Liputan6.com, Jakarta - Harga saham Block melonjak lebih dari 10% saat perdagangan yang diperpanjang pada Jumat, 18 Juli 2025. Kenaikan harga saham Block tersebut didorong Perseroan bersiap masuk S&P 500 menggantikan Hess.
Mengutip Yahoo Finance, Sabtu (19/7/2025), ini adalah perubahan kedua pada indeks acuan pekan ini setelah S&P Global mengumumkan pada Senin kalau perusahaan teknologi periklanan The Trade Desk akan ditambahkan ke S&P 500. Trade Desk menggantikan produsen perangkat lunak Ansys yang diakuisisi oleh Synopsys dalam kesepakatan yang ditutup pada Kamis pekan ini.
Pergantian Hess terjadi tepat setelah Chevron menyelesaikan pembelian senilai USD 54 miliar atas produsen minyak tersebut yang menang melawan Exxon Mobil dalam sengketa hukum atas aset minyak lepas pantai di Amerika Selatan, Guyana.
Adapun Block akan resmi bergabung dengan S&P 500 sebelum pembukaan perdagangan pada 23 Juli, menurut pernyataan dari S&P. Saham sering kali menguat ketika ditambahkan ke indeks utama karena manajer investasi perlu menyeimbangkan kembali portofolio untuk mencerminkan perubahan tersebut.
Sebagian besar perubahan pada S&P 500 terjadi selama penyeimbangan ulang kuartalan indeks. Namun, jika terjadi penutupan akuisisi, perusahaan dapat dihapus dari indeks dan digantikan di luar jadwal. Pekan lalu, perusahaan perangkat lunak pemantauan Datadog menggantikan Juniper Networks di S&P 500 sebagai bagian dari perubahan kuartalan indeks.
Bergabungnya Block membawa pengaruh teknologi lebih lanjut ke indeks yang terus bergerak ke arah tersebut dalam beberapa tahun terakhir, mencerminkan peningkatan kapitalisasi pasar perusahaan-perusahaan di seluruh sektor.
Block, yang mendapatkan popularitas sebagai Square karena pertumbuhan pesat terminal pembayaran perusahaan, telah berekspansi ke layanan kripto, pinjaman, dan layanan keuangan lainnya.
Kinerja Saham Block
Didirikan oleh Jack Dorsey pada 2009, Square mengubah namanya menjadi Block pada 2021 untuk menekankan fokusnya pada teknologi blockchain.
Saham Block turun 14% tahun ini, berkinerja lebih buruk daripada pasar AS yang lebih luas. Nasdaq naik lebih dari 8%, sementara S&P 500 naik 7%. Namun, dengan kapitalisasi pasar sekitar USD 45 miliar, Block dinilai jauh di atas perusahaan median dalam indeks tersebut.
Pada Mei, Block melaporkan hasil kuartal pertama yang tidak memenuhi ekspektasi Wall Street pada hari Kamis dan memberikan prospek yang mengecewakan, yang menyebabkan anjloknya harga saham. Proyeksi Block untuk kuartal kedua dan setahun penuh mencerminkan kondisi ekonomi yang menantang setelah pengumuman tarif yang luas oleh Presiden Donald Trump.
"Kami menyadari bahwa kami beroperasi dalam lingkungan makro yang lebih dinamis, sehingga kami telah mencerminkan sikap yang lebih hati-hati terhadap prospek makro dalam panduan kami untuk sisa tahun ini," tulis perusahaan tersebut dalam laporan triwulanannya.
Perusahaan dijadwalkan untuk melaporkan hasil kuartal kedua setelah penutupan perdagangan reguler pada 7 Agustus.
Wall Street Bervariasi
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Jumat, 18 Juli 2025. Indeks Dow Jones susut pada akhir pekan setelah Presiden AS Donald Trump dilaporkan mendorong tarif lebih tinggi terhadap Uni Eropa.
Mengutip CNBC, Sabtu (19/7/2025), indeks Dow Jones merosot 142,30 poin atau 0,32% ke posisi 44.342,19. Indeks S&P 500 tergelincir 0,01% setelah mencapai rekor tertinggi pada awal perdagangan yang akhirnya ditutup di posisi 6.296,79. Indeks Nasdaq naik 0,05% ke posisi 20.895,66.
Trump menuntut tarif minimum antara 15% dan 20% dalam setiap kesepakatan dengan Uni Eropa, Financial Times melaporkan, mengutip tiga sumber. Uni Eropa sedang berupaya mencapai kesepakatan perdagangan dengan AS sebelum batas waktu Trump pada 1 Agustus, ketika Trump telah berjanji untuk mulai menerapkan tarif 30% terhadap blok tersebut.
Pelaku pasar juga mencermati laporan pendapatan terbaru dan data ekonomi AS yang baru.Data yang dirilis Jumat mencerminkan penurunan kekhawatiran konsumen terhadap inflasi akibat tarif ke level terendah sejak Februari.
Survei Konsumen Universitas Michigan untuk Juli menunjukkan sentimen konsumen secara keseluruhan naik 1,8% dari Juni menjadi 61,8, sesuai dengan perkiraan dan berada pada level tertinggi sejak Februari.
Di sisi pendapatan, Netflix turun 5% setelah perusahaan mengatakan margin operasinya pada paruh kedua tahun ini akan lebih rendah daripada paruh pertama.
Saham 3Mturun lebih dari 3% setelah perusahaan merevisi proyeksi pertumbuhan penjualan organiknya untuk mencerminkan kenaikan sebesar 2%. Sebelumnya, perusahaan memberikan kisaran pertumbuhan "batas bawah 2% hingga 3%." Penurunan 2% setelah pendapatan pada saham American Express menyeret Dow Jones lebih rendah.
Gerak Saham
Meskipun terdapat reaksi beragam terhadap laporan perusahaan terbaru, musim ini dimulai dengan kuat. Dengan 12% perusahaan S&P 500 yang melaporkan hasil sejauh ini, 83% di antaranya telah melampaui estimasi.
Pada Kamis, saham PepsiCo dan United Airlines melonjak setelah masing-masing perusahaan melampaui estimasi analis terkait pendapatan. Hal ini menyusul hasil yang solid dari bank-bank besar seperti JPMorgan dan Goldman Sachs pada awal pekan.
Baik S&P 500 maupun Nasdaq mencatat kenaikan mingguan, masing-masing naik 0,6% dan 1,5%. Dow Jones sedikit lebih rendah pada pekan ini.
“Ini adalah lingkungan yang risk-on, dan meskipun ada pembicaraan tentang pemangkasan suku bunga The Fed, kenyataannya lebih bernuansa,” kata CEO Mahoney Asset Management Ken Mahoney.
"Secara historis, siklus bullish cenderung berkinerja lebih baik tanpa pemangkasan suku bunga dan pemangkasan pertama seringkali merupakan sinyal bearish, meskipun ada argumen yang valid untuk kali ini, terutama dengan inflasi yang mereda dan proyeksi pertumbuhan PDB yang masih utuh setelah kita melewati ancaman tarif besar-besaran.”