695 Siswa di Gunungkidul Keracunan MBG, BGN Hentikan Sementara Operasional SPPG Planjan

Liputan6.com, Jakarta Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil langkah tegas menghentikan sementara operasional Satuan Pelayanan dan Pemenuhan Gizi (SPPG) Planjan, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul.

Langkah ini diambil setelah sejumlah siswa di SMK Negeri 1 Saptosari dan SMP Negeri 1 Saptosari mengalamidiare setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (29/10). Seluruh siswa yang terdampak telah mendapatkan penanganan medis yang memadai dan sebagian besar telah membaik.

Koordinator Regional MBG Daerah Istimewa Yogyakarta Gagat Widyatmoko menyatakan, keputusan penghentian sementara operasional SPPG dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian dan tanggung jawab dalam memastikan keamanan pangan bagi peserta didik.

Menurutnya, langkah tersebut merupakan bentuk komitmen BGN untuk menjaga keamanan pangan sekaligus melindungi keselamatan peserta didik sebagai prioritas utama. 

"BGN sudah berkoordinasi dengan Puskesmas Saptosari, RSUD Saptosari, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul untuk menelusuri penyebab kejadian," ujar Gagat Widyatmoko.

Tim monitoring dari BGN diterjunkan ke lapangan guna mendampingi proses investigasi dan memastikan seluruh prosedur penanganan berjalan sesuai standar. Selain itu, BGN juga melakukan pendampingan komunikasi dengan pihak sekolah dan orang tua siswa agar informasi mengenai kondisi para peserta didik dapat tersampaikan secara akurat dan transparan.

Saat ini, hasil pemeriksaan laboratorium dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul masih dalam proses. BGN akan menunggu hasil tersebut sebelum mengambil langkah lanjutan, termasuk keputusan terkait operasional kembali dapur SPPG Planjan.

Melalui pernyataan resminya, BGN menegaskan bahwa keselamatan peserta didik merupakan prioritas utama dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Program ini diakui telah membawa dampak positif bagi peningkatan gizi anak sekolah di berbagai daerah, namun tetap membutuhkan pengawasan ketat di setiap tahap, mulai dari proses pengolahan bahan makanan, penyimpanan, hingga pendistribusian ke sekolah. 

Koordinator Regional MBG DIY menambahkan bahwa pihaknya akan terus berkomitmen menjaga kualitas gizi dan keamanan pangan, serta memastikan kepercayaan masyarakat terhadap program MBG tetap terjaga. Setiap langkah yang diambil oleh BGN selalu didasari pada prinsip transparansi dan keselamatan anak sebagai prioritas utama.

Sementara itu, tim dari Dinas Kesehatan Gunungkidul dan BGN masih terus melakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan sumber penyebab gejala yang dialami para siswa.

Pemeriksaan meliputi aspek kebersihan dapur, kualitas air yang digunakan dalam proses memasak, serta sistem penyimpanan bahan pangan di dapur SPPG Planjan. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul juga menurunkan tim pengawasan makanan untuk meninjau langsung lokasi dapur guna memastikan standar kebersihan dan keamanan pangan terpenuhi.

Selama proses investigasi berlangsung, dapur SPPG Planjan belum diperkenankan beroperasi. Operasional baru akan dibuka kembali setelah seluruh hasil evaluasi menunjukkan kondisi aman dan memenuhi standar yang ditetapkan.

Hingga Kamis (30/10/2025) pukul 11.00 WIB, total terdapat 45 siswa yang memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dengan gejala ringan. Dari jumlah tersebut, RSUD Saptosari menangani 18 siswa, sementara 27 siswa lainnya dirawat di Puskesmas Saptosari. 

Direktur RSUD Saptosari, Damaynti Mustikarini, menyampaikan bahwa saat ini, dari 18 siswa yang ditangani di rumah sakit, 1 pasien menjalani rawat inap, 3 pasien berada dalam tahap observasi, dan 14 pasien lainnya menjalani rawat jalan. Ia memastikan seluruh pasien dalam kondisi stabil dan telah mendapatkan perawatan sesuai prosedur medis.

“Tidak ada gejala berat yang ditemukan. Pasien yang sempat dirawat inap juga sudah menunjukkan perkembangan positif,” ujar Damayanti.

Dari hasil pendataan awal, jumlah siswa di SMK Negeri 1 Saptosari tercatat sebanyak 476 orang, sementara SMP Negeri 1 Saptosari memiliki 186 siswa. Puskesmas dan Dinas Kesehatan masih terus melakukan verifikasi untuk memastikan data jumlah siswa yang terdampak sesuai dengan kondisi di lapangan.

Foto Pilihan