Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan Jumat (4/7/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham memerah dan transaksi harian saham di bawah Rp 10 triliun.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup melemah tipis 0,19% ke posisi 6.865,19. Indeks LQ45 merosot 0,27% ke posisi 763,51. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.
Pada perdagangan Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.916,67 dan level terendah 6.843,69.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menuturkan, Bursa regional Asia bergerak melemah, pelaku pasar berjuang untuk mendapatkan arah yang jelas karena pelaku bergulat dengan ketidakpastian perdagangan global.
“Dari mancanegara, pelaku pasar tetap berhati-hati setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana untuk mulai mengeluarkan surat tentang tarif perdagangan, yang berpotensi menetapkan tarif unilateral baru,” ujar dia seperti dikutip dari Antara.
Di sisi lain, AS mulai mencabut pembatasan ekspor pada teknologi-teknologi utama seperti perangkat lunak desain chip, etana, dan mesin jet ke China, yang menandakan upaya untuk meredakan ketegangan perdagangan.
Langkah-langkah itu merupakan bagian dari perjanjian perdagangan AS dan China yang lebih luas, bertujuan untuk melanjutkan pertukaran logam tanah jarang dan teknologi canggih.
Di sisi lain, data tenaga kerja AS yang kuat menunjukkan perusahaan menambah lebih dari 147.000 pekerjaan pada Juni 2025, dan tingkat pengangguran secara tak terduga turun menjadi 4,1%.
Data itu memperkuat alasan bagi Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap stabil. Selain itu, pelaku pasar menilai data itu dapat meredakan kekhawatiran investor terhadap perlambatan ekonomi AS.
Dari dalam negeri, pelaku pasar merespons langkah DPR RI yang menyetujui permintaan pemerintah dalam penggunaan Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp85,6 triliun menutupi pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Langkah itu merupakan kebijakan yang proaktif, yang akan mendorong stabilitas fiskal yang lebih baik sehingga ini akan meningkatkan kepercayaan pasar terhadap ekonomi dalam negeri.
Sektor Saham
Sebanyak 323 saham melemah sehingga bebani IHSG.260 saham menguat dan 207 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 858.815 kali dengan volume perdagangan 17,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,3 triliun.
Mayoritas sektor saham memerah. Sektor saham infrastruktur anjlok 1,34%, dan catat koreksi terbesar. Disusul sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,81%, sektor saham transportasi terpangkas 0,63%. Sektor saham basic merosot 0,26%, sektor saham consumer siklikal tergelincir 0,44%, sektor saham kesehatan susut 0,05%.
Di sisi lain, sektor saham energi bertambah 0,26%, sektor saham industri menanjak 0,43%, sektor saham keuangan mendaki 0,32%, sektor saham properti menguat 0,28%, sektor saham teknologi melonjak 0,78%.
Saham ADMF menguat 2,53% ke posisi Rp 9.125 per saham. Harga saham ADMF dibuka naik 100 poin ke posisi Rp 9.000 per saham. Harga saham ADMF berada di level tertinggi Rp 9.250 dan level terendah Rp 8.950 per saham. Total frekuensi perdagangan sekitar 247 kali dengan volume perdagangan 1.433 saham. Nilai transaksi Rp 1,3 miliar.
Harga saham NCKL bertambah 1,53% ke posisi Rp 665 per saham. Harga saham NCKL dibuka stagnan di posisi Rp 655 per saham. Harga saham NCKL berada di level tertinggi Rp 675 dan terendah Rp 655 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.288 kali dengan volume perdagangan 120.893 saham. Nilai transaksi Rp 8 miliar.
Selain itu, saham KRAS melonjak 16,30% ke posisi Rp 314 per saham. Harga saham KRAS dibuka naik dua poin ke posisi Rp 272 per saham. Harga saham KRAS berada di level tertinggi Rp 320 dan terendah Rp 264 per saham. Total frekuensi perdagangan 29.664 kali dengan volume perdagangan 5.520.149 saham. Nilai transaksi Rp 167,8 miliar.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham GTBO melonjak 34,18%
- Saham SHID melonjak 24,64%
- Saham FAST melonjak 24,46%
- Saham KRAS melonjak 16,30%
- Saham IKAI melonjak 14,29%
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham INPS merosot 14,61%
- Saham IOTF merosot 14,42%
- Saham BRNA merosot 10,29%
- Saham BMAS merosot 10%
- Saham ELTY merosot 10%
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BMRI senilai Rp 493,3 miliar
- Saham ANTM senilai Rp 483,6 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 375,7 miliar
- Saham BBRI senilai Rp 334,6 miliar
- Saham BRMS senilai Rp 263,8 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham KRAS tercatat 29.664 kali
- Saham BBRI tercatat 27.497 kali
- Saham TOBA tercatat 23.608 kali
- Saham MBMA tercatat 22.360 kali
- Saham ANTM tercatat 21.680 kali
Bursa Saham Asia Pasifik
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar anjlok pada perdagangan Jumat, 4 Juli 2025. Bursa saham Asia Pasifik koreksi seiring investor menanti rincian kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS) menjelang tenggat waktu Presiden AS Donald Trump untuk tarif lebih rendah pekan depan.
Mengutip CNBC, indeks Nikkei 225 di Jepang mendatar di posisi 39.810,88. Indeks Topix ditutup mendatar ke posisi 2.827,95. Di Korea Selatan, indeks Kospi merosot 1,99% ke posisi 3.054,28. Indeks Kosdaq anjlok 2,21% ke posisi 775,80.
Di China, indeks CSI 300 naik 0,36% ke posisi 3.982,20. Indeks Hang Seng di Hong Kong susut 0,64% menjadi 23.916,06. Di Australia, indeks ASSX 200 ditutup posisi 8.603. Sementara itu, indeks acuan India Nifty 50 melemah 0,17%.