Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) kembali melonjak usai penghentian sementara perdagangan (suspensi) saham dibuka Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, (25/7/2025).
Mengutip data RTI, harga saham CDIA naik 9,9% ke posisi Rp 1.665 per saham. Harga saham CDIA dibuka sudah langsung naik 150 poin ke posisi Rp 1.665 per saham. Saham CDIA berada di level tertinggi dan terendah Rp 1.665 per saham. Total frekuensi perdagangan 23.286 kali dengan volume perdagangan 662.374 saham. Nilai transaksi Rp 110,3 miliar. Kapitalisasi pasar saham tercatat Rp 207,4 triliun.
Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat terbatas pada sesi kedua perdagangan Jumat pekan ini. IHSG naik 0,12% ke posisi 7.539. Sementara itu, indeks saham LQ45 melemah 0,74% ke posisi 794,38.
Seiring pergerakan harga saham CDIA, menarik untuk diketahui besaran kenaikan saham CDIA dari harga perdananya.
Harga saham CDIA telah melonjak 776,31% dari harga initial public offering (IPO) yang dipatok Rp 190 per saham. Harga saham CDIA kini di posisi Rp 1.665 per saham dari harga perdana Rp 190 per saham.
Chandra Daya Investasi (CDIA), Siap Jadi Pemain Kunci Infrastruktur di Asia Tenggara
Sebelumnya, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) atau CDI Group resmi mencatatkan saham perdana di Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham CDIA. Dalam proses penawaran umum perdana (IPO), perusahaan berhasil meraih dana sebesar Rp2,37 triliun dari penerbitan 12,48 miliar lembar saham baru dengan harga Rp190 per saham.
IPO CDI Group disambut antusias investor dengan tingkat oversubscription yang luar biasa, mencapai 563,64 kali dari total alokasi. Tercatat sebanyak 400.126 investor berpartisipasi dalam masa penawaran yang berlangsung pada 2–7 Juli 2025, setelah sebelumnya melalui masa penawaran awal pada 19–24 Juni 2025.
Presiden Direktur CDI Group, Fransiskus Ruly Aryawan, menyampaikan apresiasinya atas dukungan investor. Fransiskus menyebut saham perdana hari ini menjadi momen penting bagi CDI Group dalam membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.
“Kami menyampaikan apresiasi atas kepercayaan investor yang mendukung kesuksesan proses IPO ini,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Posisi Strategis di Asia Tenggara
Ruly menekankan pentingnya posisi strategis CDI Group dalam sektor infrastruktur, terutama di tengah kebutuhan industri yang semakin berkembang di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Menurutnya, Asia Tenggara, termasuk Indonesia, saat ini berada dalam fase pertumbuhan industri yang sangat dinamis dan menuntut dukungan infrastruktur yang andal dan efisien.
Kebutuhan akan layanan logistik, kepelabuhanan dan penyimpanan, jaringan energi serta pengelolaan air menjadi potensi yang besar dalam pengembangan Perseroan.
“CDI Group melihat peluang strategis untuk terus memperluas layanan dan memperkuat peran kami sebagai penyedia solusi infrastruktur yang relevan dan terintegrasi.” tuturnya.
Fokus Pemanfaatan Dana IPO
Dana hasil IPO akan difokuskan untuk memperkuat lini bisnis utama, mempercepat sejumlah proyek strategis, serta memperbesar kapasitas anak usaha CDI Group. Rinciannya:
Rp871,76 miliar dialokasikan untuk sektor logistik, termasuk penyertaan modal ke anak usaha guna pembelian kapal dan operasional pendukung.
Rp1,48 triliun digunakan untuk pengembangan fasilitas kepelabuhanan dan penyimpanan, termasuk pembangunan tangki penyimpanan, jaringan pipa Ethylene, dan infrastruktur penunjang lain di kawasan industri strategis.
Infrastruktur Berkelanjutan
CDI Group menegaskan komitmennya sebagai penyedia solusi infrastruktur berkelanjutan yang mampu memberikan nilai tambah bagi industri, pemangku kepentingan, dan masyarakat luas.
“Kami berkomitmen untuk menjadi mitra pertumbuhan yang mendorong solusi infrastruktur yang relevan bagi kebutuhan industri di masa depan, serta menciptakan nilai tambah yang nyata bagi para pemangku kepentingan dan masyarakat luas,” pungkasnya