Liputan6.com, Jakarta Suhu danau kawah Gunung Kelimutu di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) meningkat. Kondisi ini membuat bau belerang sangat menyengat.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengimbau kepada masyarakat maupun pengunjung Gunung Kelimutu,NTT agar menggunakan masker.
"Hasil pengukuran suhu dan pengamatan visual pada tanggal 26 Agustus 2025 menunjukkan peningkatan suhu yang signifikan dibandingkan dengan pengukuran sebelumnya dari Kawah II yaitu Tiwu Ko'o Fai Nuwa Muri dari 25,3 derajat Celcius, pada tanggal 18 Agustus 2025 menjadi 34,2 derajat Celcius. Sedangkan warna air danau tetap biru muda. Peningkatan suhu ini diikuti oleh bau belerang yang sangat menyengat dan kenampakan asap pada permukaan air danau Kawah II," kata Kepala Badan Geologi Kementerian (ESDM) Muhammad Wafid, dalam keterangannya ditulis Bandung, Rabu (27/8/2025).
Tidak Mendekati Tepi Kawah
Selain itu, baik masyarakat maupun pengunjung diminta tidak mendekati tepi kawah. Terutama Kawah II untuk menghindari potensi terjadinya letusan freatik.
Letusan freatik adalah jenis letusan gunung berapi yang terjadi akibat kontak antara air yang berasal dari dari hujan, danau kawah, atau air tanah dengan magma atau batuan panas di dalam perut bumi. Tipe letusan ini mengeluarkan material yang didominasi dengan uap air, gas vulkanik, debu, pasir, dan kerikil.
"Pemerintah daerah dan BPBD diminta terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Kelimutu di Kampung Kolorongo, Desa Waturaka, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung. Masyarakat diharapkan tetap tenang, tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan," kata Wafid.
Tidak Ada Perubahan Kegempaan yang Signifikan
Wafid menegaskan meskipun terjadi peningkatan suhu yang diikuti dengan bau solfatara yang menyengat, namun tidak ada perubahan kegempaan yang signifikan dari Gunung Kelimutu.
Gunung Kelimutu memiliki tiga danau kawah, yaitu Kawah 1 yaitu Tiwu Ata Polo), Kawah 2 yakni Tiwu Koo Fai Nuamuri dan Kawah 3 bernama Tiwu Ata Mbupu. Perubahan aktivitas Gunung Kelimutu secara intensif terjadi di Kawah 2. Gunung Kelimutu merupakan gunungapi wisata dengan jumlah pengunjung cukup tinggi.
Mitigasi Bencana Letusan Gunung Api
Dilansir kanal Travel, Liputan6, gunung api adalah fenomena alam yang menakjubkan dan sering kali menakutkan. Terletak di cincin api Pasifik, membuat Indonesia kerap terjadi bencana gunung meletus.
Letusan gunung api adalah salah satu bencana alam yang dapat terjadi tanpa pemberitahuan. Oleh karenanya, penting bagi masyarakat untuk selalu siap menghadapi situasi darurat tersebut.
Namun sebelum itu ada baiknya kita lebih dulu mengetahui bahaya gunung berapi yang dikutip dari laman resmi dari BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu, 20 Desember 2023.
1. Awan Panas
Awan panas merupakan aliran material vulkanik panas yang terdiri dari batuan berat, ringan (berongga) lava masif dan butiran klastik yang pergerakannya dipengaruhi gravitasi dan cenderung mengalir melalui lembah. Bahaya ini merupakan campuran material erupsi antara gas dan bebatuan (segala ukuran) yang terdorong ke bawah akibat densitas tinggi. Suhu material bisa mencapai 300-700 derajat celcius, kecepatan awan panas lebih dari 70 km/jam.
2. Aliran lava
Aliran lava adalah magma yang meleleh ke permukaan bumi melalui rekahan, suhunya lebih dari 10.000 derajat celcius dan dapat merusak segala bentuk infrastruktur.
3. Gas beracun
Gas vulkanik yang dapat mematikan seketika apabila terhirup dalam tubuh. Gas tersebut antara lain CO2, SO2, Rn, H2S, HCI, HF dan H2SO4. Gas tersebut biasanya tidak berwarna dan tidak berbau.
4. Lontaran Material (pijar)
Lontaran material terjadi ketika letusan magmatik berlangsung. Suhu mencapai 200 derajat celcius, diameter lebih dari 10 cm dengan daya lontar ratusan kilometer.
5. Hujan abu
Hujan abu merupakan material abu tampak halus dan bergerak sesuai arah angin.
6. Lahar letusan
Lahar letusan terjadi pada gunung berapi yang mempunyai danau kawah, terjadi bersamaan saat letusan. Air bercampur material lepas gunung berapi mengalir dan berbentuk banjir lahar.
Menghadapi Bencana Letusan Gunung Api
Setelah mengetahui bahaya letusan gunung berapi, kita simak tips yang dapat membantu kita dalam menghadapi bencana letusan gunung berapi baik saat sebelum, saat terjadinya dan sesudah bencana.
Pra-Bencana
1. Memerhatikan arahan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait dengan perkembangan aktivitas gunung api
2. Persiapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengantisipasi debu vulkanik
3. Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh pihak berwenang
4. Mempersiapkan skenario evakuasi lain apabila dampak letusan meluas di luar prediksi ahli
5. Persiapkan dukungan logistik, seperti makanan siap saji dan minuman, lampu senter dan baterai cadangan. Uang tunai secukupnya dan obat-obatan khusus sesuai pemakai
Saat Bencana
1. Pastikan Anda sudah berada di shelter atau tempat lain yang aman dari dampak letusan
2. Gunakan masker dan kacamata pelindung. Selalu memperhatikan arahan dari pihak berwenang selama berada di shelter.
3. Selalu memperhatikan arahan dari pihak berwenang selama berada di shelter.
Pasca Bencana
1. Apabila Anda dan keluarga harus tinggal lebih lama di shelter, pastikan kebutuhan dasar terpenuhi dan pendampingan khusus bagi anak-anak dan remaja diberikan. Dukungan orangtua yang bekerjasama dengan organisasi kemanusiaan dalam pendampingan anak-anak dan remaja sangat penting untuk mengurangi stres atau ketertekanan selama di shelter.
2. Tetap gunakan masker dan kacamata pelindung ketika berada di wilayah yang terdampak abu vulkanik.
3. Memperhatikan perkembangan informasi dari pihak berwenang melalui radio atau pengumuman dari pihak berwenang.
4. Waspada terhadap kemungkinan bahaya kedua atau secondary hazard berupa banjir lahar dingin. Bencana ini dipicu oleh curah hujan tinggi dan menghanyutkan material vulkanik maupun reruntuhan kayu atau apapun sepanjang sungai dari hilir ke hulu. Perhatikan bentangan kiri dan kanan dari titik sungai mengantisipasi luapan banjir lahar dingin.
Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan informasi terkini. Ikuti berita dan informasi terkini dari otoritas terkait. Pemahaman yang baik tentang situasi dapat membantu Anda mengambil keputusan yang tepat.Jangan lupa juga untuk menyimpan nomor-nomor darurat, termasuk nomor evakuasi dan bantuan medis, di tempat yang mudah diakses.