Liputan6.com, Jakarta Gempa magnitudo 4,8 mengguncang Palu, Sulawesi Tengah, disebabkan aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sesar normal (normal fault). Hal ini berdasarkan analisis Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Merujuk kepada BMKG, guncangan gempa bumi ini dirasakan di Kota Palu dengan intensitas III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity), Parigi dengan intensitas IV MMI, dan Poso III MMI. Daerah ini terletak pada kawasan rawan bencana gempa bumi menengah hingga tinggi. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena tidak menyebabkan deformasi bawah laut," ujar Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid dalam keterangan tertulis, Bandung, Rabu (03/09/2025).
Wafid mengatakan lokasi pusat gempa bumi berada di laut, dengan kondisi wilayah sekitar didominasi oleh perbukitan bergelombang serta pantai berteluk dengan morfologi datar-landai.
Sedangkan kondisi penyusun batuan (litologi) penyusun wilayah ini didominasi oleh batuan kapur berumur tersier, batuan sedimen berupa batu pasir tufaan berumur kuarter dan endapan aluvial berupa kerikil, pasir, lanau dan lempung hanya tersingkap di muara sungai.
"Batuan yang telah mengalami pelapukan dan atau sedimen permukaan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi," jelas Wafid.
Kekerasan batuan permukaan dipengaruhi oleh umur dan jenis batuan. Batuan yang berumur lebih muda atau yang telah mengalami pelapukan mempunyai kekerasan lebih rendah begitu juga sebaliknya.
Wilayah terdekat dengan pusat gempa bumi diklasifikasikan ke dalam kelas tanah E (tanah lunak) khususnya pada daerah tepi pantai, serta kelas tanah D (tanah sedang) dan kelas tanah C (tanah keras) di daerah perbukitan.
"Masyarakat diimbau menjauhi daerah tebing yang berpotensi terjadi gerakan tanah, terutama saat terjadi hujan. Bangunan di daerah rawan gempa bumi diharapkan dapat mengikuti kaidah bangunan tahan gempa, guna menghindari risiko kerusakan, serta dilengkapi dengan jalur evakuasi," ungkap Wafid.
Selain itu, imbauan lainnya pasca-gempa bumi yang tercatat pula oleh The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, berpusat berada pada koordinat 0,970° LS - 120,344° BT, dengan magnitudo M5,0 pada kedalaman 45.8 km.
Serta berdasarkan GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, pusat gempa bumi berada pada koordinat 0,89° LS - 120,45° BT, dengan magnitudo 4,8 mb pada kedalaman 10 km, masyarakat diimbau mengamati dan mematuhi rambu evakuasi.
"Diharapkan melakukan pemeriksaan mandiri terkait kondisi bangunan setelah terjadi gempa bumi. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami," tukas Wafid.
Antisipasi Gempa Bumi
Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.
Sebelum Gempa:
- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.
- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.
- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.
- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.
- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.
- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi
- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.
- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.
- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.
*Saat Terjadi Gempa*
Saat Terjadi Gempa Bumi:
- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.
- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.
- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.
- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.
- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.
Usai Terjadi Gempa
Setelah Terjadi Gempa Bumi:
- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.
- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.
- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.
- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.
- Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.
- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.
- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.