Harga Saham Tesla Anjlok Gara-Gara Donald Trump

20 hours ago 9

Liputan6.com, Jakarta Harga saham Tesla Inc. (TSLA) terperosok hampir 5 persen pada penutupan perdagangan Selasa setelah Presiden Donald Trump kembali berseteru dengan CEO Elon Musk dan mengancam menghapus seluruh insentif pemerintah yang menopang kerajaan bisnis Musk, termasuk Tesla dan SpaceX.

Melansir Yahoo Finance, Rabu (2/7/2025), langkah Donald Trump itu muncul hanya beberapa jam setelah Musk di platform X mengecam RUU pajak dan belanja “besar dan indah” yang sedang dibahas Senat. Musk menilai rancangan beleid tersebut sangat gila dan merusak.

Trump pun mengeluarkan ancaman melalui media sosial miliknya, Truth Social. Dalam unggahan Selasa pagi, Trump menulis, Elon mungkin mendapatkan lebih banyak subsidi daripada manusia mana pun dalam sejarah, sejauh ini, dan tanpa subsidi, Elon mungkin harus menutup toko dan kembali ke Afrika Selatan.

"Tidak ada lagi peluncuran Roket, Satelit, atau Produksi Mobil Listrik, dan Negara kita akan menghemat BANYAK HARTA. Mungkin kita harus meminta DOGE untuk mencermati ini dengan saksama? UANG BESAR YANG HARUS DISELAMATKAN!!!,” ujar Trump. 

Pernyataan tersebut memperuncing ketegangan setelah akhir pekan lalu Elon Musk menuding RUU Trump bakal menghapus kredit pajak kendaraan listrik yang dinikmati pembeli Tesla lebih cepat dari perkiraan. Jika pasal itu lolos, analis memperkirakan margin Tesla dapat terpangkas sekitar USD 1,2 miliar per tahun.

Dampak Finansial bagi Tesla dan SpaceX

Selain kredit pajak kendaraan listrik, ancaman Trump menyorot kontrak federal yang digenggam SpaceX. Perusahaan roket itu dilaporkan telah memenangkan lebih dari USD 22 miliar proyek pemerintah AS, sehingga potensi pemotongan subsidi dan kontrak menambah kecemasan investor.

Kekhawatiran itu tercermin sejak awal pekan: sesi Senin saham Tesla sudah melemah 1,9 persen ketika Senat memulai sesi vote‑a‑rama untuk mengutak‑atik RUU. Setelah komentar Trump pada Selasa pagi, tekanan jual kian dalam hingga menutup perdagangan dengan pelemahan hampir 5 persen.

Di tengah perdagangan yang bergejolak, Musk mengunggah gambar Pinocchio berlabel “pembohong” dan menulis:

"Siapa pun yang berkampanye dengan janji mengurangi pengeluaran, tetapi terus memberikan suara untuk peningkatan pagu utang terbesar dalam sejarah akan melihat wajah mereka di poster ini pada pemilihan pendahuluan tahun depan,” ujar Musk.

Musk bahkan kembali melempar ide membentuk partai politik baru bila RUU tersebut disahkan tanpa perubahan signifikan. 

Pasar Suram, Bos Tesla Elon Musk Pecat Kepala Bagian Penjualan

Tesla tengah mengalami masa-masa tersulit dalam sejarahnya, saat memecat seorang eksekutif kunci di tengah anjloknya penjualan di pasar-pasar penting dunia.

Bahkan, sang CEO, Elon Musk juga telah melakukan pemecatan kepada Omead Afshar, Wakil Presiden yang mengawasi Operasi di Amerika Utara dan Eropa. Langkah ini, menunjukan meningaktnya tekanan dalam perusahaan kendaraan listrik raksasa asal Amerika Serikat ini.

Disitat dari TechCrunch, baik Elon Musk, Tesla, dan Afshar hingga saat ini belum merespons permintaan tanggapan mengenai masalah pemecatan tersebut.

Kepergian Afshar sendiri, bertepatan dengan angka penjualan yang suram. Di Eropa, penjualan Tesla telah mengalami penurunan terus-menerus selama lima bulan terakhir. Data dari Mei 2025 menunjukkan, Tesla mengalami penurunan 41% dari tahun ke tahun dalam pendaftaran mobil baru di Uni Eropa.

Situasinya tidak jauh lebih baik di Amerika Utara, dengan analis memperkirakan penurunan besar dalam pengiriman pada kuartal kedua 2025, berpotensi setinggi 18 persen dari tahun ke tahun.

Secara keseluruhan, pengiriman global untuk kuartal tersebut diperkirakan turun setidaknya 10 persen, dan semuanya terjadi pada saat yang sama ketika saham perusahaan mengalami penurunan 19 persen tahun ini.

Sebelumnya dilaporkan, total penjualan kendaraan listrik di Eropa naik 15,4 persen pada Mei, atau naik dari 12,5 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Hal ini menunjukkan, penurunan Tesla bukan karena lesunya pasar kendaraan listrik, melainkan faktor internal dan eksternal yang spesifik.

Dihantam Merek China

Salah satu alasan utama adalah keberhasilan merek pesaing, terutama para pembuat mobil asal Tiongkok seperti BYD dan SAIC. Produsen Negeri Tirai Bambu ini mencatat pertumbuhan tajam, dan berhasil merebut pangsa pasar di Benua Biru secara signifikan.

Tidak hanya itu, Skoda pun unggul di lini kendaraan listrik dengan penjualan 14.920 unit pada Mei 2025, melampaui Tesla dengan hanya 14.055 unit.

Tesla juga sedang mengalami apa yang disebut 'brand crisis'. Aset CEO Elon Musk dalam ranah politik, seperti dukungan terhadap partai sayap kanan dan keterlibatan di Department of Government Efficiency Amerika Serikat, memicu demonstrasi serta penurunan reputasi di Eropa.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |