Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk atau Bank BCA (BBCA) mengumumkan rencana pembelian kembali saham atau share buyback dengan nilai maksimal mencapai Rp 5 triliun. Aksi korporasi ini akan berlangsung selama tiga bulan.
Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menyampaikan aksi buyback tersebut telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Periode share buyback dimulai sejak 22 Oktober 2025 sampai dengan 19 Januari 2026, yaitu maksimum selama periode 3 bulan terhitung sejak tanggal keterbukaan informasi pada hari ini, 20 Oktober 2025.
“Bahwa BCA hari ini akan melakukan pembelian, mulai hari ini kami akan memberikan pengumuman bahwa BCA akan melakukan pembelian kembali saham perusahaan ataupun shares buyback, senilai maksimal Rp 5 triliun dan sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujar Hera dalam konferensi pers Paparan Kinerja Q3 2025 PT Bank Central Asia (BBCA), Senin (20/10/2025).
Namun, periode tersebut dapat berakhir lebih cepat apabila perseroan memutuskan demikian. Hera menegaskan, dalam pelaksanaan aksi korporasi ini, BCA tetap berpegang pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
“Dalam menjalankan kegiatan operasional, BCA senantiasa mematuhi prinsip Good Corporate Governance atau GCG dan mematuhi segala peraturan ataupun ketentuan yang berlaku,” tutur Hera.
Hera menambahkan, mengacu pada POJK Nomor 13 Tahun 2023, pekerja BCA dilarang melakukan transaksi saham BCA selama periode buyback berlangsung. Ia juga menegaskan, BCA telah berkoordinasi dengan otoritas terkait sebelum melaksanakan aksi tersebut.
Transaksi Mobile dan Internet Banking BCA Naik 19%
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) secara konsisten mengembangkan beragam customer touch points dalam melayani kebutuhan nasabah di berbagai segmen. Nasabah memiliki fleksibilitas untuk menggunakan kanal online, baik dari aplikasi mobile banking maupun internet banking, serta kanal tradisional lainnya seperti kantor cabang dan ATM/CRM (Cash Recycling Machines).
Beragam kanal tersebut didukung oleh integrated contact center bernama Halo BCA. Layanan terintegrasi Halo BCA mencakup aplikasi chatting WhatsApp, platform media sosial, dan aplikasi haloBCA.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Direktur BCA Hendra Lembong dalam rangka Hari Pelanggan Nasional 2025 yang menjadi momentum untuk menegaskan komitmen perseroan dalam menghadirkan pelayanan terbaik dan sepenuh hati kepada seluruh nasabah.
Aplikasi myBCA
"Hari Pelanggan Nasional menjadi momentum bagi BCA untuk menegaskan komitmen mendampingi setiap langkah nasabah dalam memenuhi berbagai kebutuhan finansial. Kepercayaan nasabah menjadi motivasi utama bagi kami untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan berkualitas di seluruh kanal BCA. Kami berharap dapat terus memberikan pengalaman perbankan yang aman, nyaman, dan terpercaya bagi seluruh nasabah tercinta," jelas dia, Jumat (5/9/2025).
Khusus di kanal digital, aplikasi myBCA dan BCA mobile menjadi menjadi lini terdepan solusi mobile banking BCA. Kedua aplikasi ini terus berjalan berdampingan demi memberikan pengalaman perbankan komprehensif bagi nasabah.
Hingga Juni 2025, transaksi mobile dan internet banking BCA tumbuh 19% YoY. Aplikasi myBCA juga terus dilengkapi dengan fitur-fitur baru pada tahun ini, mulai dari fitur QRIS TAP, Investment Goals, transfer outgoing remittance dengan sumber dana di Poket Valas, pembukaan rekening online menggunakan nomor handphone luar negeri, integrasi portofolio saham dan obligasi BCA Sekuritas, hingga penambahan mata uang asing pada fitur Poket Valas.
Peremajaan Mesin ATM
Sementara di sisi offline, di tengah perkembangan teknologi, BCA terus berupaya menghadirkan layanan yang optimal melalui 1.264 kantor cabang di Indonesia. Dari jumlah tersebut, lebih dari 80% di antaranya telah menerapkan inovasi perangkat dan aplikasi pendukung digital.
BCA juga telah melakukan peremajaan sejumlah mesin ATM konvensional menjadi CRM, sehingga nasabah dapat melakukan setor maupun tarik tunai sesuai kebutuhan. Hingga Agustus 2025, BCA memiliki 19.961 ATM yang tersebar di penjuru Indonesia, dan sekitar 75% dari total ATM tersebut merupakan CRM.
Kombinasi layanan digital dan fisik ini turut mendorong peningkatan jumlah rekening nasabah menjadi lebih dari 42 juta per Juni 2025. Total frekuensi transaksi yang diproses BCA juga tumbuh 17% YoY pada semester I 2025 atau tumbuh 3,5 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Pada puncaknya, frekuensi transaksi yang diproses BCA bisa mencapai sekitar 200 juta per hari. Pada saat yang sama, BCA melakukan penguatan keamanan dengan pendekatan komprehensif mencakup tiga aspek utama, yaitu People, Process, dan Technology yang terus diperbarui sesuai perkembangan lanskap siber.