Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak signifikan pada perdagangan 14-18 Juli 2025. Kenaikan IHSG didorong sejumlah faktor antara lain data ekonomi global dan suku bunga acuan atau BI Rate Bank Indonesia (BI).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (19/7/2025), IHSG naik 3,75% ke posisi 7.311,91 pada pekan ini. Kenaikan IHSG ini lebih besar dari pekan lalu yang naik 2,65%. IHSG ditutup ke posisi 7.047,43 pada 7-11 Juli 2025.
Selain itu, kapitalisasi pasar juga bertambah 5,44% menjadi Rp 13.079 triliun dari pekan lalu Rp 12.404 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, kenaikan IHSG 3,75% disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian. Namun, penguatan IHSG pun mampu berada di atas moving average (MA) 60 harian.
Pada pekan ini, Herditya menuturkan, ada sejumlah faktor yang pengaruhi IHSG. Pertama, rilis data makro China yang cenderung menguat dan juga rilis inflasi Amerika Serikat (AS) yang relatif menguat. Kedua, rilis suku bunga acuan BI yang turun menjadi 5,25% dari sebelumnya 5,5%.
"Ketiga, ada kesepakatan dagang Amerika Serikat dengan Indonesia di mana tarif impor menjadi 19% dari sebelumnya 32%, tetapi diikuti dengan syarat,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Selain itu, keempat, menurut Herditya, ada penguatan pada emiten-emiten grup konglomerasi Prajogo Pangestu setelah ada info perubahan MSCI.
“Untuk tarif impor belum ada dampaknya, tetapi demikian, hal tersebut menjadi kabar yang menggembirakan karena tarif Indonesia lebih rendah ketimbang negara Asia lainnya,” kata dia.
Aksi Jual Saham oleh Investor Asing
Pada pekan ini, investor asing melakukan aksi jual saham mencapai Rp 1,63 triliun dari pekan lalu Rp 1,87 triliun.
Mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham teknologi dan infrastruktur masing-masing pimpin penguatan sebesar 19,88% dan 18,35%. Selain itu, sektor saham energi bertambah 5,62%, sektor saham basic materials menanjak 4,26%, sektor saham industri naik 0,54%, dan sektor saham consumer nonsiklikal naik 0,32%.
Kemudian sektor saham perawatan kesehatan bertambah 2,87%, sektor saham properti dan real estate menanjak 0,06%, dan sektor saham transportasi dan logistic melambung 4,4%.
Sementara itu, sektor saham consumer siklikal susut 3,59%, sektor saham keuangan terpangkas 0,68%.
Di sisi lain, peningkatan tertinggi terjadi untuk rata-rata nilai transaksi harian BEI yang mencapai 49,98% menjadi Rp 16,62 triliun dari Rp 11,08 triliun pada pekan lalu.
Selain itu, rata-rata frekuensi transaksi harian selama sepekan naik 47,22% menjadi 1,69 juta kali transaksi dari 1,14 juta kali transaksi pada pekan lalu.
IHSG Terbang 2,6% pada 7-11 Juli 2025, Euforia IPO 8 Emiten Jadi Sentimen
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) alami lonjakan signifikan pada 7-11 Juli 2025. Kenaikan IHSG didorong sejumlah faktor salah satunya penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) delapan emiten.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (12/7/2025), IHSG sepekan ditutup naik 2,65% ke posisi 7.047,43. Pada pekan lalu, IHSG susut 0,47% ke posisi 6.865,19.
Kenaikan IHSG juga diikuti kapitalisasi pasar selama sepekan. Kapitalisasi pasar bertambah 2,77% menjadi Rp 12.404 triliun dari Rp 12.070 triliun pada pekan lalu.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, kenaikan IHSG dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, euforia IPO delapan emiten yang rilis berdekatan pada awal Juli 2025. Kedua, rilis data makro ekonomi Indonesia. Herditya menuturkan, hal ini ditunjukkan dari cadangan devisa dan indeks kepercayaan konsumen (IKK) stabil meski penjualan kendaraan bermotor roda dua dan empat turun. Ketiga, data inflasi China yang cenderung meningkat.
"Keempat perkembangan dari Amerika Serikat, di mana One Big Beautiful Act (OBBBA) sudah disahkan dan juga AS akan mengenakan tarif impor tambahan pada 1 Agustus,” kata Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Namun, selama sepekan, investor asing masih melanjutkan aksi jual. Tercatat asing jual saham Rp 1,87 triliun. Realisasi penjualan oleh investor asing ini lebih rendah dari pekan lalu sebesar Rp 2,77 triliun.
Kenaikan tertinggi terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan sebesar 9,77% menjadi 1,14 juta kali transaksi dari 1,04 juta kali transaksi. Rata-rata nilai transaksi harian BEI juga bertambah 6,65% menjadi Rp 11,08 triliun dari Rp 10,39 triliun pada pekan lalu.
Selain itu, rata-rata volume transaksi harian bursa pekan ini sebesar 3,34% menjadi 20,09 miliar saham dari 19,44 miliar saham.