Pemegang Saham BEI Setujui Seluruh Agenda RUPST 2025, Apa Saja?

3 months ago 87

Liputan6.com, Jakarta PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada hari ini, Rabu 25 Juni 2025. Agenda utama rapat meliputi dua poin penting, yakni persetujuan atas Laporan Tahunan yang mencakup Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta pengesahan Laporan Keuangan untuk Tahun Buku 2024. Selain itu, RUPST juga memutuskan penunjukan Akuntan Publik Perseroan untuk Tahun Buku 2025.

Selama tahun 2024, BEI bersama Self-Regulatory Organization (SRO) dan didukung OJK serta seluruh pemangku kepentingan, berhasil meluncurkan berbagai produk dan layanan untuk mendorong pertumbuhan pasar modal. Salah satunya adalah peluncuran indeks acuan investasi dan Single Stock Futures (SSF) pada 12 November 2024.

"Di samping itu, BEI juga memperkuat perlindungan investor, meningkatkan likuiditas perdagangan, serta memperluas sinergi global," kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman dalam konferensi pers, Rabu (25/6/2025).

Secara kinerja pencatatan, BEI menorehkan hasil impresif dengan 41 saham baru, 144 emisi Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS), serta tambahan saham dari konversi HMETD dan Waran. Total dana yang dihimpun dari seluruh efek tersebut mencapai Rp193 triliun, dengan EBUS menjadi kontributor utama sebesar Rp143,6 triliun.

Tiga dari 14 saham baru yang tercatat hingga Mei 2025 berstatus Lighthouse IPO, mencerminkan kualitas dan skala perusahaan yang masuk ke bursa. "Jadi kalau kita bicara lighthouse IPO adalah IPO dengan market cap minimal Rp 3 triliun, free float 15% dan market cap atas free float minimal Rp 700 miliar," jelas Iman.

Di tingkat regional, BEI menjadi bursa dengan jumlah perusahaan tercatat tertinggi ke-2 di ASEAN dan mencatat pertumbuhan ke-2 tertinggi secara global sebesar 1,38%. Ini menunjukkan posisi strategis BEI di kancah internasional serta kekuatannya dalam menarik partisipasi emiten baru, sekaligus memperkuat kedalaman pasar modal domestik.

Ekspansi Investor, Edukasi Massal, dan Digitalisasi Jaringan

 Jumlah investor pasar modal Indonesia meningkat menjadi 14,8 juta SID pada akhir 2024, naik 1,7 juta dari tahun sebelumnya. Dominasi investor ritel dari generasi milenial dan Gen Z tetap terjaga, menunjukkan kepercayaan publik terhadap stabilitas pasar modal di tengah ketidakpastian ekonomi global dan domestik.

"Tentu saja dominasinya adalah investor muda atau generasi miliar dan Gen Z. Peran generasi muda menjadi motor utama pertumbuhan basis investor," kata Iman.

Untuk mendukung perluasan ekosistem ini, BEI telah menggelar lebih dari 34 ribu kegiatan edukasi selama tahun 2024, meningkat 86% dibanding 2023, dan menjangkau 59 juta peserta. Distribusi informasi juga diperluas lewat 967 Galeri Investasi (GI), 29 Kantor Perwakilan (KP), serta platform IDX Mobile yang kini memiliki 242 ribu pengguna aktif. Langkah ini memperkuat keterjangkauan informasi bagi seluruh lapisan masyarakat.

BEI juga fokus membangun kapasitas Anggota Bursa (AB), Partisipan, dan perusahaan tercatat melalui lebih dari 240 kegiatan sepanjang tahun lalu. Upaya ini berbuah pengakuan, dengan perolehan berbagai penghargaan nasional dan internasional, seperti Financial Literacy Award dari OJK dan Platinum Award dari LACP Vision Awards. Hal ini mencerminkan reputasi dan kontribusi BEI dalam pembangunan ekosistem keuangan yang sehat dan berkelanjutan.

Pertumbuhan Keuangan Solid, Perluasan Produk dan Infrastruktur

Dari sisi keuangan, BEI mencatat pendapatan naik 12,9% pada 2024, dengan pertumbuhan beban operasional yang lebih rendah, yaitu 10,7%. Hal ini turut mengangkat laba bersih tahun berjalan menjadi Rp673 miliar, naik 16,3% dibanding 2023. Kinerja positif ini didorong antara lain oleh realisasi rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp12,85 triliun, naik dari Rp10,75 triliun di tahun sebelumnya.

Pendapatan jasa informasi tumbuh 11,4% seiring meningkatnya pelanggan datafeed, sementara arus kas juga tetap sehat meski belanja investasi naik 32,5% menjadi Rp279,57 miliar untuk pembaruan sistem perdagangan dan pengawasan. Total aset BEI tercatat naik 6,5% menjadi Rp11,18 triliun, dengan ekuitas mencapai Rp8,29 triliun. Penurunan kas 24,5% mencerminkan komitmen investasi strategis jangka panjang.

Sejumlah produk dan instrumen juga menunjukkan pertumbuhan signifikan, seperti ETF yang melampaui target dengan pendapatan Rp233 juta hingga Mei 2025, serta structured warrant yang sudah menyumbang Rp232 juta dari target Rp355 juta. Transaksi karbon IDXCarbon naik dari Rp40 juta menjadi Rp55 juta dalam lima bulan. Sementara itu, pasar derivatif berkembang lewat peluncuran Kontrak Berjangka Indeks Asing, yang kini rata-rata ditransaksikan 86 kontrak per hari dengan partisipasi 345 investor.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |