Gaet Standard Chartered, Allianz Distribusikan Reksa Dana Saham di Indonesia

2 months ago 42

Liputan6.com, Jakarta PT Allianz Global Investors Asset Management Indonesia (AllianzGI Indonesia) mengumumkan kemitraan strategis dengan Standard Chartered Indonesia. Lewat kolaborasi ini, kedua pihak menawarkan beragam solusi investasi kepada investor Indonesia, yang memadukan keahlian investasi kelas dunia dengan pemahaman mendalam tentang dinamika pasar domestik.

Dalam peresmian kerja sama ini, AllianzGI Indonesia menghadirkan produk reksa dana saham yaitu Reksa Dana Allianz Alpha Sector Rotation Kelas A, khusus bagi para klien Standard Chartered Indonesia.

CFA, Head of Indonesia Allianz Global Investors, Aliyahdin (Adi) Saugi, mengungkapkan, kolaborasi ini merupakan langkah penting bagi Allianz Global Investors dalam upaya untuk memperkuat kehadiran dan memperluas akses investor di Indonesia.

"Mengingat rekam jejak Standard Chartered yang solid, reputasi yang sangat terpercaya, dan hubungan dengan klien mendalam, menjadikan Standard Chartered sebagai mitra yang ideal. Kami percaya bahwa kemitraan ini akan mempermudah investor Indonesia dalam mengakses berbagai solusi investasi terdiversifikasi yang kami tawarkan," kata dia dikutip Kamis (24/7/2025).

Aspirasi Finansial

Sedangkan Head of Affluent Segment, Distribution & Wealth Solution, Standard Chartered Indonesia Tandy Cahyadi menyatakan, kemitraan ini sejalan dengan komitmen pihaknya untuk membantu para nasabah mencapai aspirasi finansial mereka melalui akses ke produk-produk investasi berkualitas tinggi, yang didukung oleh wawasan mendalam tentang pasar lokal maupun tren global.

"Kami berharap langkah ini dapat membantu nasabah kami mengambil keputusan investasi dengan lebih percaya diri dan mengoptimalkan potensi pertumbuhan aset mereka ke depan," tutur dia.

Reksa dana Allianz Alpha Sector Rotation Kelas A dikelola secara aktif untuk menghasilkan imbal hasil yang optimal dengan strategi portofolio yang fleksibel dan adaptif. Reksa dana saham ini mampu menangkap peluang pasar secara dinamis, seiring dengan perubahan kebijakan dan reformasi ekonomi di Indonesia, serta perkembangan kondisi ekonomi global.

BEI Sebut Buyback Stabilkan Harga Saham Emiten

Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai pembelian kembali atau buyback saham berkontribusi untuk menstabilkan harga saham sejumlah emiten.

Namun, hal itu tidak selalu langsung membalikkan tren penurunan yang disebabkan oleh faktor eksternal global. Di sisi lain, menurut Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy, langkah ini tetap memperkuat persepsi pasar terhadap komitmen emiten dalam menjaga nilai perusahaan dan memperhatikan kepentingan pemegang saham.

"Buyback adalah salah satu mekanisme yang sah dan strategis bagi emiten untuk menstabilkan harga sahamnya, khususnya saat pasar mengalami tekanan yang tidak sepenuhnya mencerminkan fundamental perusahaan,” ujar Irvan, ditulis Selasa (22/7/2025).

Namun, ia menilai, efektivitas buyback dalam membalikkan harga saham sangat bergantung pada beberapa faktor, seperti skala buyback, kondisi fundamental emiten, serta sentimen pasar secara keseluruhan.

“Dalam beberapa kasus, program buyback mampu memperkuat persepsi investor bahwa manajemen memiliki keyakinan terhadap prospek jangka panjang perusahaan, sehingga membantu menahan penurunan lebih dalam atau bahkan memulihkan harga,” tutur dia.

Kebijakan Buyback S/aham

Mengutip Antara, pada 19 Maret 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan kebijakan buyback saham tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang dikeluarkan oleh perusahaan terbuka di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan.

Kebijakan ini diterbitkan dengan pertimbangan perdagangan saham di BEI sejak 19 September 2024 mengalami tekanan, yang terindikasi dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per 18 Maret 2025 sebesar 1.682 poin atau minus 21,28 persen dari highest to date.

Sampai Juni 2025, OJK mencatat sebanyak 35 emiten telah melaksanakan buyback saham tanpa RUPS dengan nilai realisasi sebesar Rp3,38 triliun, atau setara dengan 14,98 persen dari alokasi sebesar Rp22,54 triliun.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |