PGEO Kelola Kapasitas Panas Bumi 1.932 MW, Suplai Listrik untuk 2 Juta Rumah Tangga

4 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menegaskan perannya sebagai tulang punggung transisi energi nasional. Perseroan memperkuat fondasi kedaulatan energi Indonesia melalui pengelolaan dan pemanfaatan panas bumi yang berkelanjutan.

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Julfi Hadi menuturkan, arah kebijakan pemerintah untuk mewujudkan kemandirian energi nasional menjadi dorongan kuat bagi Perseroan untuk terus memperluas dan memperdalam pengelolaan potensi panas bumi di seluruh wilayah Indonesia.

"PGE adalah tulang punggung transisi energi Indonesia. Dengan potensi panas bumi mencapai 24 gigawatt atau sekitar 40 persen dari cadangan dunia. Kami memiliki mandat besar untuk mengubah potensi ini menjadi kekuatan nyata bangsa. Melalui pengelolaan yang bertanggung jawab, kami ingin memastikan energi bersih menjadi fondasi kedaulatan dan masa depan hijau Indonesia,” kata Julfi seperti dikutip dari keterangan resmi, ditulis Senin (20/10/2025).

Selama satu tahun terakhir, PGE mencatat sejumlah pencapaian penting. Salah satunya beroperasinya PLTP Lumut Balai Unit 2 (55 MW) di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, yang menjadi simbol kemajuan teknologi efisien dan ramah lingkungan di sektor panas bumi nasional.

Selain itu, PGE juga telah memulai pembangunan PLTP Gunung Tiga (55 MW) di Ulubelu, Lampung, pada Agustus 2025. Proyek ini akan memperkuat sistem kelistrikan Sumatera sekaligus menjadi tonggak penting bagi pencapaian target PGE untuk mencapai 1 GW kapasitas terpasang mandiri dalam 2–3 tahun ke depan, serta 1,8 GW pada 2033.

PGE Terus Memperkuat Inovasi

PGE juga terus memperkuat inovasi menuju ekonomi hijau melalui pengembangan Green Hydrogen (Hidrogen Hijau) di Pilot Project Green Hydrogen Ulubelu.

Proyek ini membangun rantai nilai hidrogen hijau dari produksi, distribusi, hingga pemanfaatan, sebagai langkah awal menuju industri rendah karbon dan pencapaian Net Zero Emission 2060.

Di sisi sosial dan lingkungan, PGE menunjukkan komitmen kuat terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dengan masuk ke dalam daftar Top 50 ESG Global versi Sustainalytics, di mana PGE meraih skor risiko ESG 7,1 dan tingkat risiko yang dapat diabaikan (negligible risk).

PGE telah meraih 18 penghargaan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, termasuk 14 kali berturut-turut oleh PGE Area Kamojang, rekor tertinggi di sektor panas bumi Indonesia.

Sebagai perusahaan energi hijau berkelas dunia, PGE juga mendorong pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan langsung panas bumi (Direct Use Geothermal).

Program ini mencakup pemanfaatan panas bumi untuk kegiatan pertanian seperti pengeringan kopi dengan inovasi Geothermal Dry House, budidaya melon geothermal, hingga pupuk Geo-fert yang dikeringkan oleh sisa uap panas bumi. Inisiatif ini tidak hanya menumbuhkan ekonomi lokal, tetapi juga memperkuat peran masyarakat dalam ekosistem transisi energi berkelanjutan.

PGEO Targetkan Produksi Listrik 4.930 GWh pada 2025

Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menargetkan produksi listrik pada 2025 mencapai sekitar 4.930 GWh. Direktur Keuangan PGE Yurizki Rio mengatakan perusahaan akan tetap menjaga margin level pada 2025.  

"Kita kemarin itu 4.800 all time high, tahun ini kita increase menjadi 4.930 gigawatt. Disini nanti kita disiplin ingin menjaga margin level,” ujar Yurizki dalam acara Media Briefing: Capaian Finansial 2024 & Rencana Pengembangan Bisnis 2025, Rabu (26/3/2025). 

Yurizki menambahkan perusahaan percaya bisa meraih kinerja pendapatan dan laba bersih yang lebih baik pada 2025. Meskipun begitu, Yurizki tidak membeberkan secara rinci proyeksi pertumbuhan kinerja keuangan PGEO.

Demi meningkatkan produksi listrik, PGEO berencana menambah kapasitas pembangkitnya. Dalam waktu dekat, tepatnya pada Juni 2025, PGEO menargetkan PLTP Lumut Balai Unit 2 dengan kapasitas 55 megawatt (MW) untuk memasuki tahap Commissioning Operation Date (COD). 

Catatkan Produksi Listrik Tertinggi Sepanjang Masa

Sebelumnya, PGE pada 2024, PGE berhasil mencatat produksi listrik dan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah, yang didukung oleh peningkatan kinerja operasional di beberapa wilayah kerja panas bumi.

Pertamina Geothermal Energy mencatat peningkatan produksi di berbagai wilayah, termasuk Kamojang (+5,36% YoY), Lahendong (+0,40%), dan Lumut Balai (+2,72% YoY). Secara keseluruhan, produksi listrik mencapai 4.827,22 GWh, meningkat 1,96% dibandingkan tahun sebelumnya, mencerminkan stabilitas dan efisiensi operasional.

Kinerja Keuangan

Dari sisi kinerja keuangan, PGE juga mencatatkan pencapaian positif sepanjang 2024. Hal itu mencerminkan ketahanan bisnis yang solid, pengelolaan keuangan yang sehat, serta komitmen dalam mendukung transisi energi nasional.

Di tengah tantangan industri dan dinamika ekonomi global, PGE berhasil membukukan pendapatan sebesar USD 407,12 juta meningkat dari USD 406,29 juta pada tahun sebelumnya, seiring dengan meningkatnya permintaan energi bersih di Indonesia.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian yang telah diaudit (audited) dan disampaikan kepada publik pada 25 Maret 2025, PGE mencatat laba bersih USD 160,30 juta di tahun 2024.

Meskipun mengalami sedikit penurunan dari USD 163,57 juta di tahun sebelumnya, PGE tetap menjaga profitabilitas yang sehat, kas operasional yang kuat, serta efisiensi dalam pengelolaan biaya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |