Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang koreksi pada perdagangan Kamis (26/6/2025). IHSG akan menguji posisi 6.783-6.813 pada perdagangan Kamis pekan ini.
IHSG merosot 0,54% ke posisi 6.832 dan disertai dengan tekanan jual pada perdagangan Rabu, 25 Juni 2025, serta koreksi minimal yang diberikan sudah tercapai.
"Kami masih memperkirakan posisi IHSG sedang berada pada bagian dari wave (b) dari wave B, sehingga IHSG masih rawan untuk melanjutkan koreksinya,” ujar Analis PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Herditya Wicaksana dalam catatannya.
Ia mengatakan, dalam jangka pendek, IHSG hari ini akan menguji 6.783-6.813, tetapi demikian waspadai akan ada lanjutan koreksi yang cukup dalam pada rentang area 6.561-6.721.
Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.752,6.632 dan level resistance 6.914,6.994 pada perdagangan Kamis pekan ini.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, berdasarkan analisis teknikal, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance 6.810-6.960.
Dalam riset itu mencermati, kalau pasar akan hadapi sejumlah data penting antara lain wholesale inventories, personal consumption, personal income dan personal spending.
Selain itu, data penting lainnya yakni Personal Consumption Expenditures (PCE). “Price Index MoM dan YoY serta core PCE. Price Index MoM dan YoY, ini merupakan data yang amat sangat dinantikan pelaku pasar dan investor terkait dengan pergerakan inflasi di tengah tensi geopolitik ditambah lagi dengan kebijakan Trump,” demikian seperti dikutip.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Surya Internusa Semesta Tbk (SSIA), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co Tbk (ULTJ).
Sedangkan Herditya memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co Tbk (ULTJ).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) - Buy on Weakness
Saham BBNI terkoreksi 0,72% ke 4.110 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Kami memperkirakan, posisi BBNI saat ini berada pada bagian dari wave (c) dari wave [b], sehingga BBNI masih rawan melanjutkan koreksinya," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 3.810-3.970
Target Price: 4.280, 4.550
Stoploss: below 3.720
2.PT Sentul City Tbk (BKSL) - Buy on Weakness
Saham BKSL terkoreksi 6,57% ke 128 disertai dengan munculnya tekanan jual. "Kami memperkirakan, posisi BKSL saat ini berada pada bagian dari wave 4 dari wave (C), sehingga BKSL masih rawan melanjutkan koreksinya," kata Herditya.
Buy on Weakness: 109-123
Target Price: 150, 162
Stoploss: below 96
3.PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) - Spec Buy
PANI terkoreksi 3,39% ke 11.400 disertai dengan munculnya tekanan jual. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi PANI saat ini berada pada bagian awal dari wave (c) dari wave [y], sehingga koreksi PANI akan relatif terbatas.
Spec Buy: 11.075-11.300
Target Price: 12.200, 13.075
Stoploss: below 10.800
4.PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co Tbk (ULTJ) - Buy on Weakness
Saham ULTJ menguat 3,46% ke 1.345 disertai dengan tingginya volume pembelian, tetapi penguatannya belum mampu menembus MA60. "Kami perkirakan, posisi ULTJ saat ini sedang berada di awal wave (A) dari wave [B], sehingga ULTJ berpeluang melanjutkan penguatannya," kata Hertiya.
Buy on Weakness: 1.310-1.335
Target Price: 1.395, 1.475
Stoploss: below 1.285
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Penutupan IHSG pada 25 Juni 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada penutupan perdagangan Rabu (25/6/2025). Koreksi IHSG terjadi seiring mayoritas sektor saham memerah.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup melemah 0,54% ke posisi 6.832,14. Indeks LQ45 merosot 0,54% ke posisi 760,25. Seluruh indeks saham acuan tertekan.
Tim riset Philip Sekuritas Indonesia menyebutkan, ketua the Fed Jerome Powell menuturkan tidak akan terburu-buru untuk mendorong penurunan suku bunga. Hal ini karena dampak kenaikan tarif perdagangan masih terasa, demikian mengutip dari Antara.
“Dalam keterangan di depan House Financial Services Committee (Komite Jasa Keuangan DPR AS), Jerome Powell kembali mempertegas bahwa The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuan selama masih ada ancaman terhadap inflasi,” demikian seperti dikutip.
Powell juga menyoroti fakta tingkat inflasi AS masih berada di atas target sebesar 2 persen yang ditetapkan oleh The Fed, seiring dampak dari kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang masih belum jelas.
Sektor Saham
Sementara itu, ketegangan konflik geopolitik antara Iran dan Israel di kawasan Timur Tengah terpantau mereda, seiring kedua negara bersikap untuk melakukan gencatan senjata.
Dari pasar komoditas, harga kontrak berjangka (futures) minyak mentah melanjutkan penurunan, dan sekarang berada di bawah harga sebelum pecahnya konflik antara Iran dan Israel.
Sebanyak 401 saham memerah sehingga bebani IHSG. 212 saham menguat dan 186 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.198.560 kali dengan volume perdagangan 22,6 miliar saham. Nilai transaksi Rp 13 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.285.
Sebagian besar sektor saham memerah. Sektor saham basic pimpin koreksi dengan turun 2,03%. Lalu sektor saham energi terpangkas 1,77%, sektor saham properti melemah 1,33%, sektor saham consumer siklikal susut 1,14%. Kemudian sektor saham industri turun 0,35% dan sektor saham keuangan merosot 0,11%.
Sementara itu, sektor saham transportasi bertambah 1,1%, dan catat kenaikan terbesar. Sektor saham teknologi menguat 0,72%, sektor saham infrastruktur menanjak 0,17%, sektor saham kesehatan menguat 0,29% dan sektor saham consumer nonsiklikal naik tipis 0,01%.