Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menilai pergerakan pasar saham yang fluktuatif merupakan hal yang sehat bagi investor. Menurutnya, pasar yang bergerak naik-turun justru memberi peluang bagi pelaku pasar untuk memperoleh keuntungan.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (17/10) sore ditutup melemah 2,57% ke posisi 7.915,66, turun 209,10 poin dari penutupan sebelumnya.
“Kalau indeksnya naik terus, dia rugi, nggak bisa trading. Atau flat, atau turun terus. Yang bagus adalah di tengahnya, mereka bisa ambil untung,” ujar Purbaya dikutip dari Antara, Minggu (18/10/2025).
Menurutnya, pergerakan pasar cenderung berulang: stabil selama beberapa pekan, turun dalam dua pekan berikutnya, lalu kembali naik. Pola tersebut dianggap wajar karena pasar selalu menyesuaikan diri dengan momentum pengambilan keuntungan oleh investor maupun broker.
Purbaya: Euforia Pasar Saham Harus Disikapi Wajar
Purbaya, yang juga mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), menjelaskan bahwa euforia pasar saham beberapa waktu lalu dipicu oleh meningkatnya kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi nasional. Namun, ketika saham dianggap sudah berada di level tinggi, pasar cenderung terkoreksi untuk menyeimbangkan harga.
“Euforia itu wajar, karena pasar akan bergerak naik dan turun. Jadi, orang pasar seperti itu,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa yang terpenting adalah menjaga fundamental ekonomi nasional agar tetap kuat. Menurutnya, ketika pertumbuhan ekonomi terjaga, profitabilitas perusahaan meningkat, maka nilai saham di pasar juga akan naik secara alami.
“Kalau ekonominya bagus, pertumbuhan perusahaan juga bagus, profitabilitas juga bagus, nilai mereka di pasar saham juga akan naik,” tambahnya.
IHSG Tertekan Sentimen Global dan Profit Taking
Pelemahan IHSG pada akhir pekan dipicu kombinasi faktor global dan domestik. Menurut Tim Riset Phintraco Sekuritas, penurunan terjadi di tengah meningkatnya ketegangan perang dagang Amerika Serikat–China, kekhawatiran government shutdown di AS, serta aksi profit taking pada saham-saham yang sebelumnya menguat signifikan.
IHSG sempat dibuka menguat, namun berbalik arah ke zona merah hingga penutupan perdagangan sesi kedua. Dari dalam negeri, rencana pengetatan aturan free float serta langkah tegas terhadap penggorengan saham turut memicu aksi ambil untung oleh investor.
Kondisi tersebut, kata analis, menjadi fase alami dalam siklus pasar modal. Meski volatilitas meningkat, para pelaku pasar masih menaruh kepercayaan terhadap prospek ekonomi Indonesia yang ditopang oleh kebijakan fiskal dan moneter yang solid.