Liputan6.com, Jakarta - PT RMK Energy Tbk (RMKE) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/Capex) sebesar Rp 266 miliar untuk 2026. Sementara hingga semester I 2025, realisasi Capex perusahaan tercatat mencapai 38% dari total target tahun berjalan.
Direktur Keuangan RMKE, Jennifer Angeline Djamin, mengatakan perusahaan masih terus menjalankan berbagai strategi untuk memastikan optimalisasi penggunaan belanja modal pada 2025.
"Sampai dengan semester 1 2025 aktualisasi dari Capex itu adalah sebesar 38% dan tentu saja dengan segala strategi yang masih terus berjalan dari sisi korporasi kami terus mengupayakan bahwa realisasi dari Capex ini akan terus bertumbuh,” ujar Jennifer dalam Public Expose Insidentil, Jumat (17/10/2025).
Jennifer menyampaikan RMKE telah menetapkan Capex tahun depan dengan jumlah mencapai ratusan miliar rupiah.
“Besaran capex untuk 2026 itu adalah sebesar Rp 266 miliar,” katanya.
Selain itu, Jennifer juga menjabarkan kinerja keuangan RMKE pada kuartal II 2025. Perseroan membukukan pendapatan operasional sebesar Rp 575,7 miliar, turun 53,5% secara tahunan (year on year). Dari jumlah tersebut, segmen coal service masih menjadi kontributor utama dengan nilai Rp 313,1 miliar atau 54,4% dari total pendapatan.
Dari sisi laba kotor, RMKE mencatatkan Rp 146,5 miliar atau turun 23,9% dibanding periode yang sama tahun lalu. Meski secara nilai menurun, margin laba seperti EBITDA, EBIT, dan laba bersih justru menunjukkan peningkatan.
Perusahaan juga mencatat total aset yang stabil di level Rp 2,3 triliun, sementara ekuitas tumbuh 4,2% menjadi Rp1,8 triliun. Di sisi lain, liabilitas turun 21,3% menjadi Rp 505,4 miliar, dengan rasio utang terhadap ekuitas (DER) menurun ke level 0,16 kali, menunjukkan kemampuan RMKE dalam menjaga struktur keuangannya tetap sehat.
Uji Coba Fasilitas Hauling Road, RMKE Optimistis Capai Target 2025
Sebelumnya, PT RMK Energy Tbk (RMKE) memuat 191 kapal dengan total muatan sebesar 1,5 juta ton batu bara hingga Februari 2025 atau meningkat sebesar 27,4% YoY dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar 1,2 juta ton batu bara. Muatan kapal ini meningkat seiring dengan peningkatan volume bongkaran kereta yang tumbuh sebesar 10,5% YoY menjadi 1,4 juta ton batu bara.
Peningkatan kinerja operasional dari segmen jasa batu bara ini tidak terlepas dari on-time performance (OTP) bongkar kereta pada level 2:57 jam atau lebih efisien 18 menit dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu pada level 3:15 jam.
Perseroan juga mengumumkan penyelesaian dan pengujian hauling road di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Uji coba transportasi batu bara pertama telah dilakukan pada Januari 2025.
Strategi Perusahaan
Direktur Utama RMKE, Vincent Saputra menyampaikan bahwa strategi perusahaan pada 2025 akan berfokus pada peningkatan volume jasa batu bara dan upaya efisiensi pada aktivitas operasional. Tahun ini RMKE juga akan mendapat tambahan volume jasa dari dua pelanggan baru, yaitu PT Wiraduta Sejahtera Langgeng (WSL) dan PT Duta Bara Utama (DBU), dua pemegang IUP di Muara Enim.
"Dengan ini, kami optimistis dapat mencapai target volume jasa sebesar 11,2 juta ton pada tahun 2025, tahun lalu kita sudah achieved target sebesar 9 juta ton,” ujar Vincent dalam keterangan resmi, Sabtu (12/4/2025).
Seiring beroperasinya hauling road ini menandai kemajuan signifikan bagi RMKE dalam menyediakan layanan logistik yang seamless dari hulu ke hilir. Fasilitas ini akan mengatasi tantangan logistik di Sumatera Selatan dengan memberikan akses yang lebih baik ke beberapa tambangan potensial di daerah tersebut.
“Seiring dengan upaya kami untuk terus meningkatkan infrastruktur logistik, kami berkomitmen untuk memfasilitasi solusi transportasi yang efisien dan dapat diandalkan untuk mendukung pertumbuhan sektor pertambangan di Sumatera Selatan,” ujar Vincent.
Kinerja 2024
PT RMK Energy Tbk membukukan total pendapatan usaha sebesar Rp 2,46 triliun. Pendapatan itu dikontribusi segmen penjualan dan jasa batu bara masing-masing sebesar 69,5 persen dan 30,5 persen.
Pada tahun buku 2024, RMKE berhasil memuat 9 juta ton batu bara atau meningkat sebesar 19,3 persen YoY dan menjual sebanyak 2,8 juta ton batu bara atau meningkat sebesar 18,8 persen YoY. Dengan pertumbuhan volume operasional pada kedua segmen tersebut RMKE dapat mempertahankan pendapatan usaha tetap stabil.
RMKE juga berhasil meningkatkan efisiensi operasional dengan menjaga ketepatan waktu bongkaran kereta pada level 3:34 jam, serta mengurangi rasio penggunaan bahan bakar turun sebesar 9,5 persen YoY selama 2024. Capaian ini mencerminkan efektivitas strategi operasional yang dijalankan RMKE dalam menghadapi dinamika pasar dan regulasi industri.
Sepanjang tahun 2024, laba bersih RMKE mencapai Rp 274,7 miliar, turun 11,1 persen YoY akibat fluktuasi harga batu bara yang sempat turun sebesar 19,6 persen YoY pada kuartal keempat tahun 2024. Namun penurunan laba bersih tersebut lebih kecil dibandingkan dengan penurunan harga batu bara. Hal ini didukung oleh tren kinerja yang membaik terutama pada kuartal keempat dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 3,1 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meski terjadi penurunan harga batu bara karena pengaruh politik global, namun Presiden Direktur PT RMK Energy Tbk, Vincent Saputra menilai industri batu bara masih akan berkembang sebagai sumber energi yang paling handal dan terjangkau untuk pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri maupun global.