Tarif Impor 19% AS Buat Indonesia Dapat Sentimen Positif dari Pelaku Pasar

2 days ago 8

Liputan6.com, Jakarta Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto kembali mendapat sentimen positif dari pelaku pasar. Laporan terbaru Trimegah Sekuritas menyebut sejumlah faktor yang menunjukkan bahwa arah kebijakan pemerintah saat ini mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Dalam riset bertajuk Indonesia’s Macro Tailwinds Are Here, Trimegah menyoroti bahwa AS menetapkan tarif impor terhadap Indonesia yang lebih rendah dari perkiraan, yakni sebesar 19 persen. Kebijakan ini disebut memberikan dorongan langsung terhadap ekspor dan sentimen pasar.

“AS menetapkan tarif yang lebih rendah dari perkiraan, memberi dorongan pada ekspor dan sentimen pasar. Bank Indonesia juga akhirnya memangkas suku bunga. Ditambah stabilnya rupiah dan tanda-tanda awal belanja pemerintah yang mulai meningkat sejak Juni, semuanya menjadi landasan kuat,” tulis Trimegah dalam laporan tertanggal 17 Juli 2025.

Trimegah juga mencatat kesiapan peningkatan program Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh pemerintah pada Agustus sebagai katalis penting yang bisa memperkuat permintaan domestik. Ditegaskan pula bahwa belanja fiskal mulai menunjukkan pergerakan sejak Juni, menjadi sinyal awal dari dukungan riil pemerintah terhadap ekonomi rakyat.

“Jika momentum ini terus berkembang dalam beberapa bulan ke depan, bisa jadi inilah dorongan lanjutan yang akhirnya menyalakan api di bawah permintaan domestik,” tulis Trimegah.

Arus Keluar

Meski investor asing masih bersikap hati-hati saat ini, dengan tercatat arus keluar mendekati Rp1 triliun, Trimegah menilai bahwa investor domestik, baik ritel maupun institusi, kini menjadi tulang punggung pasar saham Indonesia.

Trimegah juga menyampaikan skenario valuasi dan potensi kenaikan IHSG. Dalam skenario realistis, pertumbuhan laba 0–2% bisa membawa indeks ke level 7.750, dengan potensi upside sekitar 10%. Sementara dalam skenario terburuk sekalipun, risiko penurunan dinilai terbatas.

“Dengan valuasi yang masih di bawah -2 deviasi standar (PE 11x), dan imbal hasil dividen yang menyaingi obligasi pemerintah, pasar saham Indonesia tampak murah. Angin makro sudah berembus. Sekarang tinggal satu pertanyaan: apakah laba, dan keyakinan investor, bisa menyusul?” tutup laporan Trimegah.

Mendag Sebut 2 Keuntungan Saat Tarif Impor Indonesia ke AS Jadi 19%

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyambut positif pengenaan tarif impor 19 persen yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk importasi dari Indonesia ke Negeri Paman Sam.

Menurut dia, keputusan itu bakal turut mendongkrak angka ekspor, sekaligus investasi masuk ke Indonesia. Lantaran, Indonesia dikenakan tarif impor oleh Trump lebih rendah dari negara ASEAN lain. 

Kondisi itu bakal membuat pelaku industri di Indonesia lebih terpacu untuk memproduksi barang berorientasi ekspor. Sehingga, turut menarik investasi asing untuk menanamkan modalnya di Tanah Air. 

"Kalau dulu kita bersaing ekspor ke Amerika itu dengan tarif yang sama. Sekarang berarti kita mempunyai kelebihan. Kalau kita mempunyai kelebihan berarti ini bisa menarik investasi asing datang," ujar dia di Kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (17/7/2025).

"Investasi asing datang ke Indonesia untuk bisa ekspor ke Amerika. Jadi ini ada dua yang kita dapatkan, investasi masuk dan yang kedua ekspor kita meningkat," kata Mendag.

Dengan skenario seperti itu, ia percaya bakal turut mendongkrak tingkat daya saing di level nasional. Lantaran kesempatan ekspor ke Amerika Serikat bakal semakin besar. 

Identifikasi 10 Produk Utama

Pemerintah disebutnya tengah mengidentifikasi 10 produk utama paling kuat untuk bisa diekspor ke Amerika Serikat, untuk kemudian ditawarkan kepada calon investor. 

"Di setiap produk itu kita juga identifikasi minimal 10 pesaing kita siapa. Kita sampai dengan 1 Agustus ini masih melihat terus pesaing kita itu mau dapet berapa persen (tarif Trump). Ya misalnya produk alas kaki, siapa saja kan 10 pesaingnya itu, dan dapet berapa," urainya. 

"Jadi itu otomatis yang 10 tadi juga akan berkaitan dengan investasi itu, investasinya yang kita harapkan yang (ke) 10 (produk) tadi," ungkap Mendag. 

Foto Pilihan

Dalam foto yang disebarkan oleh kantor berita Rusia Sputnik ini memperlihatkan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto (kiri) berbincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Saint Peterburg pada 19 Juni 2025. (Sergei BOBYLYOV/POOL/AFP)
Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |