Liputan6.com, Jakarta - Komisaris PT Petrosea Tbk (PTRO) Erwin Ciputra menambah kepemilikan saham PTRO pada 15 Oktober 2025.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (17/10/2025), Erwin Ciputra membeli 600.000 saham PTRO pada 15 Oktober 2025 dengan harga Rp 6.875 per saham. Dengan demikian, nilai pembelian saham sebesar Rp 4,12 miliar.
“Tujuan dari transaksi investasi dengan status kepemilikan langsung,” demikian seperti dikutip.
Setelah transaksi pembelian saham, Erwin Ciputra mengenggam 10.654.000 saham PTRO atau setara 0,1056%. Sebelumnya Erwin Ciputra memiliki 10.054.000 saham PTRO atau setara 0,0097%.
Pada perdagangan Jumat pekan ini, harga saham PTRO turun 5,36% ke posisi Rp 6.625 per saham. Harga saham PTRO berada di level tertinggi Rp 7.100 dan terendah Rp 6.575 per saham. Kapitalisasi pasar Rp 66,82 triliun.
Mulai Proyek di Pakistan
Sebelumnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) menggandeng anak usaha Perseroan yakni Petrosea Solutions Pakistan (private) Limited telah menandatangani Limited Notice to Proceed atau perjanjian pelaksanaan awal dengan Reqo Diq Mining Company (private) limited, perusahaan pertambangan yang berdomisili di Karachi, Pakstan. Hal ini untuk memberikan jasa layanan Engineering, Procurement & Construction (EPC).
Reqo Diq adalah salah satu proyek pertambangan emas dan tembaga terbesar di dunia yang berlokasi di Pakistan. Lingkup pekerjaan berdasarkan kontrak ini mencakup pembangunan fondasi beton untuk fasilitas dry plant, wet plant, serta infrastruktur non-prpses, termasuk pelaksanaan detail earthworks. Demikian seperti dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (8/10/2025).
Nilai Kontrak Petrosea
Nilai kontrak berdasarkan perjanjian pelaksanaan awal tersebut diperkirakan mencapai USD 26,2 juta atau sekitar Rp 432 miliar, dengan jangka waktu penyelesaian proyek kurang lebih 10 bulan.
"Penandatanganan perjanjian ini merepresentasikan ekspansi bisnis dan pengembangan usaha lini bisnis jasa EPC serta perluasan basis klien ke luar Indonesia guna memastikan pertumbuhan yang terdiversifkasi dan berkelanjutan,” tutur Presiden Direktur PT Petrosea Tbk Michael.
Adapun Petrosea sebagai perusahaan multidisiplin dengan rekam jejak lebih dari lima dekade, menghadirkan layanan terpadu yang mencakup seluruh mata rantai dari hulu hingga hilir, mulai dari EPC, pertambangan, EPCI lepas pantai, hingga logistik untuk industri pertambangan serta minyak & gas di Asia Tenggara.
Melalui anak usaha terbarunya, Hafar, Perusahaan melaksanakan diversifikasi usaha dan peningkatan kapabilitas terbaru dengan mengembangkan portofolio bisnis ke EPCI lepas pantai terpadu.
Strategi Petrosea
Sebelumnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) menegaskan strategi perusahaan dalam menjaga pertumbuhan pendapatan tetap terjaga di tengah volatilitas harga komoditas.
Direktur PT Petrosea Tbk, Ruddy Santoso menuturkan, perseroan mengandalkan kombinasi pertumbuhan organik, anorganik, efisiensi operasional, serta manajemen risiko untuk menjaga kinerja yang berkelanjutan.
"Melalui kontrak baru serta diversifikasi lini usaha, perseroan terus mendorong pertumbuhan organik. Pada semester pertama 2025, kami mencatatkan rekor kontrak baru sebesar USD 4,3 miliar setara dengan pertumbuhan 60% year-on-year," ujar Ruddy dalam Public Expose, Senin (6/10/2025).
Selain itu, perseroan juga mengandalkan strategi inorganik melalui akuisisi strategis. Ruddy menjelaskan, akuisisi Hafar dan HBS Group memberi tambahan portofolio usaha yang sinergis sekaligus membuka peluang perbaikan margin.
"Akuisisi ini tidak hanya menambah kapasitas, tetapi juga memperkuat bargaining position perseroan dalam rantai pasok, sehingga margin bisa lebih terjaga," jelasnya.
Petrosea juga terus memperkuat efisiensi biaya, operation excellence, serta manajemen risiko harga komoditas melalui mekanisme penyesuaian harga dalam kontrak. Dengan strategi tersebut, perseroan optimistis dapat menjaga pertumbuhan pendapatan berkelanjutan dengan margin yang sehat.