat menebus HMETD yang dimilikinya. Namun walaupun tidak tertulis di prospektus, tetapi pemegang saham utama kami akan menyerap,” kata dia dalam shareholder gathering, dikutip Senin (7/7/2025).

Kolaborasi Surge

Direktur Utama PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge, Yune Marketatmo, menyampaikan pencapaian terbaru perusahaan menjadi bukti keberhasilan model bisnis yang tidak hanya bertumbuh, tetapi juga berkelanjutan. Ia menegaskan. keberhasilan ini dicapai berkat kolaborasi, bukan semata-mata hasil kerja sendiri.

Surge diketahui telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 400 penyedia layanan internet (ISP) lokal yang juga merupakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kolaborasi ini memungkinkan pembangunan 400 homepass di 400 stasiun kereta api.

Selain itu, perusahaan juga menggandeng sejumlah institusi besar, termasuk Pertamina melalui PGN, serta mitra teknologi global seperti Nokia, Forexside, Huawei, Fibercon, dan Qualcomm. Terbaru, Surge mengumumkan kemitraan dengan perusahaan asal Jepang, NTT East, yang bergabung melalui anak usaha Surge, IJE.

NTT Asia sendiri merupakan salah satu pemain terbesar secara global, dengan pengalaman dalam pengelolaan layanan FTTH (Fiber to the Home) yang menjangkau hingga 25 juta pelanggan. “Dukungan dari NTT bukan hanya berupa modal dan teknologi, tetapi merupakan validasi global atas kredibilitas PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) dan masa depan industri ini di Indonesia,” ujar Yune.

Solusi Sinergi Digital Gelar Right Issue Rp 5,9 Triliun, Saham WIFI Ngacir

Sebelumnya, PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) terus memperkuat ekspansi bisnisnya untuk mempercepat penetrasi digital di Indonesia dengan menghadirkan layanan internet yang terjangkau.

Sebagai bagian dari strategi tersebut, perseroan akan melakukan aksi korporasi besar di pasar modal guna memperoleh suntikan dana segar dalam jumlah signifikan.  

Manajemen WIFI mengungkapkan perseroan akan melaksanakan Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (PMHMETD I) atau rights issue, dengan total nilai sekitar Rp 5,9 triliun.

Dalam aksi korporasi ini, perseroan akan menerbitkan sebanyak 2.949.193.897 saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga pelaksanaan Rp 2.000 per saham. Adapun rasio rights issue yang ditetapkan adalah 4:5, artinya setiap pemegang 4 saham lama berhak atas 5 saham baru. Bagi pemegang saham yang tidak mengambil bagian, akan terjadi dilusi kepemilikan hingga 55,56 persen.  

Merujuk keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/4/2025), dana hasil rights issue ini seluruhnya akan digunakan untuk penambahan modal ke entitas anak perseroan, PT JIA.

Selanjutnya, JIA akan menyalurkan dana tersebut kepada PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE), yang akan memanfaatkannya sebesar 98,36 persen untuk pembangunan jaringan Fiber to The Home (FTTH) sebanyak 4 juta sambungan di Pulau Jawa. Sisanya, 1,64 persen, akan digunakan sebagai modal kerja.  

Aksi korporasi ini telah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Rabu, 4 September 2024. WIFI juga telah mengajukan dokumen pendaftaran pertama kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 10 April 2025 dan saat ini sedang menunggu tanggapan.  

Gerak Saham

Berdasarkan jadwal yang direncanakan, cum right di pasar reguler dan negosiasi akan jatuh pada 11 Juni 2025, disusul EX Right pada 12 Juni 2025. Selanjutnya, Perdagangan dan Pelaksanaan HMETD rencananya dilaksanakan pada 17 – 23 Juni 2025.

Pelaksanaan rights issue ini diharapkan dapat memperkuat struktur permodalan perseroan, sehingga meningkatkan kesehatan keuangan dan mendukung pengembangan usaha secara berkelanjutan.

Menyusul pengumuman tersebut, saham WIFI terpantau berada di zona hijau. Pada perdagangan hari ini, Jumat 11 April 2025, saham WIFI naik 14,65 persen ke posisi 2.270 sekitar pukul 10.00 WIB.

Pada penutupan sesi pertama, saham WIFI naik 14,65 persen ke posisi Rp 2.270 per saham. Harga saham WIFI dibuka ke posisi Rp 2.110 per saham. Harga saham WIFI berada di level tertinggi Rp 2.390 dan level terendah Rp 2.070 per saham. Total frekuensi perdagangan 34.008 kali dengan volume perdagangan 1.658.274 saham. Nilai transaksi Rp 371,6 miliar.

Dalam sepekan, saham WIFI telah naik 25,56 persen dan naik 451,22 persen sejak awal tahun atau secara year to date (YTD).

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |