Liputan6.com, Jakarta Ternyata, di jantung rimba Kalimantan, tersembunyi sebuah dataran tinggi yang unik. Sebuah kawasan yang meski masih terisolasi karena infrastruktur jalan belum memadai, namun menyimpan kearifan alam dan budaya.
Kawasan ini bernama Krayan yang berada di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara dan bertetangga langsung dengan Sabah dan Serawak, Malaysia. Krayan merupakan nama tempat yang kini terbagi menjadi 5 kecamatan.
Suku Dayak Lundayeh menjadi penghuni terbanyak dengan mata pencaharian petani penghasil beras organik. Maka, Krayan merupakan salah satu penghasil beras dataran tinggi di Indonesia. Bagaimana kawasan yang pedalaman dan terisolir ini mengembangkan padi dengan kualitas terbaik?
Krayan, karena lebih dekat dengan Malaysia, akses logistik justru lebih mudah menuju negara tetangga dibandingkan ke pusat-pusat perdagangan di Indonesia sendiri. Untuk menuju pusat Nunukan atau Tarakan, distribusi barang masih mengandalkan jalur udara dengan biaya tinggi, sementara ke Malaysia bisa ditempuh lewat jalan darat.
Namun, meski terisolir, justru melahirkan sebuah produk unggulan yang menjadi kebanggaan masyarakat adat Dayak Lundayeh yakni Beras Adan. Padi lokal ini ditanam secara turun-temurun, tanpa pupuk kimia dan pestisida, sehingga kualitas organiknya tetap terjaga hingga kini.
Udara sejuk di ketinggian 700–1.200 meter di atas permukaan laut, tanah subur, dan air jernih pegunungan menjadikan Beras Adan memiliki cita rasa khas yang tidak dimiliki beras lain.
“Beras Adan adalah kebanggaan Krayan, lahir dari tanah yang subur dan air pegunungan yang jernih. Beras Adan bukan hanya hasil pertanian, tetapi juga warisan budaya dan bukti harmoninya masyarakat Krayan dengan alam,” kata Kepala Balai Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM), Seno Pramudito, Selasa (2/9/2025).
Menurut Seno, menjaga keberlanjutan beras ini bukan hanya soal sawah, tetapi juga soal hutan dan sumber air yang menopang kehidupan masyarakat. Karena merupakan beras organik, petani juga harus menjaga alam dengan baik. Tentu saja ini sesuai dengan prinsip konservasi, hidup selaras alam.
“Kami di Balai Taman Nasional Kayan Mentarang menjaga hutan dan sumber air yang menjadi penopang sawah, memperkuat kapasitas petani, serta membuka akses pasar. Kolaborasi ini membuktikan bahwa melestarikan alam dan meningkatkan ekonomi masyarakat bisa berjalan beriringan,” tambahnya.
Keunggulan Beras Krayan
Beras Adan hadir dalam tiga varietas yakni putih, merah dan hitam. Teksturnya pulen, legit, beraroma harum dan lebih cepat mengenyangkan dibanding beras biasa. Benihnya pun asli, diwariskan dari generasi ke generasi.
“Keunggulan Beras Adan yaitu diproduksi secara organik, tanpa menggunakan pupuk kimia dan pestisida. Ada tiga varietas, putih, merah, dan hitam, dengan tekstur pulen, legit, dan aroma harum. Benih beras ini merupakan warisan dari nenek moyang masyarakat Krayan,” jelas Kepala Seksi Pengelolaan TN Wilayah I Long Bawan, Hery Gunawan.
Karena kualitasnya yang istimewa, permintaan terhadap Beras Adan cukup tinggi, termasuk dari Malaysia. Pembeli dari Malaysia bahkan datang sendiri menyeberang perbatasan untuk sekadar membeli Beras Adan.
“Untuk pembeli beras ini, memang benar lebih banyak pembeli dari Malaysia. Jadi pembeli datang langsung ke Krayan, atau masyarakat Krayan yang menjualnya langsung ke Malaysia. Hal itu terjadi karena akses jalan lebih mudah ke Malaysia, daripada ke wilayah kabupaten di Kaltara yang harus menggunakan pesawat,” tambah Hery.
Secara administratif, kawasan TNKM di Resort Krayan berada di lima kecamatan, sementara pemukiman masyarakat berada di luar kawasan inti taman nasional atau yang disebut daerah penyangga. Di wilayah inilah, kolaborasi konservasi dan pemberdayaan masyarakat dijalankan.
“Yang kami lakukan dari Balai Taman Nasional Kayan Mentarang salah satunya adalah pembentukan kelompok binaan Balai TNKM di lima kecamatan Krayan. Kami meningkatkan kapasitas masyarakat dengan melibatkan stakeholder lain seperti Dinas Pertanian Kabupaten Nunukan. Dukungan juga diberikan dalam bentuk bantuan alat pertanian, mulai dari hand tractor, mesin giling padi, hingga alat pengemasan,” jelas Hery.
Melalui program Desa Binaan, TNKM mendorong masyarakat menjadikan Beras Adan bukan hanya produk unggulan lokal, tetapi juga sebagai identitas sekaligus simbol konservasi.
“Bersama program desa binaan, kami ingin Beras Adan bukan hanya dikenal, tetapi dicintai dan dihargai dunia sebagai produk pertanian dari Dataran Tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara,” tegas Seno Pramudito.
Beras Adan kini menjadi bukti bahwa semangat konservasi sejalan dengan kehidupan masyarakat lokal, bahkan masyarakat adat. Juga menjadi fondasi kesejahteraan berkelanjutan. Keberadaannya tidak hanya menjaga hubungan manusia dengan alam tetap selaras, tetapi juga memberi harapan ekonomi bagi masyarakat Krayan.
Di tengah keterbatasan akses, semangat masyarakat adat dan dukungan Balai TNKM menjadi kunci menjaga warisan ini tetap lestari. Dari lereng-lereng sawah organik di Krayan, aroma harum Beras Adan membawa pesan sederhana, alam yang terjaga adalah kesejahteraan yang nyata.