Liputan6.com, Jakarta Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan, total transaksi saham syariah per Juni 2025 mencapai Rp 3,3 triliun. Jumlah itu dikontribusikan oleh 12,8 persen investor saham syariah yang aktif.
Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia Irwan Abdalloh menjelaskan, dari total 185.766 investor syariah, sebanyak 16.369 di antaranya berstatus sebagai investor aktif.
"Nilai transaksi investor syariah sudah mencapai Rp 3,3 triliun. Nilai transaksi Rp 3,3 triliun itu berasal dari 16.369 investor yang aktif transaksi," jelas dia dalam sesi media briefing secara virtual, Kamis (24/7/2025).
Secara year to date (ytd), ia melanjutkan, pertumbuhan investor saham syariah mencapai 9,7 persen. Sementara rasio investor syariah terhadap total investor yang ada (7,16 juta orang) sekitar 2,6 persen.
Lebih lanjut, Irwan menyampaikan, volume transaksi investor syariah saat ini sudah mencapai 7,3 miliar saham. Dengan frekuensi transaksi mencapai sekitar 972 ribu kali.
"Kalau kita transaksi, volume, dan frekuensi itu compare to total, maka angkanya lebih keren lagi," ungkap dia.
Kuasai 69% Pangsa Pasar
Sebagai gambaran, Irwan memaparkan, dari total 956 emiten saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 657 di antaranya masuk ke dalam kategori saham syariah.
"Market share saham syariah itu sebenarnya sudah mendominasi. Jadi, kalau ada seorang investor saham di pasar modal Indonesia membeli saham tanpa dia tahu sahamnya syariah atau tidak, maka peluang untuk membeli saham syariah itu ada di 69 persen," urainya.
Adapun detailnya, pangsa pasar saham syariah saat ini sudah menguasai 62 persen total kapitalisasi pasar. Dengan nilai Rp 8.158 triliun dari total Rp 13.172 triliun total kapitalisasi pasar saham di pasar modal Indonesia.
60% Dominasi Volume Harian Transaksi
Selain itu, saham syariah juga telah mendominasi 60 persen volume rata-rata harian transaksi, dengan menguasai 57 persen nilai rata-rata harian, dan 74 persen frekuensi transaksi rata-rata harian.
"Jadi semuanya sudah dominan. Dari sisi kinerja perdagangan kita mendominasi, konsisten tumbuh, dari sisi investor syariahnya juga terus-terusan konsisten tumbuh juga," kata Irwan.
Produk saham syariah juga sudah tersebar merata di berbagai sektor. Mulai dari 17 persen di barang konsumsi non primer, 14 persen barang konsumsi primer, 14 persen bahan baku, 12 persen energi, dan 11 persen di properti dan real estate.
"Jadi kita sangat optimis tahun 2025 ini pertumbuhan rasio investor saham maupun jumlah saham syariahnya akan semakin bagus. Bukan hanya tumbuh, tapi lebih bagus, baik dari sisi percentage maupun numbers," pungkas Irwan.