Perusahaan Perangkat Lunak Palantir Masuk Daftar 20 Perusahaan AS Paling Berharga

1 month ago 25

Liputan6.com, Jakarta - Palantir telah mencapai tonggak penting seiring kenaikan harga sahamnya. Palantir kini masuk menjadi salah satu dari 20 perusahaan paling berharga di Amerika Serikat.

Mengutip CNBC, ditulis Minggu (27/7/2025), penyedia perangkat lunak dan teknologi analisis data untuk lembaga pertahanan ini catat kenaikan saham lebih dari 2% pada Jumat, 25 Juli 2025, dan mencapai rekor baru. Kenaikan saham Palantir mengangkat kapitalisasi pasar menjadi USD 375 miliar atau Rp 6.133 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.354) yang menempatkannya di atas Home Depot dan Procter&Gamble. Nilai pasar perusahaan ini sudah lebih tinggi dari pada Bank of America dan Coca Cola.

Nilai Palantir telah naik lebih dari dua kali lipat tahun ini seiring meningkatnya taruhan investor pada bisnis kecerdasan buatan perusahaan dan hubungan yang lebih erat dengan pemerintah AS.

Sejak didirikan pada 2003 oleh Peter Thiel, CEO Alex Karp dan lainnya, perusahaan ini terus bertambah jumlah pelanggannya.

Terkait kinerja keuangan, pendapatan Palantir di bisnis pemerintah AS naik 45% menjadi USD 373 juta atau Rp 6,1 triliun. Sementara itu, total penjualan naik 39% menjadi USD 884 juta atau Rp 14,45 triliun. Perseroan akan melaporkan hasil kinerjanya pada 4 Agustus.

Awal tahun ini, Palantir melejit mengungguli Salesforce, IBM dan Cisco ke dalam 10 perusahaan teknologi AS teratas berdasarkan kapitalisasi pasar.

Membeli saham pada level ini mengharuskan investor membayar kelipatan yang besar. Palantir saat ini diperdagangkan dengan rasio pendapatan berjangka 273 kali lipat, menurut FactSet. Satu-satunya perusahaan lain di 20 besar dengan rasio tiga digit adalah Tesla dengan rasio 175.

Dengan total pendapatan USD 3,1 miliar atau Rp 50,70 triliun selama setahun terakhir, Palantir hanya sepersekian dari ukuran perusahaan terkecil kedua berdasarkan penjualan di antara 20 besar berdasarkan kapitalisasi pasar. Mastercard yang bernilai USD 518 miliar atau Rp 8.471 triliun, berada di posisi terdekat dengan penjualan selama empat kuartal terakhir sekitar USD 29 miliar atau Rp 473,97 triliun.

3 Saham AS Ini Jadi Pilihan Analis Wall Street, Apa Saja?

Sebelumnya, musim laporan keuangan kuartalan kembali dimulai, dan para investor mulai fokus mengamati kinerja emiten-emiten besar. Meski demikian, sentimen pasar tetap dibayangi kekhawatiran terkait kebijakan tarif dan tekanan makroekonomi lainnya.

Namun, bagi analis top wall street, penilaian terhadap saham tak hanya terpaku pada hasil jangka pendek. Mereka cenderung melihat potensi jangka panjang perusahaan, termasuk kemampuannya bertahan dan tumbuh dalam kondisi pasar yang menantang.

Melansir dari CNBC International, Senin (21/7/2025), berdasarkan data dari platform riset pasar TipRanks, berikut adalah tiga saham unggulan yang direkomendasikan oleh analis-analis terkemuka:

1. Uber Technologies (UBER)

Uber menjadi salah satu saham yang paling diperhatikan menjelang laporan keuangan kuartal keduanya yang dijadwalkan rilis pada 6 Agustus.

Analis Evercore, Mark Mahaney memprediksi pertumbuhan Gross Bookings (pemesanan bruto) Uber akan naik 17% YoY menjadi USD 46,8 miliar, sedikit melampaui estimasi konsensus dan sejalan dengan panduan perusahaan. Pendapatan diperkirakan tumbuh 18%, dengan EBITDA mencapai USD 2,09 miliar, sesuai estimasi rata-rata analis.

Rekomendasi Saham Uber

Proyeksi ini didasarkan pada hasil pengecekan industri yang menunjukkan tren permintaan konsumen yang positif, data pihak ketiga, serta roadshow non-deal (NDR) bersama manajemen Uber.

Mahaney juga menyoroti keberhasilan peluncuran layanan Waymo (robotaxi) di Austin sebagai katalis positif. Meski harga saham Uber sudah naik tajam sepanjang tahun ini, ia tetap mempertahankan Uber sebagai top pick Evercore.

"Kunci dari Tesis Panjang kami – kami yakin akan ada ‘lebih banyak Austin’ – peluncuran mitra robotaxi yang lebih sukses untuk Uber, dan bukan hanya dengan Waymo, selama 12-18 bulan ke depan,” kata Mahaney.

Ia memberikan peringkat buy dengan target harga USD 115, sementara AI dari TipRanks mematok target harga di USD 108 dan memberikan rating “Outperform”. Mahaney sendiri berada di peringkat ke-219 dari lebih dari 9.800 analis di TipRanks, dengan akurasi 60% dan rata-rata imbal hasil 15,9%.

2. Alphabet

Induk perusahaan Google ini juga masuk radar analis, terutama menjelang laporan kinerja kuartal kedua. Analis JPMorgan, Doug Anmuth, mempertahankan rating Buy dan menaikkan target harga saham Alphabet dari USD 195 menjadi USD 200. Analis AI TipRanks memberi target harga USD 199 dengan rating “Outperform”.

Anmuth menyebut revisi ini dipicu oleh hasil channel check yang kuat, data pihak ketiga yang positif, serta perubahan nilai tukar mata uang yang menguntungkan. Proyeksi target harga itu dihitung berdasarkan 20 kali estimasi EPS GAAP 2026 sebesar USD 9,89.

Ia menekankan Alphabet layak mendapatkan valuasi premium dibanding perusahaan lain di indeks S&P 500 karena memiliki pertumbuhan pendapatan dan EPS dua digit, serta margin laba operasional GAAP yang melebihi 30%.

"Kami yakin fundamental Alphabet solid dan perusahaan akan tetap menjadi pendorong sekaligus penerima manfaat utama dari ekonomi digital yang semakin berkembang & kemajuan dalam AI Generatif,” kata Anmuth.

Ia menyoroti peluang pertumbuhan Alphabet dalam layanan iklan seperti Search dan YouTube, didukung oleh efisiensi ROI dari penerapan AI. Selain itu, bisnis non-iklan seperti Google Cloud dan langganan YouTube juga diperkirakan masih punya ruang pertumbuhan besar. Divisi Other Bets seperti Waymo dan Verily juga menjadi sumber potensi keuntungan di masa depan.

Anmuth menempati peringkat ke-56 dari 9.800+ analis, dengan tingkat keberhasilan 65% dan rata-rata return sebesar 21,6%.

3. Meta Platforms (META)

Masih dari sektor teknologi besar, Anmuth juga menaruh optimisme terhadap Meta. Ia menaikkan target harga saham Meta dari USD 735 menjadi USD 795, sambil mempertahankan peringkat Buy. Analis AI TipRanks juga memberikan target serupa di USD 798 dengan rating “Outperform”.

Target harga tersebut didasarkan pada 27 kali estimasi EPS GAAP 2026 sebesar USD 29,53. Sayangnya, bagian penjelasan detail dari analis ini terpotong. Namun, secara umum, analis Wall Street terus melihat Meta sebagai perusahaan yang solid dalam monetisasi platform sosial dan eksplorasi teknologi seperti AI dan metaverse.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |