IHSG Diprediksi Melesat, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 18 Juli 2025

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Jumat (18/7/2025). IHSG hari ini akan menguji posisi 7.304-7.355.

IHSG naik 1,32% ke posisi 7.287 dan masih didominasi oleh volume pembelian pada perdagangan Kamis, 16 Juli 2025.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, posisi IHSG pun mampu break dari area resistance 7.240 dan kini diperkirakan IHSG sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [c]. “Hal tersebut berarti, IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji rentang area 7.304-7.355, namun tetap cermati label merah di mana penguatan IHSG relatif terbatas dan rawan terkoreksi,” kata Herditya.

Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.166,7.089 dan level resistance 7.304,7.382 pada perdagangan Jumat pekan ini.

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas. IHSG akan bergerak di level support dan resistance di 7.220-7.470.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), dan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA).

Sedangkan Herditya memilih saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rekomendasi Teknikal

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) - Spec Buy

Saham GOTO menguat 1,69% ke 60 dan masih didominasi oleh volume pembelian, pergerakannya pun masih berada di atas MA20. "Kami perkirakan, posisi GOTO sedang berada di awal wave (i) dari wave [i] dari wave C," ujar Herditya.

Spec Buy: 57-60

Target Price: 62, 67

Stoploss: below 56

2.PT Hartadinata Abadi bk (HRTA) - Buy if Break

Saham HRTA menguat 6,84% ke 625 dan disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian, namun penguatannya masih tertahan MA60. "Kami perkirakan, posisi HRTA saat ini sedang berada pada bagian dari wave c dari wave (y) dari wave [b]," kata dia.

Buy if Break: 625

Target Price: 655, 680

Stoploss: below 575

3.PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) - Buy on Weakness

Saham JPFA menguat 4,32% ke 1.690 dan disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian, penguatannya pun mampu menembus MA60. Herditya menuturkan, pihaknya memperkirakan, posisi JPFA saat ini  berada di akhir wave [iii] dari wave 1.

Buy on Weakness: 1.565-1.640

Target Price: 1.735, 1.780

Stoploss: below 1.515

4.PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) - Buy on Weakness

Saham TLKM menguat 4,53% ke 2.770 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi TLKM sedang berada pada bagian dari wave c dari wave (b) pada label hitam," kata dia.

Buy on Weakness: 2.690-2.740

Target Price: 2.810, 2.870

Stoploss: below 2.640

Pergerakan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyoroti pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar rupiah kembali melemah pada Kamis, 17 Juli 2025 ditutup turun 0,32% ke posisi 16.331 per dolar AS dan telah melemah 0,73% selama sepekan, terburuk keempat di Asia.

Bank Indonesia (BI) meski sudah melakukan intervensi di pasar spot valas, obligasi domestik dan NDF offshore, tekanan global masih dominan.

“Pelemahan rupiah terjadi seiring pelemahan mata uang Asia lainnya, dipimpin oleh peso dengan rupiah sebagai terlemah kedua,” demikian seperti dikutip.

Selain itu, dolar Amerika Serikat masih menguat didorong oleh kekhawatiran pasar terkait isu penggantian Gubernur the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell oleh Presiden Trump yang menimbulkan kekhawatiran atas independensi the Fed.

Hal ini turut mendorong naiknya yield US Treasury, mempersempit selisih dengan surat utang Indonesia dan memicu tekanan jual di pasar obligasi domestik.

Yield Surat Utang Negara (SUN) berbagai tenor naik, terutama tenor 8 tahun yang naik 3,7 basis poin (bps).

Di sisi lain, IHSG justru menguat menyusul penurunan suku bunga acuan BI Rate.

“Dengan semakin menipisnya jarak antara tingkat suku bunga the Fed dan Bank Indonesia, kami sendiri sudah memproyeksikan hal tersebut, di mana capital outflow juga berpotensi besar untuk terjadi karena daya tarik yang terus berkurang bagi investor asing untuk dapat masuk,” demikian seperti dikutip.

Hal tersebut dinilai merupakan hal yang harus diterima seiring tingkat suku bunga diturunkan, sementara the Fed belum menurunkan suku bunga.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |