Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat jika bertahan di support 6.900 pada perdagangan Rabu (2/7/2025).
Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman menuturkan, IHSG hari ini akan tes untuk break support di 6.900. Jika bertahan di level support itu, IHSG masih akan melanjutkan penguatannya.
“Akan tetapi, jika break support, potensi koreksi kembali hingga 6.780-an,” kata Fanny.
Ia mengatakan, IHSG akan bergerak di level support 6.870-6.900 dan level resistance 6.950-7.000.
Sementara itu, Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tasrul Tanar mengatakan momentum masih positif, tetapi IHSG berada di area jenuh beli. Ia mengatakan, IHSG menunjukkan tren bullish jangka pendek dengan kekuatan tren yang cukup kuat.
Tasrul menuturkan, indeks saat ini bergerak dekat level resistance 1 di 6.965,16 dan berpotensi menguji resistance 2 di 7.000,42. Namun, apabila terjadi koreksi, IHSG memiliki penopang teknikal pada level support 1 di 6.877,02 dan level support di 6.830,13.
"Level-level ini penting untuk memantau titik potensi pembalikan harga,” kata Tasrul.
Tasrul menuturkan, momentum masih berpihak ke sisi atas, tetapi reli saat ini mendekati titik jenuh, peluang naik tetap ada, tetapi risiko koreksi teknikal perlu diantisipasi. “Critical level di 6.830,” kata dia.
Untuk rekomendasi saham, Fanny memilih saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET), PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), dan PT Surya Internusa Semesta Tbk (SSIA).
Rekomendasi Saham
Trading Idea hari ini: ENRG, INET, WIFI, BKSL, MBMA, dan SSIA
- ENRG Spec Buy dengan area beli di 328-332, cutloss di bawah 320. Target jual dekat di 338-344.
- INET Spec Buy dengan area beli di 166-168, cutloss di bawah 164. Target jual dekat di 170-176.
- WIFI Buy on Weakness dengan area beli di 1970-1995, cutloss di bawah 1955. Target jual dekat di 2.010-2.060.
- BKSL Buy on Weakness dengan area beli di 125-127, cutloss di bawah 124. Target jual dekat di 130-132.
- MBMA Spec Buy dengan area beli di 432-438, cutloss di bawah 430. Target jual dekat di 444-450.
- SSIA Spec Buy dengan area beli di 1.650-1.670, cutloss di bawah 1.630. Target jual dekat di 1.700-1.725.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Penutupan IHSG pada 1 Juli 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Selasa (1/7/2025) di zona merah, melemah 12,32 poin atau 0,18% ke level 6.915,36. Pelemahan ini dipimpin oleh sektor transportasi dan logistik, meskipun sentimen global menunjukkan perbaikan.
Indeks saham LQ45 yang memuat 45 saham unggulan juga turun 0,27% atau 2,07 poin ke posisi 770,58.
Menurut Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, bursa regional Asia sebenarnya bergerak positif mengikuti jejak Wall Street. Sentimen pasar membaik berkat meredanya ketegangan perang dagang dan meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga jangka pendek oleh The Fed.
Data Domestik: Manufaktur Kontraksi, Neraca Dagang Surplus
Dari dalam negeri, data yang dirilis S&P Global menunjukkan indeks manufaktur Indonesia pada Juni 2025 terkontraksi ke 46,9, turun dari 47,4 pada Mei. Kontraksi ini disebabkan oleh lesunya permintaan domestik, meskipun kinerja ekspor relatif stabil.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca dagang Juni sebesar USD 4,3 miliar, jauh lebih besar dari bulan sebelumnya yang hanya USD 160 juta.
BPS juga melaporkan inflasi Juni sebesar 0,19% (mtm) dan 1,87% (yoy)—masih berada dalam target Bank Indonesia di kisaran 1,5%–3,5%. Data ini memberi ruang bagi BI untuk memangkas suku bunga, yang bisa mendorong daya beli dan investasi
Tensi Dagang AS dan Jepang Masih Membayangi
Di level global, pelaku pasar masih menantikan keputusan Amerika Serikat terkait kebijakan tarif impor yang akan jatuh tempo pada 9 Juli 2025. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa beberapa negara tengah bernegosiasi secara konstruktif. Namun, ia memperingatkan tarif bisa kembali dinaikkan jika tidak ada kemajuan.
Presiden AS Donald Trump juga mengancam tarif tambahan untuk Jepang, termasuk mempertahankan bea masuk 25% pada mobil Jepang dan menyuarakan ketidakseimbangan perdagangan terkait impor beras AS. Investor global mencermati apakah kesepakatan dagang bisa tercapai sebelum tenggat waktu.