Misteri Gerombolan Berpakaian Hitam Masuk Kampus Unisba Jelang Tengah Malam

1 month ago 17

Liputan6.com, Jakarta Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Harits Nu’man ingat betul peristiwa Senin (1/9/2025) malam. Tepatnya sekitar pukul 23.30 WIB. Ketika massa berpakaian serba hitam masuk ke area kampus.

Malam itu, posko kesehatan di kampus itu baru selesai melakukan proses pengobatan beberapa mahasiswa yang terluka akibat aksi demo di Gedung DPRD Jawa Barat. 

Posko kesehatan di kampus Unisba ditutup pukul 21.00 WIB. Setengah jam kemudian, kerusuhan pecah. Terlihat massa bergerombol di sejumlah titik. Mereka berpakaian serba hitam Mereka berkumpul di Jalan Trunojoyo. Lalu mereka bergerak ke Jalan Sulanjana dan sempat berhenti di Taman Radio.

Massa Blokir Jalan

Di Taman Radio ada gerombolan lain yang menunggu. Mereka memblokir jalan dari Taman Radio, kemudian Purnawarman, Simpang Harian Banga atau Ranggadading, kemudian di jalan di depan gedung LPPM, sampai di Taman Sari Atas di ujung.

“Mereka memblokir jalan Tamansari, bawahnya depan gedung fakultas," ujar Harits. 

Gerombolan massa dari lima sampai enam titik itu diperkirakan hampir mencapai 100 orang.

“Kalau dianalogikan satu gerombolan itu sekitar 10 sampai 15 orang, maka kalikanlah 15 kali 6. Kurang lebih 90 (orang),” imbuhnya.

Kondisi ini membuat aparat kepolisian turun ke Jalan Tamansari. Sekitar pukul 23.30 WIB, Polisi tiba dan menemukan tumpukan batu, kayu serta pembakaran ban di jalan. Sehingga, jalan tersebut pun tak dapat dilewati kendaraan bermotor.

"Pada saat yang sama, muncul sekelompok orang berpakaian hitam yang diduga merupakan kelompok anarko. Mereka inilah awalnya yang menutup jalan dan membuat blokade di Tamansari sambil anarkis," kata Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Hendra Rochmawan melalui keterangan resmi, Selasa (2/9/2025).

Lari ke Kampus Unisba

Aparat kepolisian mencoba membubarkan massa yang memblokir jalan. Bunyi tembakan air mata beberapa kali terdenger nyaring. Diikuti kepulan asap putih yang menutupi jalan.

"Gerombolan itulah yang menjadi pemicu sebetulnya yang dalam tanda petik di medsos itu, disebutkan aparat polisi menyerang kampus Unisba. Gitu kalau tidak salah tagline-nya," lanjut Rektor Unisba Harits.

Massa kocar kacir. Mencari tempat perlindungan terdekat. Kampus Unisba menjadi lokasi yang dianggap paling aman. Massa bergerombol masuk ke area dalam kampus Unisba dengan berbagai cara. Gerbang kampus jebol.

“Lompat pagar dan membuka paksa gerbang utama Unisba,” kata rektor.

Tembakan gas air mata tak berhenti terdengar. Massa berkejaran dengan kepulan gas putih. Area sekitar kampus dipenuhi gas yang membuat mata perih dan sesak napas.

Rektor: Bukan Mahasiswa

Di saat bersamaan, tim gabungan TNI dan Polri dilempari batu juga bom molotov oleh kelompok tersebut. Polisi pun akhirnya kembali melepaskan tembakan gas air mata ke arah kelompok tersebut.

"Tim kemudian menembakkan gas air mata ke jalan raya, namun tertiup angin hingga ke arah parkiran Unisba. Inilah yang kemudian dijadikan bahan provokasi oleh kelompok anarko, untuk membenturkan mahasiswa dengan petugas," jelas Kombes Hendra Rochmawan. 

Dari gelagatnya, rektor meyakini, gerombolan massa itu bukan mahasiswa. “Aksinya tidak seperti mahasiswa dan dia masuk ke area kampus kita,” ucap rektor.

Polisi memandang, massa ini diduga merancang skenario provokatif dengan tujuan memancing petugas agar mundur ke arah kampus Unisba. Kombes Hendra membantah adanya kabar bahwa tim patroli masuk ke area kampus dan membawa senjata peluru karet. Bahkan menurutnya, tidak ada satu pun petugas yang membawa senjata api saat melakukan patroli.

”Mereka membuat framing di media sosial melalui akun-akun mereka bahwa petugas masuk ke kampus, membawa senjata peluru karet, dan menembakkan gas air mata. Semua itu adalah hoaks. Faktanya, di lapangan tidak ada satu pun petugas yang masuk ke area kampus, dan tidak ada petugas yang membawa senjata," jelas dia.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |