Massa Aksi di Malang Serukan Tuntutan Keadilan untuk Pengemudi Ojol Tewas Terlindas Mobil Rantis Brimob

1 month ago 37

Liputan6.com, Malang - Ribuan lebih massa gabungan dari mahasiswa, sejumlah keluarga korban tragedi Kanjuruhan dan pengemudi ojek online menggelar unjuk rasa di Alun-alun Malang, Jawa Timur (Jatim) pada Jumat (29/8/2025).

Mereka menuntut keadilan bagi pengemudi ojek online atau pengemudi ojol, Affan Kurniawan yang tewas dilindas mobil rantis Brimob Polri.

Mereka mendesak pelaku diadili dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar bertanggung jawab penuh terhadap peristiwa tersebut.

Massa aksi tiba di Alun-alun Malang sekitar pukul 15.30 WIB. Ratusan pengemudi ojol yang sempat long march dari kawasan Kayutangan sampai depan Mapolresta Malang Kota lalu turut bergabung dalam barisan massa.

Dalam aksi itu, poster bertuliskan "Hentikan Brutalisme Aparat" turut dibawa massa aksi. Ternasuk sejumlah spanduk yang mengkritik keras kerja kepolisian. Massa menyalakan lilin sebagai tanda keprihatinan atas peristiwa tewasnya Affan Kurniawan.

Dalam orasinya, mereka menyuarakan lima tuntutan atas peristiwa tewasnya Affan Kurniawan. Yakni usut tuntas peristiwa itu serta memastikan proses hukum berjalan secara transparan, independen dan akuntabel.

"Kami tuntut tanggungjawab penuh Polri khususnya Brimob atas kelalaian yang menyebabkan hilangnya nyawa masyarakat sipil," kata Yuliati, salah seorang orator dari komunitas ojol, Jumat (29/8/2025).

Massa juga menuntut jaminan perlindungan dan keadilan hukum bagi keluarga korban meninggal maupun luka-luka termasuk pemberian santunan yang layak.

Istana kemudian meminta maaf dan juga angkat bicara menanggapi insiden tewasnya pengemudi ojek online usai ditabrak kendaraan taktis Brimob imbas bentrok meluasnya aksi demo di DPR.

Tuntut Ada Jaminan Keselamatan Rakyat

Massa aksi menuntut ada jaminan keselamatan rakyat dalam setiap aksi unjuk rasa yang merupakan hak untuk menyampaikan pendapat dan menghentikan segala bentuk tindakan represif aparat.

"Kami mendesak Polri evaluasi menyeluruh terhadap kinerja aparat keamaran di lapangan agar tidak lagi bertindak brutal," ujar Yuliati.

Mereka juga mengkritik pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit yang menyebut tewasnya Affan Kurniawan merupakan insiden tidak disengaja. Mereka menilai pernyataan itu sungguh memalukan dan seolah berusaha lepas tanggungjawab.

"Bapak Kapolri tidak malu dengan pernyataan itu, seharusnya beliau bersedia mengundurkan diri dari jabatannya," ucap Yuliati.

Aksi massa gabungan mahasiswa, pengemudi ojol dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan itu ditutup dengan doa bersama. Mereka membubarkan diri ketika jarum jam menunjukkan sekitar pukul 17.58 WIB.

Demo Mahasiswa di Polda Metro Jaya Ricuh, Serangan Petasan Jadi Pemicunya

Sebelumnya, massa mahasiswa yang berunjuk rasa di Polda Metro Jaya mulai menembakkan petasan ke area gedung. Petugas kepolisian, mulai yang beratribut lengkap hingga berseragam preman pun jadi sasaran petasan tersebut.

Adapun, mereka masih menuntut keadilan terkait insiden meninggalnya pengemudi ojek online atau ojol, Affan Kurniawan.

Diketahui, Affan kurniawan meninggal dunia usai ditabrak mobil rantis Brimob saat kericuhan demo DPR pada Kamis 28 Agustus 2025 malam.

Pantauan Liputan6.com, Jumat (29/8/2025), massa aksi mulai menembakkan petasan saat hujan sedikit mereda, sekitar pukul 18.38 WIB. Hal itu pun memicu aparat kepolisian bergerak memukul mundur pengunjuk rasa.

Awalnya, petasan semula diarahkan ke langit, hingga kemudian sesekali diarahkan ke polisi bertameng. Petugas memilih mundur dan bertahan. Namun lama kelamaan, sasaran pun fokus ke gedung Polda Metro Jaya dan aparat.

Suasana di lokasi semakin mencekam lantaran massa membakar fasilitas umum yang berada di samping tembok pagar Polda Metro Jaya, seperti tiang listrik dan kamera CCTV.

Kendaraan rantis pun mulai bergerak maju bersama aparat yang memakai tameng. Disusul polisi berpakaian preman yang berlarian mengejar massa mahasiswa.

Demo di Palangka Raya Memanas, Massa Lempar Telur ke Polisi dan Bakar Ban

Mahasiswa dan pengemudi ojek online (ojol) menggelar aksi demontransi di Markas Kepolsian Daerah (Polda) Kalimantan Tengah (Kalteng), Jumat (29/8/2025).

Unjuk rasa tersebut merupakan bentuk protes atas insiden tewasnya seorang pengemudi ojol, Affan Kurniawan, yang terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di Jakarta.

Para demonstran yang tergabung dalam Aliansi Revolusi Kepolisian Total (Rekontal), menyampaikan orasi dan membentangkan spanduk yang berisi tuntutan. Namun situasi tersebut kian memanas, ketika massa membakar ban bekas sebagai simbol protes.

Tak hanya itu, suasana berubah saat massa akan mencoba merangsek masuk ke area Polda. Dorong-dorongan antara massa dan aparat keamanan pun tidak terhindarkan sehingga terjadi kericuhan.

Massa yang emosi kemudian melempari aparat keamanan dengan botol, telur, hingga ban motor. Hingga akhirnya, direspons oleh aparat keamanan dengan mengerahkan water cannon untuk membubarkan massa.

Salah satu mahasiswa, Bintang, dalam orasinya mengaku kecewa dengan tindakan aparat keamanan yang represif terhadap massa demo. Ia juga menyampaikan bahwa institusi Polri perlu dilakukan reformasi besar-besaran.

“Polri perlu revolusi, perlu reformasi besar-besaran, setiap hari kita melihat tindakan dari aparat keamanan yang meresahkan,” tegasnya

Selain menuntut keadilan bagi korban, pihaknya juga menyerukan reformasi internal Polri, khususnya dalam penggunaan kendaraan taktis saat menghadapi demonstrasi. Mereka meminta aparat untuk lebih mengedepankan pendekatan humanis dan tidak menggunakan kekerasan yang berlebihan.

"Kami tidak bisa diam kawan-kawan. Hari ini institusi kepolisian kembali menambah catatan merah, dan masyarakat lagi-lagi menjadi korban,"ujarnya.

Hal senada juga dikatakan perwakilan ojol Palangka Raya, Dedy Wahyu Saputra. Ia mendesak agar kasus kematian Affan diusut tuntas dan para pelaku dapat dihukum. Pihaknya juga berharap tidak ada lagi korban jiwa di kalangan pengemudi ojol maupun masyarakat.

Massa aksi juga menyalakan lilin yang dikelilingi jaket ojol. Aksi itu sebagai bentuk belasungkawa atas kematian Affan dan bentuk solidaritas di kalangan komunitas ojol.

"Aksi ini merupakan bentuk solidaritas kami sesama ojol," ungkap Dedy.

Menanggapi aksi tersebut, Kapolda Kalteng, Irjen Pol Iwan Kurniawan, menyatakan bahwa pihaknya telah mendengar aspirasi massa aksi. Ia mempersilakan para peserta untuk berunjuk rasa, tetapi mengimbau untuk tertib dan tidak melakukan tindakan yang anarkis.

"Kalian datang ke sini, saya sudah mendengat aspirasi kalian semua. Baik yang kalian lakukan seperti pelemparan kepada petugas, kami tetap mendengarkan. Dan saya sudah menyampaikan kepada seluruh anggota untuk mengamankan semua aspirasi,"pungkasnya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |