Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat terbatas pada perdagangan Senin (28/7/2025). IHSG hari ini akan menguji area 7.580-7.614.
IHSG naik tipis 0,17% ke posisi 7.543, tetapi disertai dengan munculnya tekanan jual pada perdagangan Jumat, 25 Juli 2025.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, posisi IHSG sedang berada pada akhir wave (iii) dari wave © sehingga apabila menguat, akan diperkirakan relatif terbatas menguji areat 7.580-7.614.
“Namun, waspadai akan ada potensi koreksi ke rentang area 7.318-7.432, pada label hitam sebagai area koreksi terdekatnya,” kata Herditya.
Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.408,7.304 dan level resistance 7.595,7.675 pada Senin pekan ini.
Untuk sepekan ini, Herditya mengatakan, pihaknya perkirakan IHSG berpeluang menguat dengan level support 7.382 dan level resistance 7.633.
“Kami perkirakan pergerakan IHSG akan dipengaruhi pertama Investor masih akan mencermati akan kerangka kesepakatan tarif dagang AS-Indonesia dan juga perkembangan AS dengan Eropa,” kata dia.
Faktor kedua, ia menuturkan, investor juga akan mencermati akan FOMC Meeting yg akan diadakan pada akhir Juli ini, dimana diperkirakan secara konsensus akan tetap berada di 4,5%. Faktor ketiga, Herditya memprediksi masih adanya peluang arus dana asing masuk ke IHSG.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG akan menguat terbatas dengan level support dan level resistance di 7.400-7.600.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Elnusa Tbk (ELSA), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).
Sedangkan Herditya memilih saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Sentul City Tbk (BKSL), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Astra International Tbk (ASII) - Buy on Weakness
Saham ASII terkoreksi 0,99% ke 5.000 disertai dengan munculnya tekanan jual. "Kami perkirakan posisi ASII saat ini berada pada bagian dari wave iv dari wave (v)," ujar dia.
Buy on Weakness: 4.880-4.930
Target Price: 5.100, 5.150
Stoploss: below 4.840
2.PT Blue Bird Tbk (BIRD) - Spec Buy
Saham BIRD terkoreksi 0,26% ke 1.910 dan disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi BIRD saat ini berada pada bagian dari wave [i] dari wave 5 pada label hitam, atau wave 5 dari wave (1) pada label merah," kata Herditya.
Spec Buy: 1.890-1.910
Target Price: 1.975, 2.000
Stoploss: below 1.875
3.PT Sentul City Tbk (BKSL) - Buy on Weakness
Saham BKSL menguat 0,83% ke 122 disertai dengan munculnya volume pembelian, tetapi penguatannya masih tertahan oleh MA20. "Kami perkirakan, posisi BKSL sedang berada pada bagian awal dari wave 5 dari wave (C) pada label hitam," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 116-121
Target Price: 134, 149
Stoploss: below 109
4.PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) - Sell on Strength
Saham BBTN terkoreksi 1,65% ke 1.195 dan disertai dengan munculnya tekanan jual. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi BBTN saat ini berada pada bagian awal dari wave [c] dari wave 2. Hal tersebut berarti BBTN masih rawan melanjutkan koreksinya dengan target koreksi yang dapat kami perkirakan berada pada rentang 970-1.040.
Sell on Strength: 1.200-1.225
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Paket Stimulus
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyoroti paket stimulus ekonomi tambahan pada semester II 2025 sebagai respons terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menuturkan, sejumlah stimulus telah dirancang bersama kementerian dan lembaga terkait untuk mendorong konsumsi dan aktivitas ekonomi.
Salah satu contohnya adalah program diskon menyambut momen Natal dan Tahun Baru yang mencakup diskon tiket pesawat, tarif tol, dan tiket kereta api. “Diharapkan program ini bisa diumumkan lebih awal agar memberikan dampak maksimal,” demikian seperti dikutip.
Selain itu, pemerintah juga memutuskan untuk memperpanjang insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) bagi sektor properti.”Insentif yang awalnya direncanakan hanya 50% untuk semester II, kini tetap dilanjutkan sebesar 100% hingga akhir 2025,”.
Adapyn detil teknis pelaksanaan akan dibahas lebih lanjut dengan kementerian/lembaga terkait, termasuk kesiapan program Makan Bergizi Gratis yang ditargetkan berjalan optimal pada Agustus 2025. “Kami menilai insentif ini akan berdampak besar bagi sektor terkait seperti transportas, infrastruktur, consumer, ritel dan properti,”